Perempuan dan Perkembangannya (Gayatri Ardhinindya)

Tanggal 29 Agustus 2013 adalah pertemuan kedua kelas Psikologi Perempuan. Saya mendapat banyak sekali informasi dan pengetahuan dasar dari pertemuan kali ini. Mulai dari tahap perkembangan janin di dalam perut, maupun dari tahap perkembangan bayi, anak-anak hingga remaja.
Dan ternyata semua perkembangan itu dipengaruhi oleh gaya pengasuhan orang tua ketika anak bertumbuh besar, mungkin juga pola atau gaya hidup sang ibu saat ia mengandung, apakah lingkungannya sehat atau tidak. Karena kini nyatanya, banyak sekali kasus pada anak perempuan maupun laki-laki yang mengidap penyakit gangguan pernafasan (lingkungan merokok), gangguan mata (batasan teknologi/ gadget), diabetes atau gula (karena konsumsi gula yang berlebihan untuk menambah rasa pada makanan atau minuman), juga kanker dan obesita (akibat makanan tidak sehat, berpengawet/ junk food).
Itu semua bisa kita atasi, jika kaum perempuan yang akan atau sudah menjadi ibu, bisa menerapkan pola hidup dan pola makanan yang sehat terhadap anaknya, agar kelak mengurangi resiko penyakit-penyakit tersebut di generasi selanjutnya.
Perempuan memang suka dianggap sebelah mata, atau lemah, di dalam suatu organisasi ataupun sistem Negara. Tapi kini nyatanya, banyak juga perempuan yang menjadi menteri, kepala Negara ataupun kepala organisasi, karena perempuan itu sebenarnya bisa lebih survive dan beradaptasi dalam segala hal (tetapi tergantung lingkungan dan pola asuh juga).
Jika di lihat dari angka kematian bayi yang baru lahir atau neonatal. Ternyata lebih banyak bayi laki-laki daripada perempuan yang meninggal, entah itu karena terlalu lama telungkup ataupun kecelakaan-kecelakaan kecil lain seperti tertutup bantal, dll. Dan jika di lihat pada umur 18-25 tahun, faktanya adalah banyak anak laki-laki yang meninggal di usia itu, entag karena kecelakaan mobil/ motor, bunuh diri, ataupun kriminal lainnya. Sedangkan orang yang masih hidup di umur 20-30 tahun adalah, orang yang mempunyai kesehatan lebih baik dan tidak terlalu risk taking behavior.
Apakah risk taking behavior itu? Itu adalah perilaku yang berisiko, baik untuk anak perempuan maupun laki-laki, yang mereka coba mulai dari saat remaja dan pubertas. Contohnya adalah merokok, narkoba, seks bebas, membolos, melarikan diri, tawuran, dsb. Tetapi semua itu adalah sangat berisiko bagi perempuan. Mengapa? Karena merokok itu tidak baik untuk reproduksi perempuan, begitu juga perilaku seks bebas bisa menimbulkan penyakit-penyakit kelamin, dan perilaku lainnya adalah tidak baik bagi peran perempuan dalam masyarakat.
Pesan saya untuk kaum perempuan: jagalah dirimu untuk kesehatanmu dan anakmu kelak! Dan untuk anak-anak yang mempunyai ibu berusia 40 akhir hingga awal 50 tahun. Bersikap dan berbicaralah dengan baik dan sopan, karena mereka sedang merasakan hal-hal yang sangat tidak nyaman pada tubuh mereka, akibat climacteric atau menjelang menopause.

2 September 2013

Media Influence (Refacha Violany)

