Tampilkan postingan dengan label Kurikulum. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Kurikulum. Tampilkan semua postingan

Jadwal Pelatihan PTK/Guru Pelaksana Kurikulum 2013

Pelatihan guru dilakukan secara bertingkat mulai dari melatih instruktur nasional, guru inti, dan guru sasaran. Pelatihan untuk guru sasaran, akan dilakukan saat liburan sekolah supaya tidak mengganggu aktivitas sekolah. “Untuk instruktur nasional dilakukan 24 Juni," katanya.
Adapun PTK sasaran yang dilatih total sebanyak 74.289 orang meliputi instruktur nasional sebanyak 572, guru inti 4.740, pengawas inti 565, dan guru sasaran 55.762. Kemudian untuk pengawas sasaran 6.325 dan kepala sekolah sasaran 6.325.
Informasi mengenai perkembangan kurikulum bisa dilihat di Sistem Elektronik Pemantauan Implementasi Kurikulum (SEPIK) 2013, melalui situs : http://kurikulum.kemdikbud.go.id/masuk

Jadwal Pelatihan PTK/Guru Kurikulum 2013

No LPMP Tanggal
1 LPMP Sumatera Selatan 08 Juli 2013 s/d 12 Juli 2013
2 LPMP Lampung 08 Juli 2013 s/d 12 Juli 2013
3 LPMP Sulawesi Utara 08 Juli 2013 s/d 12 Juli 2013
4 LPMP Sulawesi Tengah 08 Juli 2013 s/d 12 Juli 2013
5 LPMP Sulawesi Selatan 08 Juli 2013 s/d 12 Juli 2013
6 LPMP Sulawesi Tenggara 08 Juli 2013 s/d 12 Juli 2013
7 LPMP Maluku 08 Juli 2013 s/d 12 Juli 2013
8 LPMP Bali 08 Juli 2013 s/d 12 Juli 2013
9 LPMP Nusa Tenggara Barat 08 Juli 2013 s/d 12 Juli 2013
10 LPMP Kalimantan Barat 08 Juli 2013 s/d 12 Juli 2013
11 LPMP Kalimantan Tengah 08 Juli 2013 s/d 12 Juli 2013
12 LPMP Kalimantan Selatan 08 Juli 2013 s/d 12 Juli 2013
13 LPMP Kalimantan Timur 08 Juli 2013 s/d 12 Juli 2013
14 LPMP Nusa Tenggara Timur 08 Juli 2013 s/d 12 Juli 2013
15 LPMP Papua 08 Juli 2013 s/d 12 Juli 2013
16 LPMP Bengkulu 08 Juli 2013 s/d 12 Juli 2013
17 LPMP Banten 08 Juli 2013 s/d 12 Juli 2013
18 LPMP DKI Jakarta 08 Juli 2013 s/d 12 Juli 2013
19 LPMP Jawa Barat 08 Juli 2013 s/d 12 Juli 2013
20 LPMP Jawa Tengah 08 Juli 2013 s/d 12 Juli 2013
21 LPMP DI. Yogyakarta 08 Juli 2013 s/d 12 Juli 2013
22 LPMP Jawa Timur 08 Juli 2013 s/d 12 Juli 2013
23 LPMP Aceh 08 Juli 2013 s/d 12 Juli 2013
24 LPMP Sumatera Utara 08 Juli 2013 s/d 12 Juli 2013
25 LPMP Sumatera Barat 08 Juli 2013 s/d 12 Juli 2013
26 LPMP Riau 08 Juli 2013 s/d 12 Juli 2013
27 LPMP Jambi 08 Juli 2013 s/d 12 Juli 2013
28 LPMP Maluku Utara 08 Juli 2013 s/d 12 Juli 2013
29 LPMP Bangka Belitung 08 Juli 2013 s/d 12 Juli 2013
30 LPMP Gorontalo 08 Juli 2013 s/d 12 Juli 2013
31 LPMP Papua Barat 08 Juli 2013 s/d 12 Juli 2013

Pelaksanaan Kurikulum 2013 Dipantau Secara Online

Pemerintah mulai menerapkan implementasi Kurikulum 2013 mulai Tahun Pelajaran 2013/2014 pada 15 Juli mendatang. Masyarakat yang ingin memantau implementasi pelaksanaan kurikulum dapat mengaksesnya secara online melalui laman http://kurikulum.kemdikbud.go.id/
“Informasi mengenai perkembangan kurikulum bisa dilihat di Sistem Elektronik Pemantauan Implementasi Kurikulum (SEPIK) 2013,” kata Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Bidang Pendidikan Musliar Kasim di Kemdikbud.
Musliar menyampaikan, untuk pengadan tender buku Kurikulum 2013 telah selesai dilaksanakan dan pemenangnya sudah diumumkan. “Insya Allah kalau DIPA sudah disetujui atau keluar dari Kemkeu akan segera dilakukan kontrak dengan pemenang tender,” katanya.
Musliar menyebutkan, sasaran implementasi Kurikulum 2013 sebanyak 6.325 sekolah untuk jenjang SD, SMP, SMA, dan SMK di 295 kabupaten/kota di 33 provinsi. Dia menyebutkan, anggaran implementasi Kurikulum 2013 sebanyak Rp 829 miliar. Adapun kriteria sekolah sasaran, kata dia, adalah kesiapan sekolah, yang ditandai dengan akreditasinya dan sekolah eks RSBI (Rintisan Sekolah Berstandar Internasional). “Diutamakan sekolah akreditasi A, tetapi untuk menjangkau dan proporsional diambil akreditasi B,” katanya.

