Posted by pendidikankita
Minggu, 01 September 2013
0 comments
Psikologi Perempuan... !!!!!! Ada loh pelajaran yang mengenai psikologi perempuan.. kenapa harus perempuan?? karena sedari ilmu psikologi lahir, dipelajari dan diteliti banyak terjadi pada kalangan laki-laki.. Bayangkan banyak tokoh-tokoh psikologi yang berjenis kelamin laki-laki yang selama ini kita sudah pelajari sehingga ilmu psikologi banyak mempelajari laki-laki dan menyamakan dengan perempuan. Ternyata banyak juga tokoh-tokoh psikologi perempuan yang memberi peran serta terhadap kemajuan ilmu psikologi di dunia. Tokoh-tokoh psikologi perempuan diantaranya Marry Ainsworth, Sandra Bem, karen Horney, Melanie klein dan masih banyak lainnya.
Kenapa harus dibedakan antara laki-laki dan perempuan??? Karena laki-laki berbeda dengan perempuan. laki-laki tidak dapat merasakan bagaimana perasaan perempuan saat mengalami haid, laki-laki tidak bisa merasakan saat-saat mengandung dan melahirkan, laki-laki tidak bisa merasakan bagaimana bahagianya seorang perempuan menjadi seorang ibu dan dapat menyusui... Itu semua tidak bisa dirasakan oleh laki-laki dan hanya perempuan yang merasakannya. Jelas secara psikologis laki-laki tidak dapat disetarakan dengan perempuan.
Dalam berbagai budaya, perempuan masih dianggap dibawah laki-laki dalam segala hal. Perempuan dianggap hanya bisa 3 M, yaitu Masak, Manak dan Macak. Masak berarti dapat masak, Manak diartikan dapat mengandung dan Macak diartikan dapat berhias ataupun berdandan. Hal itu membuat perempuan berkutat hanya di dalam rumah tanpa berkeinginan maju. Sedangkan jika perempuan aktif bekerja di luar rumah dengan melakukan hal yang postif, dikatakan perempuan sudah melakukan kodratnya. Harus diluruskan yaitu kodrat adalah HAL TERBERI, dan kodrat perempuan adalah menstruasi, hamil, melahirkan dan menyusui, dan menopause.
Feminism adalah aliran yang menjelaskan kesetaraan perempuan dan laki-laki. Feminism bukan mengajarkan perempuan dapat melakukan semena-mena terhadap laki-laki tetapi memberi kejelasan bahawa perempuan dapat setara ataupun dapat melakukan hal yang dilakukan oleh laki-laki. Perempuan mempunyai hak yang setara dengan laki-laki. Perempuan dapat melakukan apa yang menjadi keinginan dan impian yang ingin dikejar selagi dalam hal yang positif dan tidak melupakan keluarga.
Jadilah perempuan yang dapat membagakan keluarga, lingkungan, diri sendiri dan terlebih dapat memuliakan Tuhanmu.
28 Agustus 2013
Feminisme kerap kali dipandang sebagai gerakan menuntut persamaan hak antara perempuan dengan laki-laki tetapi dengan tuntutan yang kadang kala berlebihan. Salah satu contohnya, ketika perempuan aktif di luar rumah sedangkan suaminya bertugas dalam hal pengasuhan anak. Perempuan tersebut dianggap lupa kodratnya sebagai perempuan. Perlu diluruskan di sini bahwa perempuan tidak pernah lupa akan kodratnya, karena kodrat itu sendiri adalah “yang terberi”. Perempuan memiliki tiga potensi kodrati, yaitu hamil, melahirkan, dan menyusui.
Banyak dari kita salah dalam memaknai kata feminis. Feminis itu sendiri adalah pendukung dari kesetaraan perempuan dengan laki-laki. Hal tersebut bukan berarti perempuan menolak tugas-tugas dalam rumahnya dan tidak juga berarti bahwa perempuan harus menguasai semuanya.
Beberapa orang mengira feminis itu adalah orang yang membenci laki-laki dan bahkan ada yang mengira sudah lama tidak berhubungan dengan laki-laki. Padahal, feminis itu sendiri sangat sederhana dan jelas, yaitu sekedar menjadi setara dengan laki-laki. Sejak awal, perempuan seyogianya sudah menjadi feminis. Perempuan belajar di tempat yang sama dengan laki-laki, perempuan diharapkan memasuki dunia kerja seperti laki-laki, dan dalam pernikahan pun, secara hukum perempuan dan laki-laki itu setara.
