What is Women Psychology? (Daniel Handes)

Psikologi memiliki banyak ilmu yang lebih spesifik didalamnya. Seperti, Psikologi Belajar, Psikologi Eksperimen, Psikologi Klinis, Psikologi Pendidikan, Psikologi Industri dan Organisasi dan masih banyak lagi. Tetapi, ada salah satu pelajaran didalam Psikologi yang sangat menarik perhatian saya untuk mempelajari ilmu tersebut yaitu, Psikologi Perempuan. Satu hal yang menarik untuk diperdalami dan mungkin mengundang banyak pertanyaan, kenapa perempuan? Kenapa tidak pria? Ada apa dengan perempuan? Pertanyaan tersebut mungkin juga akan anda pikirkan ketika anda mendengar pelajaran Psikologi Perempuan. Salah satu tokoh yang ahli dalam bidang Psikologi Perempuan adalah Ibu Henny E. Wirawan yang dimana beliau juga menjadi dekan di Fakultas Psikologi Universitas Tarumanagara.

            Dalam kelas yang beliau ajarkan, beliau mengatakan Psikologi berpusat pada struktur sosial dan gender. Beliau mengatakan peran gander sangat diperhatikan dalam psikologi karena kepribadian, tingkat stress, kecenderungan kecenderungan pria dengan wanita sangat berbanding jauh. Hal yang paling menambah pengetahuan saya adalah ternyata penelitian-penelitian dahulu dilakukan dengan perspektif dari pria dan nilai-nilai yang dilihat oleh pria dan itu di generalisasikan kesemua orang. Jadi dengan kata lain, hasil penelitian dari subyek pria disamakan untuk wanita juga. Psikologi Perempuan juga berorientasi kepada nilai dan prinsip feminis. Yang paling penting adalah menekankan kepada hak-hak perempuan. Mungkin kita sering dengan tentang tokoh-tokoh Psikologi dan yang pasti kita tahu mereka semua pria seperti, Sigmund Freud, Abraham Maslow, Carl Rogers, C. G. Jung. dan lain-lain. Ternyata bukan hanya pria yang berpengaruh dalam teori-teori psikologi. Banyak Psikolog-psikolog perempuan yang menyumbangkan teori dalam psikologi yang sangat berguna untuk ilmu psikologi saat ini. Contohnya, Mary Ainsworth, Sandra Bem, Mary Whiton-Calkins, Anna Freud (putri dari Sigmund Freud), Letta S. Hollingworth, Karen Horney, dan Melanie Klien. Mereka bersumbangsih sangat banyak dalam ilmu psikologi hingga sampai saat ini.

            Dahulu dalam American Psychology Association (APA) tidak ada divisi yang focus untuk membahas tentang perempuan. Sehingga ditahun 1969 dibentuklah AWP (The Association for Women in Psychology). Mereka membentuk AWP bertujuan untuk meningkatkan kesadaran tentang issue feminist didalam bidang Psikologi. Mereka juga berfokus pada representasi di APA. Akhirnya dengan kerja keras dan usaha untuk menyakinkan APA, AWP berhasil masuk dalam APA divisi 35 pada tahun 1973. Divisi ini dibuat untuk untuk semua orang yang tertarik dengan Psikologi Perempuan untuk bisa mengakses dan mendapatkan sumber informasi dilapangan.

            Di Indonesia sendiri baru sekitar tahun 1980an Psikologi Perempuan baru diperkenalkan. Jika kita lihat di tempat lain mungkin kalian akan mendengar berbeda yaitu, Psikologi Wanita. Saat ini, bidang penelitian terhadap wanita sudah sangat banyak dilakukan, bukan hanya tentang ibu, ada juga tentang wanita yang bekerja, wanita yang menikah dan wanita yang bercerai dan sebagainya. Masih banyak lagi pelajaran dan teori tentang perempuan yang sangat menarik untuk dipelajari. Dengan belajar Psikologi Perempuan kita pun dapat lebih mengerti tentang perempuan dan bisa lebih menghargai kaum perempuan.

28 Agustus 2013

Psikologi dan Perempuan (Prisco Wirawardhana)

Sebuah quotes akan mengawali tulisan saya kaliini:
“Perempuan adalah tulang rusuk pria.Bila kita menyakiti perempuan maka tanpa sadar kita menyakiti tulang rusuk kitasendiri”

Sejarahperkembangan dunia mencatat rapor merahtentang bagaimana perempuan diperlakukan. Sekitar abad 18, perempuan mengalamimasa kelam seperti adanya diskriminasi. Beberapa diskriminasi pada perempuanyang terjadi pada masa itu seperti pembatasan tingkat pendidikan yang bolehditempuh, tingkat pekerjaan yang diberikan, serta perempuan selalu dianggap sebelah mata. Selain adanyadiskriminasi, adanya pembatasan hak membuat perempuan sulit berkembang. Perempuansulit memilih pilihan hidupnya, dikarenakan pandangan yang keliru mengenaiperan perempuan pada zaman itu.