Pelaksanaan Kurikulum 2013 Dipantau Secara Online

Menurut Musliar, pelatihan guru dilakukan secara bertingkat mulai dari melatih instruktur nasional, guru inti, dan guru sasaran. Pelatihan untuk guru sasaran, kata dia, akan dilakukan saat liburan sekolah supaya tidak mengganggu aktivitas sekolah. “Untuk instruktur nasional dilakukan 24 Juni," katanya.
Adapun PTK sasaran yang dilatih total sebanyak 74.289 orang meliputi instruktur nasional sebanyak 572, guru inti 4.740, pengawas inti 565, dan guru sasaran 55.762. Kemudian untuk pengawas sasaran 6.325 dan kepala sekolah sasaran 6.325.
Ketua Unit Implementasi Kurikulum Pusat Tjipto Sumadi menyampaikan, SEPIK diluncurkan untuk melakukan pemantauan terhadap implementasi kurikulum yang meliputi distribusi buku, pelaksanaan pelatihan dari instruktur nasional, kepala sekolah, pengawas sekolah, guru inti hingga guru sasaran. “SEPIK menyediakan fitur-fitur yang diperlukan bagi pendidik dan tenaga kependidikan (PTK) untuk mengakses lebih jauh pelaksanaan pelatihan,” katanya.
Kepala Pusat Kurikulum dan Perbukuan Badan Penelitian dan Pengembangan Kemdikbud Ramon Mohandas menyampaikan, implementasi Kurikulum 2013 dilaksanakan terbatas dan bukan piloting. Dia menyebutkan, pada jenjang SD diterapkan di sebanyak 2.598 sekolah untuk kelas 1 dan 4, sedangkan pada jenjang SMP 1.436 sekolah untuk kelas 7. Sementara pada jenjang SMA di 1.270 sekolah dan SMK di 1.021 sekolah untuk kelas 10.
Pada tahun depan, selain diterapkan pada kelas 1,4,7, dan 10 juga ditambah kelas 2,5,8, dan 11. “Tahun ketiga terimplementasi di semua jenjang,” katanya.

Buku Teks Kurikulum 2013 SD Hanya Sekali Pakai

Seperti yang dipaparkan dalam tulisan ini bahwa buku teks pelajaran jenjang sekolah dasar (SD) Kurikulum 2013 akan berlaku untuk sekali pakai. Pada tahun berikutnya, pemerintah akan mencetak buku baru. Pencetakan buku ini akan dilakukan setiap tahun.
“Buku akan dicetak tiap tahun karena buku untuk SD tidak bisa digunakan untuk (peserta didik) berikutnya karena dicoret-coret,” kata Kepala Pusat Kurikulum dan Perbukuan Badan Penelitian dan Pengembangan Kemdikbud Ramon Mohandas di Kemdikbud.

Buku Teks Kurikulum 2013

Ramon mengatakan, evaluasi peserta didik dilakukan dengan menilai portofolio. Pengukuran, kata dia, dilakukan secara otentik atas apa yang mereka lakukan dan dinilai secara kualitatif. “Semua aktivitas mereka dikumpulkan oleh guru dan bisa dilihat prosesnya dengan tugas yang diberikan,” katanya.
Ramon menyampaikan, pemerintah akan mencetak buku dan dibagikan kepada sebanyak jumlah peserta didik dan diberikan secara gratis. “Orang tua tidak akan dibebani. Dicetak gratis,” katanya.
Ramon mengatakan, untuk jenjang SD  kelas 1 disiapkan sebanyak 10 buku untuk dua semester. Dia menyebutkan, untuk kelas 1 ada sebanyak delapan buku tema ditambah dengan buku agama. Namun, kata dia, buku yang dicetak saat ini baru untuk semester 1 sebanyak 5 buku masing-masing terdiri atas satu buku agama dan empat buku tema.
“Seharusnya untuk satu tahun kelas 1 ada 8 tema dan kelas 4 ada 9 tema.  Tapi sekarang yang dikembangkan baru 4 buku pertama saja. Buku semestar kedua dikembangkan setelah ini selesai semua dan akan digunakan Januari tahun depan,” kata Ramon.
Adapun buku untuk jenjang SMP meliputi agama, PKN, bahasa Indonesia, matematika, IPA, IPS, seni budaya, prakarya, bahasa Inggris, serta pendidikan jasmani, olah raga, dan kesehatan. Sementara untuk jenjang SMA ada sembilan mata pelajaran yang wajib, tetapi yang dicetak baru tiga mata pelajaran yaitu sejarah, bahasa Indonesia, dan matematika.