Apabila ada seorang wanita menolak dikatakan feminis, berarti perempuan tersebut belum memahami makna dari feminis itu sendiri. Tidak memiliki feminis sama halnya dengan tidak memiliki hak-hak sebagai perempuan. Hanya saja, feminis dapat diwujudkan dalam berbagai bentuk. Tidak ada cara yang sama untuk menjadi feminis. Perempuan bisa melakukan hal apa saja apabila perempuan tersebut yakin bahwa ia setara dengan laki-laki dan tidak mengganggu orang lain.
27 Agustus 2013
Saya : “kamu kenapa deh?”
Teman perempuan: “nggak pa pa kok”
Saya : “beneran?”
Teman perempuan : “i’m fine”
Sounds familiar, guys? Yeah, women*big grin*
Mati kutu deh kalau kata keramat ini keluar. Haha.. Sebagai perempuan saya sendiri tak jarang mati kutu menghadapi teman atau sahabat yang melontarkan kata seperti diatas. Rasanya sebal, kesal, dan gregetan. Tak jarang juga pertanyaan “cewek ini maunya apa sih?” ungkap salah seorang teman laki-laki kala ia tak dapat memahami pacarnya. Frustasi. Oh, perempuan.
Dalam budaya Jawa perempuan sering dikaitkan dengan 3M: Masak, Manak lan Macak. Apabila terdapat salah satu hal yang tidak dikuasai biasanya yang bersangkutan mendapat banyak cemooh. Baik dari mertua hingga tetangga. Berbeda dengan perempuan yang tinggal di Ibukota Jakarta. Perempuan sering dihadapkan pada pilihan karir atau ibu rumah tangga? Apabila ia memilih karir, bagaimana perkembangan sang anak? Namun, bila ia memilih ibu rumah tangga, keinginan untuk berkarir bagaimana? Belum lagi tanggapan dan campur tangan dari berbagai belah pihak yang membuat telinga yang mendengar terbakar.
Stereotype perempuan yang bekerja di malam hari seringkali mendapat cap "nakal" dan masih melekat kental pada masyarakat Indonesia. Pelecehan seksual kala perempuan bekerja baik baik pagi maupun malam hari.
Beberapa tahun lalu, berita trafficking tersiar di mana-mana dan baru-baru ini.. Ya, tes keperawanan. Tidak ada kata yang dapat saya lukiskan di sini. Bagaimana bila seorang perempuan kehilangan keperawanannya bukan karena keinginannya, seperti diperkosa? Speechless.
Paparan di atas baru secuil dari isu perempuan. Kala Bu Henny membacakan sekilas apa saja yang akan kami pelajari selama satu semester saya takjub dan speechless. Betapa kompleksnya perempuan ini. Hahaha.. Tentu saja topik-topiknya membuat penasaran, seperti keputusan untuk menikah dan bercerai? Apa saja yang perlu dipertimbangkan? Menarik bukan?
27 Agustus 2013
Kenapa dinamakan Psikologi Perempuan? Karena semua penelitian psikologi pada mulanya hanya memperhatikan aspek psikologis laki-laki. Perempuan dan laki-laki jelas berbeda dalam hal psikologis, tetapi kebanyakan teori menyamaratakan perempuan dan laki-laki. Tentu saja hal yang dialami laki-laki pasti berbeda dengan perempuan ketika dalam keadaan keadaan tertentu. Misalnya ketika jatuh cinta. Kebanyakan laki-laki berani menyatakan cintanya, sedangkan perempuan biasanya hanya menunggu. Dalam hal lainnya juga perempuan dan laki-laki memang sangat berbeda sehingga perlu untuk mengetahui keadaan psikologis perempuan lebih dalam.
Karakteristik feminim dan maskulin yang dipengaruhi oleh konteks sosial budaya disebut gender. Sedangkan anatomi tubuh untuk menjadi seorang laki-laki maupun perempuan dinamakan sex. Gender role merupakan norma perilaku & sosial yang dianggap pantas untuk dilakukan laki-laki atau perempuan, misalnya laki-laki harus bekerja dan perempuan harus bisa mengurus rumah tangga. Selain itu ada juga sexism yang merupakan prasangka atau diskriminasi terhadap laki-laki atau perempuan, misalnya laki-laki tulisannya pasti berantakan, perempuan pasti kamar tidurnya rapi.
Feminism adalah aliran yang bertujuan untuk memperjuangkan kesetaraan politik, ekonomi, dan sosial untuk wanita. Aliran ini dapat dianut oleh laki-laki maupun perempuan. Laki-laki bisa saja ikut memperjuangkan kesetaraan gender, dan perempuan juga tidak disalahkan apabila tidak mendukung feminism. Orang yang mendukung hak & kesetaraan perempuan disebut feminist. Selain itu, setiap manusia juga memiliki kodrat yang tidak dapat dihindari. Perempuan memiliki kodrat untuk mengalami menstruasi dan menopause sehingga potensi kodratinya yaitu hamil, melahirkan, dan menyusui. Laki-laki juga memiliki kodrat untuk mengeluarkan sperma sehingga potensi kodratinya yaitu menghamili perempuan.