Sejalan denganadanya diskriminasi dan pembatasan hak pada perempuan, munculnya ilmu psikologipada akhir abad 18 diharapkan dapat menjadi titik terang bagi kaum perempuan.Ilmu Psikologi yang mengkaji bidang perilaku dan proses mental pada manusia diharapkan dapat menyejahterakan manusiatermasuk perempuan. Namun, catatan sejarah perkembangan ilmu psikologi mencatathal lain, dikarenakan para pioneer ilmuPsikologi yang sebagaian besar adalah pria. Para pioneer ilmu Psikologi yang sebagian besar pria dikarenakan adanyapembatasan hak perempuan dalam tingkat pendidikan.

Para pioneer ilmu psikologi lebih banyakmelakukan penelitian dengan subyek pria dibandingkan dengan wanita. Teori-teoriyang berlandaskan penelitian dengan subyek pria itu kemudian mulaidigeneralisasikan pada perempuan, dimana sebenarnya terdapat perbedaan psikologisantara pria dan perempuan. Perbedaan psikologis antara pria dan perempuan padasaat itu kurang diperhatikan. Sehingga ilmu Psikologi pada zaman itu belummemberikan kontribusi yang cukup berarti dalam memberikan solusi bagi diskriminasiyang terjadi pada perempuan.
Pada abad 19,munculnya peneliti-peneliti perempuan seperti Mary Ainsworth, Anna Freud,Leta-Stetter-Hollingworth, Karen Horney, dan Melanie Klein dalam bidang ilmuPsikologi, mengubah wajah ilmu psikologi terutama dalam penelitian tentangperempuan. Terpilihnya Mary Whiton-Calkins sebagai presiden wanita pertama padaAmerican Psychology Association (APA), menunjukanadanya potensi ilmu psikologi dalam memberikan solusi bagi diskriminasi yangterjadi pada perempuan. Potensi tersebut akhirnya terwujud dimana pada tahun1969 Association for Women in Psychology(AWP) dibentuk Tujuan dari AWP adalah untuk memperjuangkan dan meningkatkankesadaran masalah-masalah feminism dalambidang ilmu Psikologi. Perjuangan dalam membahas masalah perempuan terusmengalami kemajuan hingga pada tahun 1973 APA mendirikan divisi baru yaitudivisi 35 (the Society for thePsychology of Women) yang merealisasikan harapan bahwa ilmu Psikologi dapatmenjadi solusi bagi diskriminasi pada perempuan.

Perjuangan terhadapdiskriminasi dan pembatasan hak pada perempuan berlanjut hingga masa kini.Sebuah gerakan dengan tujuan memperjelas, menetapkan, dan mempertahankankesamaan hak wanita pada bidang ekonomi, politik, dan sosial muncul dan dikenaldengan istilah feminism. Orang-orang yang tergabung atau mendukung gerakan ini disebut feminist. Gerakan para feministini mengurangi diskriminasi yang dialami oleh wanita.

Selain gerakan feminism, peran kita adalah mengajarkanmengenai gender dan sex yang benar pada anak-anak. Gender adalah karakteristik maskulinatau feminim pada manusia, sedangkan sex adalahperbedaan antara perempuan dengan laki-laki secara biologis sejak seseorang lahir. Anak-anak harus diajarkan mengenai gender dan sex yang tepat agar tidakmenyebabkan prasangka atau diskriminasi berdasarkan sex yang dikenal dengan sexism.

28 Agustus 2013

Psikologi Perempuan (Laura Hutami)

Psikologi Perempuan... !!!!!! Ada loh pelajaran yang mengenai psikologi perempuan.. kenapa harus perempuan?? karena sedari ilmu psikologi lahir, dipelajari dan diteliti banyak terjadi pada kalangan laki-laki.. Bayangkan banyak tokoh-tokoh psikologi yang berjenis kelamin laki-laki yang selama ini kita sudah pelajari sehingga ilmu psikologi banyak mempelajari laki-laki dan menyamakan dengan perempuan. Ternyata banyak juga tokoh-tokoh psikologi perempuan yang memberi peran serta terhadap kemajuan ilmu psikologi di dunia. Tokoh-tokoh psikologi perempuan diantaranya Marry Ainsworth, Sandra Bem, karen Horney, Melanie klein dan masih banyak lainnya.