Daftar Daerah dan Sekolah Pelaksana Kurikulum 2013

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Mohammad Nuh, menyampaikan data terbaru jumlah sekolah pelaksana kurikulum 2013, di Kantor Kemdikbud, Senin (6/05). Dari data tersebut diketahui, terdapat pengurangan baik dari jumlah sekolah, guru, maupun siswa. "Kita kurangi besar kendaraan yang akan ditumpangi, ilustrasinya seperti itu. Untuk itu, harus kita matangkan dan mantapkan betul. Jangan sampai kita tidak realistis dalam arti tidak mempertimbangkan faktor-faktor eksternal.
Menteri Nuh mengatakan, penetapan jumlah sekolah pelaksana tersebut tidak serta merta hanya pertimbangan akademik. Ada pertimbangan-pertimbangan eksternal yang diikutkan, yaitu variabel kesiapan. Salah satu kriteria sekolah yang diprioritaskan untuk menjalankan kurikulum ini adalah sekolah eks-RSBI dan sekolah dengan akreditasi A. "Sekolah itu variabelnya lebar, dan orang ingin mendapatkan rasio keberhasilan yang tinggi. Oleh karena itu, kita rumuskan variabel kesiapan," katanya.
Untuk sekolah dasar, kurikulum 2013 akan dijalankan di 2.598 sekolah, oleh 15.629 guru, dan 341.630 siswa. Untuk SMP, dijalankan di 1.521 sekolah, 27.403 guru, dan 342.712 siswa. Untuk SMA, dijalankan di 1.270 sekolah, 5.979 guru, dan 335.940 siswa. Dan untuk SMK, dijalankan di 1.021 sekolah, 7.102 guru, dan 514.783 siswa. Total keseluruhan pelaksana kurikulum 2013 adalah 6.410 sekolah, 56.113 guru, dan 1.535.065 siswa.
Dalam kesempatan tersebut, Menteri Nuh juga menyampaikan jumlah sekolah pelaksana di beberapa daerah. Daerah-daerah tersebut adalah, DI Aceh 132 sekolah, Bali 203 sekolah, Jawa Tengah 881 sekolah, Jawa Barat 887, Jawa Timur 1053, Sumatera Utara 263, Banten 225 sekolah, DIY 146 sekolah, dan Jakarta 250 sekolah.

Dibawah ini Blog Pendidikan menyampaikan Daftar Daerah Pelaksana Kurikulum 2013
Untuk memantau jalannya pelaksanaan Kurikulum 2013 pemerintah dalam hal ini Kemdikbud telah meluncurkan website yang bertujuan untuk memberikan informasi tentang Kurikulum 2013. Website Kurikulum 2013 dapat anda kunjungi di http://kurikulum.kemdikbud.go.id

Daftar Daerah Pelaksana Kurikulum 2013

Daftar Daerah dan Sekolah Pelaksana Kurikulum 2013 :


No Provinsi SD SMP SMA SMK Jumlah
1 DKI JAKARTA
72


31


90


55

248
2 JAWA BARAT
257


133


228


252

870
3 JAWA TENGAH
347


206


148


177

878
4 DI. YOGYAKARTA
64


29


29


23

145
5 JAWA TIMUR
469


222


212


150

1.053
6 A C E H
41


47


30


11

129
7 SUMATERA UTARA
106


50


72


33

261
8 SUMATERA BARAT
163


66


34


14

277
9 R I A U
37


34


28


13

112
10 J A M B I
36


29


22


5

92
11 SUMATERA SELATAN
64


33


41


13

151
12 LAMPUNG
82


55


41


19

197
13 KALIMANTAN BARAT
37


25


19


7

88
14 KALIMANTAN TENGAH
24


14


6


2

46
15 KALIMANTAN SELATAN
47


30


16


18

111
16 KALIMANTAN TIMUR
50


33


23


27

133
17 SULAWESI UTARA
62


35


15


10

122
18 SULAWESI TENGAH
25


13


7


2

47
19 SULAWESI SELATAN
132


64


30


28

254
20 SULAWESI TENGGARA
27


16


7


2

52
21 MALUKU
18


11


5


1

35
22 B A L I
74


46


29


47

196
23 NUSA TENGGARA BARAT
43


24


19


12

98
24 NUSA TENGGARA TIMUR
26


15


7


2

50
25 PAPUA
36


16


11


6

69
26 BENGKULU
33


30


16


6

85
27 MALUKU UTARA
9


7


4


2

22
28 BANTEN
82


38


46


53

219
29 BANGKA BELITUNG
36


22


13


9

80
30 GORONTALO
35


25


8


6

74
31 KEPULAUAN RIAU
24


13


6


10

53
32 PAPUA BARAT
16


8


4


4

32
33 SULAWESI BARAT
24


16


4


2

46
Jumlah 2.598 1.436 1.270 1.021 6.325

Daftar Daerah dan Sekolah Pelaksana Kurikulum 2013 dapat anda akses melalui link dibawah ini:

Download Silabus Tematik SD Kurikulum 2013



Mulai tahun pelajaran 2013/2014 Kurikulum 2013 akan diterapkan di sekolah yang mendapat prioritas dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud). Untuk silabus Kurikulum 2013 dibuat Kemendikbud. Secara bertahap Kurikulum pengganti KTSP ini diimplementasikan. Tahap awal untuk jenjang Sekolah Dasar (SD) diterapkan pada kelas 1 dan kelas 4.

Kurikulum 2013 untuk SD menggunakan metode

Setiap Tahun Buku Pelajaran SD akan Ganti Baru



Buku teks pelajaran yang akan dipakai untuk jenjang Sekolah Dasar (SD) di Kurikulum 2013 akan berlaku sekali pakai. Untuk tahun berikutnya, pemerintah akan mencetak buku baru. Setiap tahun akan dicetak buku pelajaran baru untuk SD.