27 Agustus 2013
Udah masuk semester baru nih. dan kamis kemaren saya pertama kali masuk psikologi perempuan. ini mata kuliah pilihan dan sepertinya cukup seru. oh iyaaa berhubung dengan tugas mau curhat-curhat sedikit nih tentang materi yang didapat kamis kemaren.
Sebenernya sih karena masih awal masuk jadi baru pengenalan SAP aja sama belajar tentang istilah-istilah yang ada di mata kuliah ini. Tau nggak kenapa ada psikologi perempuan tapi nggak ada psikologi laki-laki ? karena menurut penelitian psikologi itu udah laki-laki. kalo kalian tau tokoh-tokoh psikologi dan objek penelitian itu kebanyakan laki-laki dan yang perempuan hanya sedikit.
nah sekarang apa psikologi perempuan ituuuu?????
psikologi perempuan adalah suatu wujud psikologi yang fokus pada struktur sosial dan gender pada perempuan. ada beberapa nama perempuan hebat yang menjadi tokoh psikologi seperti Mary Ainsworth, Sandra Bem, Mary Whiton-Calkins, Anna Freud, Melanie Klein dan masih ada beberapa nama lagi. zaman mereka dulu wanita itu seperti direndahkan. ada yang tidak diberi gelar S3 karena dia seorang perempuan terus gelarnya baru dikasih setelah 42 tahun kemudian. kebayang nggak? apa sih salahnya perempuan sampai begitu direndahkan pada zaman dahulu? kalau kalian jadi dia apa yang kalian lakukan ? dan sekarang saya bersukur karena saya hidup di jaman emansipasi wanita yang berarti perempuan dan laki-laki itu derajatnya sama. Teimakasih ibu Kartini :)
oh iya saya juga pernah baca artikel gitu di negara mana ya saya lupa pokoknya di negara itu nggak boleh ada bayi perempuan yang lahir. kalau misalnya ada bayi perempuan yang lahir dan ketahuan bakalan dibunuh. nggak kebayang ya kalau jadi ibunya.
mengenai istilah-istilah kemaren itu belajar tentang perbedaan gender, sex, gender role, sexism, feminism, dan feminist. kalau gender itu rentang karakteristik perempuan dan laki-laki. jadi seperti cara jalan, cara berbicaranya itu perempuan atau laki-laki sesuai sama aturan masyarakatnya.. kalau sex itu dilihat dari anatomi tubuhnya . jadi kayak kalau perempuan itu punya payudara dan rahim kalau cowok punya penis. gituuu....
sedangkan gender role itu aturan sosial dan norma tingkah laku jadi misalnya kalo perempuan tuh kerjaanya dirumah masak, bersihin rumah kalau cowok cari nafkah. kalo sexism itu prasangka pada jenis kelamin. jadi misalnya seperti yg sering kita temui di kehidupan sehari-hari tuh kalo kita liat ada mobil didepan kita jalannya lambat kita pasti mikir 'pasti yang bawa cewek nih' gitu. kalo feminism itu adalah aliran yg bertujuan untuk mempertahankan, memperjuangkan kesetaraan politik, ekonomi dan sosial untuk perempuan. kalau feminist itu pendukung kesetaraan perempuan. jadi lebih ke orangnya.
bicara mengenai kodrat, kodrat perempuan itu bukannya harus bisa masak, bersiin rumah dan lain-lain. tetapi kodrat perempuan itu menstruasi dan menopause. arti dari kodrat itu sendiri adalah sesuatu yang sudah diberi jadi kayak semacam takdir. jadi perempuan harus bisa hamil, melahirkan dan menyusui. kalau memasak, membersihkan rumah itu lebih ke gender role.kalau kodratnya laki-laki itu punya sperma untuk menghamili :)
25 Agustus 2013
Mengapa ada psikologi perempuan dan tidak ada psikologi laki-laki ?
Karena, pada dasarnya riwayat psikologi berawal dari laki-laki dan juga karena laki-laki tidak memiliki pengalaman seperti perempuan. Misalnya saja dalam hal melahirkan dan menstruasi. Laki-laki tidak akan pernah tahu bagaimana rasanya sakit pada saat menstruasi atau bagaimana perjuangan seorang perempuan pada saat melahirkan seorang anak.