Kenapa harus dibedakan antara laki-laki dan perempuan??? Karena laki-laki berbeda dengan perempuan. laki-laki tidak dapat merasakan bagaimana perasaan perempuan saat mengalami haid, laki-laki tidak bisa merasakan saat-saat mengandung dan melahirkan, laki-laki tidak bisa merasakan bagaimana bahagianya seorang perempuan menjadi seorang ibu dan dapat menyusui... Itu semua tidak bisa dirasakan oleh laki-laki dan hanya perempuan yang merasakannya. Jelas secara psikologis laki-laki tidak dapat disetarakan dengan perempuan.

Dalam berbagai budaya, perempuan masih dianggap dibawah laki-laki dalam segala hal. Perempuan dianggap hanya bisa 3 M, yaitu Masak, Manak dan Macak. Masak berarti dapat masak, Manak diartikan dapat mengandung dan Macak diartikan dapat berhias ataupun berdandan. Hal itu membuat perempuan berkutat hanya di dalam rumah tanpa berkeinginan maju. Sedangkan jika perempuan aktif bekerja di luar rumah dengan melakukan hal yang postif, dikatakan perempuan sudah melakukan kodratnya. Harus diluruskan yaitu kodrat adalah HAL TERBERI, dan kodrat perempuan adalah menstruasi, hamil, melahirkan dan menyusui, dan menopause.

Feminism adalah aliran yang menjelaskan kesetaraan perempuan dan laki-laki. Feminism bukan mengajarkan perempuan dapat melakukan semena-mena terhadap laki-laki tetapi memberi kejelasan bahawa perempuan dapat setara ataupun dapat melakukan hal yang dilakukan oleh laki-laki. Perempuan mempunyai hak yang setara dengan laki-laki. Perempuan dapat melakukan apa yang menjadi keinginan dan impian yang ingin dikejar selagi dalam hal yang positif dan tidak melupakan keluarga.

Jadilah perempuan yang dapat membagakan keluarga, lingkungan, diri sendiri dan terlebih dapat memuliakan Tuhanmu.

28 Agustus 2013

Siapa yang Dianggap Feminis? (Venty Nathalia)

     Feminisme kerap kali dipandang sebagai gerakan menuntut persamaan hak antara perempuan dengan laki-laki tetapi dengan tuntutan yang kadang kala berlebihan. Salah satu contohnya, ketika perempuan aktif di luar rumah sedangkan suaminya bertugas dalam hal pengasuhan anak. Perempuan tersebut dianggap lupa kodratnya sebagai perempuan. Perlu diluruskan di sini bahwa perempuan tidak pernah lupa akan kodratnya, karena kodrat itu sendiri adalah “yang terberi”. Perempuan memiliki tiga potensi kodrati, yaitu hamil, melahirkan, dan menyusui.

     Banyak dari kita salah dalam memaknai kata feminis. Feminis itu sendiri adalah pendukung dari kesetaraan perempuan dengan laki-laki. Hal tersebut bukan berarti perempuan menolak tugas-tugas dalam rumahnya dan tidak juga berarti bahwa perempuan harus menguasai semuanya.

     Beberapa orang mengira feminis itu adalah orang yang membenci laki-laki dan bahkan ada yang mengira sudah lama tidak berhubungan dengan laki-laki. Padahal, feminis itu sendiri sangat sederhana dan jelas, yaitu sekedar menjadi setara dengan laki-laki. Sejak awal, perempuan seyogianya sudah menjadi feminis. Perempuan belajar di tempat yang sama dengan laki-laki, perempuan diharapkan memasuki dunia kerja seperti laki-laki, dan dalam pernikahan pun, secara hukum perempuan dan laki-laki itu setara.

     Apabila ada seorang wanita menolak dikatakan feminis, berarti perempuan tersebut belum memahami makna dari feminis itu sendiri. Tidak memiliki feminis sama halnya dengan tidak memiliki hak-hak sebagai perempuan. Hanya saja, feminis dapat diwujudkan dalam berbagai bentuk. Tidak ada cara yang sama untuk menjadi feminis. Perempuan bisa melakukan hal apa saja apabila perempuan tersebut yakin bahwa ia setara dengan laki-laki dan tidak mengganggu orang lain.