Kepala Pusat Kurikulum dan Perbukuan Badan Penelitian dan Pengembangan Kemendikbud Ramon Mohandas di Jakarta menjelaskan bergantinya buku pelajaran SD tiap tahun

Semua Sekolah Boleh Terapkan Kurikulum 2013



Selain 6.325 sekolah terpilih yang menjadi sasaran penerapan Kurikulum 2013 mulai pertengahan Juli mendatang, sekolah lain yang tidak terpilih juga bisa menerapkan Kurikulum 2013. Tetapi sekolah tersebut harus menyediakan buku pelajaran sendiri.

Seandainya nanti ada sekolah yang belum ditunjuk oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) untuk melaksanakan Kurikulum 2013 tahun ini

Contoh Silabus dan RPP Kurikulum 2013 Untuk SD

Menjelang tahun pelajaran 2013/2014 pada bulan Juli, kurikulum 2013 siap diterapkan di sekolah-sekolah yang mendapat prioritas untuk penerapan kurikulum 2013 dan serentak diseluruh sekolah di Indonesia. Struktur kurikulum dalam hal perumusan desain kurikulum, menjadi amat penting. Karena begitu struktur yang disiapkan tidak mengarah sekaligus menopang pada apa yang ingin dicapai dalam kurikulum, maka bisa dipastikan implementasinya pun akan kedodoran. maka penyampaian struktur kurikulum dalam uji publik ini menjadi penting. Menunjukkan dasar pemikiran perancangan struktur kurikulum SD, minimal ada sebelas item. Sementara dalam rancangan struktur kurikulum SD ada tiga alternatif yang di mesti kita berikan masukan. 

Contoh Silabus dan RPP Kurikulum 2013 Untuk SD


Bagaimana model Silabus dan RPP Kurikulum 2013 Untuk SD 
Silahkan anda download Link dibawah ini :
Contoh Silabus dan RPP Kurikulum 2013 Untuk SD :

Download Via Google Driver :
Download Via 4Shared :
Demikian informasi singkat tentang Contoh Silabus dan RPP Kurikulum 2013 Untuk SD semoga memberikan manfaat bagi anda. Terima kasih

Model Silabus dan RPP Kurikulum 2013 Untuk SMP

Inti dari Kurikulum 2013, adalah ada pada upaya penyederhanaan, dan tematik-integratif. Kurikulum 2013 disiapkan untuk mencetak generasi yang siap di dalam menghadapi masa depan. Karena itu kurikulum disusun untuk mengantisipasi perkembangan masa depan.
Titik beratnya, bertujuan untuk mendorong peserta didik atau siswa, mampu lebih baik dalam melakukan observasi, bertanya, bernalar, dan mengkomunikasikan (mempresentasikan), apa yang mereka peroleh atau mereka ketahui setelah menerima materi pembelajaran. Adapun obyek yang menjadi pembelajaran dalam penataan dan penyempurnaan kurikulum 2013 menekankan pada fenomena alam, sosial, seni, dan budaya.
Melalui pendekatan itu diharapkan siswa kita memiliki kompetensi sikap, ketrampilan, dan pengetahuan jauh lebih baik. Mereka akan lebih kreatif, inovatif, dan lebih produktif, sehingga nantinya mereka bisa sukses dalam menghadapi berbagai persoalan dan tantangan di zamannya, memasuki masa depan yang lebih baik.
Pelaksanaan penyusunan kurikulum 2013 adalah bagian dari melanjutkan pengembangan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) yang telah dirintis pada tahun 2004 dengan mencakup kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan secara terpadu, sebagaimana amanat UU 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada penjelasan pasal 35, di mana kompetensi lulusan merupakan kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan sesuai dengan standar nasional yang telah disepakati. Paparan ini merupakan bagian dari uji publik Kurikulum 2013, yang diharapkan dapat menjaring pendapat dan masukan dari masyarakat. http://www.kemdiknas.go.id/kemdikbud/uji-publik-kurikulum-2013-1

Model Silabus dan RPP Kurikulum 2013 Untuk SMP

Berdasarkan penjelasan diatas bahwa seluruh mata pelajaran akan terintegratif pada tematik, bagaimana model Silabus dan RPP pada kurikulum 2012 ? 
Blog Pendidikan akan berbagi kepada rekan sejawat tentang contoh Silabus dan RPP Kurikulum 2013 Untuk SMP, 
Untuk melihat Model Silabus dan RPP Kurikulum 2013 Untuk SMP tersebut silahkan klik tautan dibawah ini :
Download Via Google Driver

Daftar Sekolah Yang Menerapkan Kurikulum 2013



Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) sudah merilis detail sekolah yang menerapkan Kurikulum 2013. Kurikulum pengganti KTSP ini mulai diterapkan tahun ajaran baru 2013/2014 yang dimulai pertengahan Juli mendatang. Sejumlah 6.325 sekolah mulai dari tingkat SD sampai SMA/SMK menjadi sasaran penerapan Kurikulum 2013 pada tahun ini.