Kemudian sering juga kita mendengar banyak sekali yang menjudge sesuatu berdasarkan jenis kelamin. Misalnya saja pada suatu ketika ada salah seorang teman saya mengatakan bahwa tulisan laki-laki kebanyakan adalah jelek dan sangat tidak terbaca, dan dia mengatakan kalau hal tersebut wajar karena dia adalah seorang laki-laki. Dan prilaku seperti itu bisa dikatakan bahwa teman saya sudah melakukan sexism yaitu dimana berprasangka dan menempatkan seseorang pada gender. Dan itu sudah sangat banyak terjadi di kalangan masyarakat dan sangat sulit mengubah kebiasaan yang sudah sangat menyebar tersebut. Dan jujur saya pun baru mengetahuinya setelah mengikuti kuliah psikologi perempuan yang diberikan oleh dosen saya bernama bu Henny Wirawan. Ada beberapa term yang awalnya saya tidak mengetahui artinya dengan jelas dan sekarang saya mengetahuinya.
Dan saya juga memiliki suatu cerita, pada waktu itu sekitar awal perkuliahan saya sempat menjalin suatu hubungan dengan seorang laki-laki. Laki-laki tersebut adalah seorang yang pemikir, memiliki wawasan yang luas dan bisa dibilang adalah orang yang pintar. Namun setelah kira-kira 8 bulan saya menjalin hubungan dengan laki-laki tersebut saya semakin mengerti siapa laki-laki tersebut, dia pernah sesekali berbicara kepada saya, jika suaru hari nanti saya menjadi istrinya saya hanya boleh di rumah, mengurusi anak-anak, membereskan semua pekerjaan rumah, dan melayani suami. Dan saya sempat menanyakan, “kenapa seperti itu?”, lalu laki-laki tersebut menjawabnya, “perempuan sudah kodratnya seperti itu, perempuan harus banyak di rumah dan tidak boleh berkeliaran ke mana-mana”. Laki-laki tersebut mengatakan seperti itu dan saat itu juga saya menentang pembicaraannya tentang hal tersebut, karena sebelum saya kuliah pun saya sudah memiliki cita-cita ingin memiliki karir yang cemerlang walaupun saya perempuan. Karena saya juga anak tunggal jadi saya berpikir siapa yang akan membiayai orangtua saya kelak bila saya tidak bekerja dan memiliki sekolah yang tinggi. Namun laki-laki tersebut tetap membantahnya dan sama sekali tidak ingin memiliki istri yang bekerja. Dan sejak saat itu pula saya sudah menjadi tidak respect dengan laki-laki tersebut. Dan pada saat kuliah psikologi perempuan bersama bu henny kemarin yang membahas tentang ”kodrat” saya pun mengetahui arti kodrat yang sebenarnya. Kodrat adalah berasal dari bahasa arab yang disebut kudrat yaitu pemberian / yang terberi (secara fisiologis, biologis (mens & menopouse)). Jadi darah mens itu adalah kodrat seorang perempuan mendapatkan mens setiap bulannya.
Jadi yang saya simpulkan adalah bahwa selama ini pendapat saya tentang diri saya sudah cukup benar dan saya tidak salah kalau memiliki keinginan untuk bersekolah sampai tinggi. Karena orangtua saya pun tidak pernah menyuruh saya untuk cepat menikah, namum beliau selalu mengajarkan saya kalau saya harus sukses, saya adalah harapan kedua orangtua saya. Dan dengan saya bersekolah tinggi ataupun saya berkakrir adalah bukan berarati saya tidak menghormati laki-laki. Laki-laki tetap akan selalu menjadi imam dan saya akan selalu menghormatinya. Jadi sebenarnya perempuan juga memiliki hak kebebasan dalam berpendidikan dan berkarir sesuai keinginanya. Namun, pada jaman sekarang saat kita pergi ke daerah-daerah tertentu masih sangat banyak yang terkadang meledeki saya dengan pertanyaan kapan menikah? Perempuan nantinya ikut suami sudah sekolahnya tidak usah tinggi-tinggi. Terkadang saya kesal mendengar pembicaraan seperti itu karena saya akan tetap kuat dengan prinsip yang sudah saya tanam dalam dir saya dan cita-cita yang sudah saya tempel 5 cm didepan pandangan saya. Walaupun setiap manusia tidak munafik ingin sekali merasakan pernikahan, namun saya percaya jikalau waktunya sudah tepat pasti ALLAH akan memberikan waktu itu. Jadi untuk semua perempuan yang ada di dunia jangan pernah patah semangat untuk bersekolah sampai tinggi dan sampai puas. Karena kita hidup hanya sekali jika tidak sekarang kita menikmati semuanya kapan lagi. Perempuan juga berhak atas appaun di dalam dunia ini. Jujur saya sangat menentang keras bila ada seorang suami atau laki-laki yang tidak memperbolehkan istrinya atau pacarnya untuk melakukan kegitaan yang disuakinya dan berkarir sesuai minatnya. karena sama saja itu menutup pintu kesuksesan dari perempuan tersebut.
25 Agustus 2013