27 Agustus 2013

Perempuan yang Mempelajari Perempuan? (Melia Wijaya)

Saya : “kamu kenapa deh?”
Teman perempuan: “nggak pa pa kok”
Saya : “beneran?”
Teman perempuan : “i’m fine”

Sounds familiar, guys? Yeah, women*big grin*
Mati kutu deh kalau kata keramat ini keluar. Haha.. Sebagai perempuan saya sendiri tak jarang mati kutu menghadapi teman atau sahabat yang melontarkan kata seperti diatas. Rasanya sebal, kesal, dan gregetan. Tak jarang juga pertanyaan “cewek ini maunya apa sih?” ungkap salah seorang teman laki-laki kala ia tak dapat memahami pacarnya. Frustasi. Oh, perempuan.
Dalam budaya Jawa perempuan sering dikaitkan dengan 3M: Masak, Manak lan Macak. Apabila terdapat salah satu hal yang tidak dikuasai biasanya yang bersangkutan mendapat banyak cemooh. Baik dari mertua hingga tetangga. Berbeda dengan perempuan yang tinggal di Ibukota Jakarta. Perempuan sering dihadapkan pada pilihan karir atau ibu rumah tangga? Apabila ia memilih karir, bagaimana perkembangan sang anak? Namun, bila ia memilih ibu rumah tangga, keinginan untuk berkarir bagaimana? Belum lagi tanggapan dan campur tangan dari berbagai belah pihak yang membuat telinga yang mendengar terbakar.
Stereotype perempuan yang bekerja di malam hari seringkali mendapat cap "nakal" dan masih melekat kental pada masyarakat Indonesia. Pelecehan seksual kala perempuan bekerja baik baik pagi maupun malam hari.
Beberapa tahun lalu, berita trafficking tersiar di mana-mana dan baru-baru ini.. Ya, tes keperawanan. Tidak ada kata yang dapat saya lukiskan di sini. Bagaimana bila seorang perempuan kehilangan keperawanannya bukan karena keinginannya, seperti diperkosa? Speechless.
Paparan di atas baru secuil dari isu perempuan. Kala Bu Henny membacakan sekilas apa saja yang akan kami pelajari selama satu semester saya takjub dan speechless. Betapa kompleksnya perempuan ini. Hahaha.. Tentu saja topik-topiknya membuat penasaran, seperti keputusan untuk menikah dan bercerai? Apa saja yang perlu dipertimbangkan? Menarik bukan?

27 Agustus 2013

Psikologi Perempuan (Melisa Mustika)

Kenapa dinamakan Psikologi Perempuan? Karena semua penelitian psikologi pada mulanya hanya memperhatikan aspek psikologis laki-laki. Perempuan dan laki-laki jelas berbeda dalam hal psikologis, tetapi kebanyakan teori menyamaratakan perempuan dan laki-laki. Tentu saja hal yang dialami laki-laki pasti berbeda dengan perempuan ketika dalam keadaan keadaan tertentu. Misalnya ketika jatuh cinta. Kebanyakan laki-laki berani menyatakan cintanya, sedangkan perempuan biasanya hanya menunggu. Dalam hal lainnya juga perempuan dan laki-laki memang sangat berbeda sehingga perlu untuk mengetahui keadaan psikologis perempuan lebih dalam.

Karakteristik feminim dan maskulin yang dipengaruhi oleh konteks sosial budaya disebut gender. Sedangkan anatomi tubuh untuk menjadi seorang laki-laki maupun perempuan dinamakan sex. Gender role merupakan norma perilaku & sosial yang dianggap pantas untuk dilakukan laki-laki atau perempuan, misalnya laki-laki harus bekerja dan perempuan harus bisa mengurus rumah tangga. Selain itu ada juga sexism yang merupakan prasangka atau diskriminasi terhadap laki-laki atau perempuan, misalnya laki-laki tulisannya pasti berantakan, perempuan pasti kamar tidurnya rapi.

Feminism adalah aliran yang bertujuan untuk memperjuangkan kesetaraan politik, ekonomi, dan sosial untuk wanita. Aliran ini dapat dianut oleh laki-laki maupun perempuan. Laki-laki bisa saja ikut memperjuangkan kesetaraan gender, dan perempuan juga tidak disalahkan apabila tidak mendukung feminism. Orang yang mendukung hak & kesetaraan perempuan disebut feminist. Selain itu, setiap manusia juga memiliki kodrat yang tidak dapat dihindari. Perempuan memiliki kodrat untuk mengalami menstruasi dan menopause sehingga potensi kodratinya yaitu hamil, melahirkan, dan menyusui. Laki-laki juga memiliki kodrat untuk mengeluarkan sperma sehingga potensi kodratinya yaitu menghamili perempuan.

27 Agustus 2013