Kemendikbud merilis situs baru yang diberi nama

Kurikulum 2013 Diterapkan Juli 2013

Dengan disetujuinya Kurikulum 2013 berikut anggarannya oleh mayoritas fraksi di Komisi X DPR dalam Rapat Kerja Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) dengan Komisi X DPR pada Senin (27/5), maka secara politik kontroversi tentang Kurikulum 2013 sudah berakhir.
"Dengan demikian, maka penerapan Kurikulum 2013 akan tetap dilakukan mulai tahun pelajaran baru, Juli  2013", ujar Kepala Pusat Informasi dan Humas Kemdikbud, Ibnu Hamad, saat membuka dialog pendidikan dengan tema Kurikulum 2013: Menyiapkan Generasi Emas Indonesia, pada Selasa (29/5), di Palembang.
Menurut Ibnu Hamad, Kurikulum 2013 akan diterapkan secara bertahap dan terbatas, yakni pada kelas I dan kelas IV SD, kelas VII atau kelas I SMP dan kelas X atau kelas I SMA/SMK. Dengan cakupan sasaran penerapan,  SD: 2.598 sekolah, 15.629 guru, dan 342.312 siswa; SMP: 1.521 sekolah; 27.403 guru, dan 341.312 siswa; SMA: 1.270 sekolah, 5.979 guru, dan 335. 940 siswa; SMK: 1.021 sekolah, 7.102 guru, dan 514.783 siswa.
Ditambahkan Ibnu Hamad,  Mendikbud dan jajarannya telah menyosialisasikan Kurikulum 2013 pada 33 provinsi di seluruh Indonesia. Seluruh pendapat dan masukan  terhadap Kurikulum 2013 yang diterima Kemdikbud dalam sosialisasi tersebut, kemudian diagregasi dan dirangkum sebagai masukan untuk penyempurnaan Kurikulum 2013.
Dialog pendidikan yang diikuti 100 peserta tersebut dihadiri kepala sekolah dan guru SD, SMP, SMA/SMK se-Kota Palembang,  menampilkan tiga pembicara, yakni Staf Khusus Mendikbud Bidang Komunikasi dan Media, Sukemi, dengan topik Kurikulum 2013: Menyiapkan Generasi Emas Indonesia; Pembantu Rektor Bidang Akademik Universitas Sriwijaya, Anis Assegaf, tentang Kesiapan Perguruan Tinggi dalam Menerima Hasil Kurikulum 2013, dan Kepala Dinas Pendidikan Propinsi Sumatera Selatan, Widodo, tentang Kesiapan Implementasi Kurikulum 2013. Kemudian bertindak sebagai moderator dalam dialog pendidikan ini, dosen Universitas Sriwijaya, Zulkifli Dahlan.

Kurikulum 2013 Dimulai 15 Juli di 6.325 Sekolah



Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) akan mulai menerapkan Kurikulum Baru pada 15 Juli 2013 di 6.325 sekolah yang ada di Indonesia. Mendikbud M Nuh, menyatakan akan bergerak cepat agar Kurikulum Baru berjalan maksimal. Hal ini dikatakannya setelah DPR menyetujui pelaksanaan dan anggaran Kurikulum 2013.

"Insya Allah malam ini ya langsung kita percepat mulai dari urusan penyiapan

Anggaran Telat Cair Kurikulum 2013 Bisa Mundur



Pelaksanaan Kurikulum 2013 terancam mundur karena anggaran belum cair.

Kurikulum 2013 yang rencananya mulai dilaksanakan 15 Juli 2013 mendatang terancam mundur karena anggaran yang masih bermasalah. Sampai saat ini keseluruhan anggaran untuk Kurikulum 2013 belum disetujui Komisi X DPR. Anggaran itu dialokasikan untuk pelatihan guru dan pencetakan buku pegangan guru serta siswa.

Kementerian

Kurikulum 2013 Mata Pelajaran Agama Menjadi 4 Jam

Yogyakarta --- Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Mohammad Nuh beserta Menteri Agama (Menag) Surya Dharma Ali menghadiri apel akbar dengan para pelajar dan guru Maarif serta ustadz dan santri pesantren se-Yogyakarta. Apel akbar tersebut diselenggarakan dalam rangka memperingati hari ulang tahun Nahdatul Ulama (NU) yang ke-90. Mendikbud Mohammad Nuh bertindak sebagai pembina apel.
Apel akbar berlangsung di Stadion Mandala Krida, Yogyakarta, (15/5), dan dihadiri ribuan orang yang terdiri dari pelajar, guru, serta karyawan dari seluruh pesantren se-Yogyakarta. Turut hadir dalam apel, Kapolda DI Yogyakarta dan Rektor Universitas Yogyakarta Rochmat Wahab.
Dalam sambutannya yang bertema "Implementasi Kurikulum 2013 untuk Indonesia yang Berdaya Saing Tinggi dan Bermartabat", Mendikbud mengatakan tantangan bangsa Indonesia ke depan semakin berat, dan kompleksitas juga bertambah. "Di situlah mengapa dunia pendidikan juga harus dipersiapkan dalam menghadapi tantangan ke depan," ujarnya.
Ia juga menambahkan, generasi bangsa harus memiliki kemampuan berpikir tingkat tinggi yang berdasarkan intellectual curiousity, atau rasa kepenasaranan intelektual sehingga diharapkan mampu mengatasi persoalan-persoalan yang makin kompleks.
Mendikbud juga mengangkat persoalan moralitas, di mana terdapat hilangnya etika sosial, tata krama, dan budi pekerti. Karena itu, lanjutnya, Kurikulum 2013 mengandalkan pentingnya sikap sebagai pengetahuan dan keterampilan, termasuk mengembangkan kemampuan berpikir.
Dalam Kurikulum 2013 nanti, mata pelajaran Agama akan ditambah menjadi empat jam pelajaran, dari sebelumnya dua jam pelajaran. Di dalam mata pelajaran agama tersebut akan dimasukkan pula pelajaran budi pekerti. "Pelajaran agama Islam ada budi pekerti, pelajaran agama Kristen ada budi pekerti, pelajaran agama Budha ada budi pekerti, pelajaran agama Hindu ada budi pekerti. Semuanya kita angkat dari nilai-nilai keagamaan kita," jelas Menteri Nuh.
Ia juga menegaskan, pendidikan adalah kata kunci dalam menghadapi masa depan. Pendidikan juga merupakan vaksin sosial untuk menghadapi penyakit atau infeksi sosial, di antaranya kemiskinan dan kebodohan. "Seluruh anak bangsa harus mendapatkan vaksin sosial supaya tidak mendapatkan penyakit atau infeksi sosial," tegasnya.
Mantan Menkominfo itu mengatakan, semua anak bangsa harus bisa mengenyam pendidikan setinggi-tingginya. Karena itu dalam UU Pendidikan Tinggi dimasukkan pasal yang mengatur bahwa perguruan tinggi wajib mengalokasikan kuota 20% untuk mahasiswa miskin. 
sumber : http://www.kemdiknas.go.id/kemdikbud/berita/1332

Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum Baru SD



Pada Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 yang telah ditandatangani Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada tanggal 7 Mei 2013, juga menyisipkan bab khusus tentang Kurikulum, yang diletakkan pada Bab XIA.

Kerangka Dasar Kurikulum Baru sesuai dengan PP No. 32 Tahun 2013 berisi landasan fisiologis, sosiologis, psikopedagogis, dan yuridis sesuai dengan Standar Nasional Pendidikan. Kerangka

2.598 SD Jadi Sasaran Penerapan Kurikulum 2013



Sebanyak 2.598 Sekolah Dasar (SD) ditetapkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) menjadi sasaran penerapan Kurikulum 2013. Mendikbud Mohammad Nuh menjelaskan dipastikan jumlah sekolah tersebut mewakili setiap provinsi di Indonesia. "Pelaksanaannya bertahap dan terbatas, tidak kenal uji coba," kata Nuh dikutip dari Republika (06/05/2013).

Kemendikbud telah menetapkan 6.410

Pembelajaran Teks Dalam Kurikulum 2013

Dari sudut pandang teori semiotika sosial, teks merupakan suatu proses sosial yang berorientasi pada suatu tujuan sosial. Tujuan sosial yang hendak dicapai memiliki ranah-ranah pemunculan yang disebut konteks situasi. Sementara itu, proses sosial akan berlangsung jika terdapat sarana komunikasi yang disebut bahasa. Dengan kata lain, proses sosial akan merefleksikan diri menjadi bahasa dalam konteks situasi tertentu sesuai tujuan proses sosial yang hendak dicapai. Bahasa yang muncul berdasarkan konteks situasi inilah yang menghasilkan register atau bahasa sebagai teks.
Oleh karena konteks situasi pemakaian bahasa itu sangat beragam, maka akan beragam pula jenis teks. Selanjutnya, proses sosial yang berlangsung selalu memiliki muatan nilai-nilai atau norma-norma kultural. Nilai-nilai atau norma-norma kultural yang direalisasikan dalam suatu proses sosial itulah yang disebut genre. Satu genre dapat muncul dalam berbagai jenis teks. Misalnya genre cerita, di antaranya, dapat muncul dalam bentuk teks: cerita ulang, anekdot, eksemplum, dan naratif, dengan struktur teks (struktur berpikir) yang berbeda; tidak berstruktur tunggal seperti dipahami dalam kurikulum bahasa Indonesia pada KTSP, yang semua jenis teks berstruktur: pembuka, isi, dan penutup (periksa KD BI, kelas XI, semester 2, butir: 12.2).
Pada jenis teks cerita ulang (recount) unsur utamanya berupa peristiwa yang di dalamnya menyangkut siapa, mengalami apa, pada waktu lampau, dengan struktur: orientasi (pengenalan pelaku, tempat, dan waktu) diikuti rekaman kejadian; pada teks anekdot, peristiwa yang terdapat pada teks cerita ulang harus menimbulkan krisis. Partisipan yang terlibat bereaksi pada peristiwa itu, sehingga teksnya berstruktur: orientasi, krisis, lalu diikuti reaksi. Berbeda dengan eksemplum, pada jenis teks ini peristiwa yang terdapat pada teks cerita ulang maupun anekdot memunculkan insiden, dan dari insiden itu muncul interpretasi (perenungan). Dengan demikian, teks jenis ini berstruktur: orientasi, insiden, lalu diikuti interpretasi. Adapun jenis teks naratif, peristiwa yang diceritakan harus memunculkan konflik antartokoh atau konflik pelaku dengan dirinya sendiri atau dengan lingkungannya. Oleh karena itu, teks naratif berstruktur: orientasi, komplikasi, dan resolusi. Setiap struktur teks dalam masing-masing jenis teks memiliki perangkat-perangkat kebahasaan yang digunakan untuk mengekspresikan pikiran yang dikehendaki dan secara terpadu diorientasikan pada pencapaian tujuan sosial teks secara menyeluruh. Untuk itu, pembicaraan ihwal satuan leksikal, gramatikal (tata bahasa) dalam pembelajaran berbasis teks harus berupa pembicaraan tentang satuan kebahasaan yang berhubungan dengan struktur berpikir yang menjadi tujuan sosial teks, bukan dalam bentuk serpihan-serpihan.
Dalam teori genre, terdapat dua konteks yang melatarbelakangi kehadiran suatu teks, yaitu konteks budaya (yang di dalamnya ada nilai dan norma kultural yang akan mewejawantahkan diri melalui proses sosial) dan konteks situasi yang di dalamnya terdapat: pesan yang hendak dikomunikasikan (medan/field), pelaku yang dituju (pelibat/tenor), dan format bahasa yang digunakan untuk menyampaikan pesan itu (sarana/mode). Hadirnya konteks budaya dalam teks dapat ditunjukkan, misalnya pada teks laporan dan teks deskripsi. Kedua teks ini sama-sama dikelompokkan ke dalam genre faktual, tetapi memiliki struktur teks dan nilai/norma yang melatarbelakangi berbeda. Teks laporan berstruktur: klasifikasi umum lalu diikuti deskripsi bagian, sedangkan teks deskripsi bersruktur: deskripsi umum diikuti deskripsi bagian-bagian. Satuan leksikogramatikal yang terdapat pada teks laporan harus mendukung nilai-nilai objektif, faktual bukan opini serta bersifat generik, sedangkan pada teks deskripsi satuan leksikogramatika yang merupakan opini ataupun tanggapan yang bersifat subjektif masih dapat dimunculkan dan lebih bersifat spesifik. Itu sebabnya, dalam pembelajaran bahasa berbasis teks tidak boleh dilihat bahasa secara parsial, melainkan secara utuh. Pembelajaran bahasa berbasis teks bukanlah belajar keping-keping atau serpih-serpih tentang bahasa yang cenderung bertujuan menghafal.
Pilihan pada pembelajaran bahasa berbasis teks membawa implikasi metodologis pada pembelajaran yang bertahap. Mulai dari kegiatan guru membangun konteks, dilanjutkan dengan kegiatan pemodelan, membangun teks secara bersama-sama, sampai pada membangun teks secara mandiri. Hal ini dilakukan karena teks merupakan satuan bahasa yang mengandung pikiran dengan struktur yang lengkap. Guru harus benar-benar meyakini bahwa pada akhirnya siswa mampu menyajikan teks secara mandiri.
Kehadiran konteks budaya, selain konteks situasi yang melatarbelakangi lahirnya suatu teks menunjukkan adanya kesejajaran antara pembelajaran berbasis teks (konsep bahasa) dengan filosofi pengembangan Kurikulum 2013, khusunya yang terkait dengan rumusan kebutuhan kompetensi peserta didik dalam bentuk kompetensi inti (KI) atas domein sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Kompetensi inti yang menyangkut sikap, baik sikap spiritual (KI: A) maupun sikap sosial (KI: B) terkait dengan konsep kebahasaan tentang nilai, norma kultural, serta konteks sosial yang menjadi dasar terbentuknya register (bahasa sebagai teks); kompetensi inti yang menyangkut pengetahuan (KI: C) dan keterampilan (KI: D) terkait langsung dengan konsep kebahasaan yang berhubungan dengan proses sosial (genre) dan register (bahasa sebagai teks). Selain itu, antarkompetensi dasar (KD) yang dikelompokkan berdasarkan KI tersebut memiliki hubungan pendasaran satu sama lain. Ketercapaian KD dalam kelompok KI: A dan B ditentukan oleh ketercapaian KD dalam kelompok KI: C dan D. KD dalam kelompok KI: A dan B bukan untuk diajarkan melainkan implikasi dari ketercapaian KD dalam kelompok KI: C dan D. Oleh karena itu pula, mengkritisi keberadaan KD-KD dalam Kurikulum 2013, termasuk tentang Kurikulum Bahasa Indonesia secara lepas, berdiri sendiri mengakibatkan munculnya tanggapan yang menyesatkan. Jika rumusan KD tentang sikap dihubungkan dengan KD tentang pengetahuan dan keterampilan, tentu pernyataannya tentang tidak logisnya rumusan KD, dalam Kurikulum 2013, seperti dinyatakan Acep (Kompas, 18 Maret 2013), tidak akan muncul.
Begitu pula jika, KD tentang pengetahuan yang dikritisi itu dihubungkan dengan KD tentang keterampilan, maka pernyataan bahwa Kurikulum 2013 hanya akan menghasilkan siswa penghafal, seperti dinyatakan Bambang (Kompas, 20 Maret 2013) tidak akan lahir. Selanjutnya, jika dibandingkan antara KD yang dirumuskan dalam Kurikulum 2013 dengan KD dalam KTSP, maka terdapat beberapa persamaan dan perbedaan yang mendasar. Persamaannya, kedua kurikulum itu menampilkan teks sebagai butir-butir KD. Sebagai contoh, dalam KTSP (2006) untuk kelas I, dan kelas IV semester 1, ditemukan KD 2.3: “Mendeskripsikan benda-benda di sekitar dan fungsi anggota tubuh dengan kalimat sederhana” dan KD 4.2: “Menulis petunjuk untuk melakukan sesuatu atau penjelasan tentang cara membuat sesuatu”. Bandingkan rumusan KD itu dengan KD dalam Kurikulum 2013 kelas 1 SD pada aspek pengetahuan: (a) KD3.1:“Mengenal Teks deskriptif tentang anggota tubuh dan panca indera …”; (b) KD 3.2: “Mengenal teks petunjuk/arahan tentang perawatan tubuh serta pemeliharaan kesehatan dan …”. Baik pada KTSP maupun pada Kurikulum 2013 teks disajikan sebagai butir-butir yang dicantumkan sebagai KD, tidak seperti yang dinyatakan Bambang. Hanya saja, pada Kurikulum 2013 dibedakan antara KD yang berhubungan dengan aspek pengetahuan, kerampilan, dan sikap. Adapun perbedaannya, KD pada KTSP masih banyak yang disusun berdasarkan pandangan linguistik struktural, misalnya: rumusan KD kelas I semester 1 berikut. KD 3.1: “Membaca nyaring suku kata, kata dengan lafal yang tepat” dan KD 3.2: “Membaca nyaring kalimat sederhana dengan lafal dan intonasi yang tepat”. Kedua rumusan KD ini mencerminkan pembelajaran kompetensi berbahasa yang bersifat struktural, dari kemampuan melafalkan unsur bahasa yang terkecil: suku kata, meningkat ke pelafalan kata, dan diteruskan ke pelafalan kalimat, bahkan sampai ke teks (cermati KD kelas II, semester 2, butir 7.1: “Membaca nyaring teks (15-20 kalimat) dengan memperhatikan lafal dan intonasi yang tepat”. Dengan mencermati KD-KD-nya, maka penyusunan kurikulum bahasa Indonesia pada KTSP dapat dikatakan dilakukan dengan setengah berlandaskan pendekatan struktural dan setengahnya lagi berlandaskan pada pendekatan teks. Bahkan masih terdapat pencampuradukan antara konsep teks dengan paragrap. Cermati KD Kelas X, semester 1: 4.2: “Menulis hasil observasi dalam bentuk paragrap deskriptif”. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa kurikulum bahasa Indonesia sejak Kurikulum 1994 sampai KTSP yang didengung-dengungkan berbasis kontekstual adalah tidak sepenuhnya benar. Berbeda jauh dengan Kurikulum 2013 yang sepenuhnya berbasisi teks.

Ditulis Oleh : Mahsun
Kepala Badan Pegembangan dan Pembinaan Bahasa Kemdikbud
 

Kurikulum 2013 Akan Tetap Dilaksanakan Juli



Kurikulum 2013 akan tetap dilaksanakan pada tahun ajaran baru 2013/2014 yang dimulai pertengahan Juli mendatang. Meskipun banyak kritik dan penolakan terhadap Kurikulum 2013 tidak menyurutkan niat pemerintah untuk menerapkan pengganti Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Pada tahap awal Kurikulum 2013 diterapkan dengan pendekatan terbatas dan bertahap.

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan,

Kurikulum 2013 Akan PHK Ribuan Guru

Draf Kurikulum 2013 akan membuat ribuan guru kehilangan pekerjaan. Salah satunya  adalah guru yang mengajar Teknolgi Informasi Komunikasi dan Bahasa Inggris di berbagai SD, SMP dan SMA.
Retno Litsyarti, perwakilan dari  Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI), mengatakan akan ada ribuan guru bahasa inggris yang kehilangan pekerjaan karena kurikulum ini. Ia mengatakan hal ini karena ada banyak kelebihan guru ditengah minimnya jam mengajar yang akan diterapkan pemerintah.
"Guru bahasa inggris akan dibatasi, karena di SD sudah dihapus dan Kurikulum 2013 memangkas jam pelajaran Bahasa Inggris, makanya ada banyak guru nganggur karena stok guru melebihi jam mengajar di SD, SMP dan SMA, saya pekirakan ada 1000 guru lebih yang kehilangan pekerjaan," katanya di Jakarta, Minggu (07/04/2013).

Kurikulum 2013 Akan PHK Ribuan Guru

Menurut perhitungannya, jumlah ini diambil dari  320 sekolah di DKI Jakarta dengan jumlah minimal 3 guru bahasa inggris per sekolah yang akan menganggur. Maka ada 1000 orang yang akan menganggur di Jakarta.
Itu belum termasuk dengan  32 provinsi di indonesia. Dan jumlah itu, belum termasuk dengan penghapusan mata pelajaran  Teknologi Informasi Komunikasi.
"Ini belum bisa saya perhitungkan besarannya, soalnya saya tidak tahu jumlah guru teknologi informasi keuangan di Indonesia," katanya.

Seluruh SD di Jakarta Terapkan Kurikulum Baru



Dinas Pendidikan DKI Jakarta rencananya akan menerapkan kurikulum baru pada seluruh sekolah dasar (SD) pada tahun ajaran baru mendatang yang dimulai pertengahan Juli 2013. Lokasi SD yang berdekatan menjadi pertimbangan diterapkannya kurikulum baru di seluruh SD yang ada di Jakarta. Kepala Dinas Pendidikan DKI Jakarta, Taufik Yudi Mulyanto mengatakan jika penerapannya hanya pada sebagian sekolah