Banyak acara televisi yang tidak memberikan contoh yang baik, terutama bagi para perempuan. Pada tayangan umumnya, perempuan sering menjadi korban kekerasan dalam rumah tangga dan terparah menjadi korban kekerasan dalam pacaran. Selain itu, remaja perempuan masa kini seringkali  menampilkan kesan yang tidak patut dicontoh bagi yang menontonnya.
Sebagai contoh, saya pernah menonton acara sinetron di salah satu stasiun televisi swasta yang menurut saya tidak mendidik. Seorang remaja perempuan mengalami MBA (Married by Accident) yang diakibatkan oleh perbuatannya yang tidak senonoh dengan kekasihnya. Di sinetron itu dikisahkan, remaja perempuan tersebut melakukan hal tersebut hanya karena ingin menjadi istri dari pacarnya yang berasal dari keluarga kaya raya. Bagaimana moral seorang remaja perempuan dimata publik?
Apa efek bagi remaja perempuan yang menontonnya?
Mereka hanya sibuk mempercantik diri tanpa ingin berprestasi. Mereka sibuk mencari laki-laki yang kaya raya dan lupa memperkaya diri sendiri. Menurut saya, seorang perempuan zaman sekarang harus bisa maju sendiri tanpa bantuan pria. Memang, tugas utama pria adalah menghidupi istri dan anak-anaknya, tapi apakah perempuan tidak boleh maju?
Acara televisi yang saya ceritakan, membuat image seorang perempuan dimata publik buruk terutama para lelaki. Perempuan zaman sekarang hanya bisa diiming-imingi oleh jabatan dan harta. Tetapi menurut saya, perempuan harus bisa maju sendiri dengan pemikiran-pemikiran mereka yang luas, dan karya-karya mereka yang hebat. Perempuan juga harus tetap menjunjung tinggi moral mereka dengan tidak mempertaruhkan keperawanan mereka sehingga mengambil langkah-langkah yang beresiko (risk taking behavior). Memang pada tahap perkembangan perempuan, masa remaja merupakan masa dimana individu akan melibatkan risk taking behavior yang tinggi, perubahan fisik, self concept, self esteem, relationship, dan sexual activities.
 Tetapi, bagi remaja perempuan yang "mahal" mereka akan tahu seberapa berharganya self esteem mereka, seperti apa relationship yang baik, seberapa pantas melakukan sexual activites, mengetahui self concept mereka, dan mengambil langkah-langkah yang baik bagi hidup mereka.

1 September 2013

Live healthy be happy (Irena Nova Wijaya)

Tau diabetes?
Tau obesitas?
Tau asam urat?
Tau stroke?
Tau hipertensi?
Tau kanker?

Itu tuh yang bikin mudah lelah, sakit kepala, gairah seksual menurun, keguguran, sulit bernapas, sakit pada sendi, mati rasa pada salah satu anggota tubuh, dan banyak lainnya dan tentunya dapat juga menyebabkan kematian!

Salah satu penyebab marak nya penyakit-penyakit tersebut disebabkan oleh gaya hidup yang tidak sehat. Contoh nya saja ada salah satu teman saya yang kurang memperhatikan asupan makanan sehat lalu ia terkena tumor payudara, yahh untungnya belum sampai kanker. Memang terlihat tidak mudah menjalani hidup sehat di era modern ini. Contohnya saja, di pagi hari sudah bertemu dengan kemacetan alhasil kita hanya bisa duduk dan tidak banyak gerak dijalan, belum lagi ketika menaiki angkutan umum biasanya penuh dengan asap polusi dan orang-orang yang merokok seenaknya, sampai tempat tujuan sudah capek duluan alhasil lebih memilih naik lift dari pada menaiki tangga, menjelang siang udara sangat panas, akhirnya kebanyakan orang memilih minuman yang dingin dan manis dengan takaran pemanis asal-asalan, karena jam istirahat yang terbatas orang juga memilih makanan yang cepat saji, tidak lagi memikirkan kandungan-kandungan gizinya. Dimalam hari sudah pusing dengan kegiatan yang padat akhirnya menghibur diri dengan makanan tidak sehat. Pada saat weekdays sudah berjuang dengan sekuat tenaga, ya pada saat weekend bersantai menikmati hari libur.
Belum lagi gadget bertebaran dimana-mana. Coba hari gini siapa yang tidak punya gadget? Apa mungkin sudah punya dua? atau lebih? keasyikan main gadget juga akhirnya membuat seseorang malas bergerak. Hal-hal seperti inilah yang dapat menyebabkan seseorang mengidap penyakit obesitas, kanker, diabetes, asam urat, hipertensi, dll di usia muda. Mungkin sekarang kita tidak menyadari, kita merasa badan bugar dan hati tetap senang, namun secara perlahan penyakit-penyakit tersebut bersarang di tubuh kita tanpa disadari karena gaya hidup yang salah. Coba pikirkan, kalau sudah terkena salah satu dari penyakit itu sangat merepotkan bukan? mobilitas terhambat, membuat khawatir orang yang menyangi kita, uang berhamburan, kerja tidak maksimal, perkembanagn hidup terhambat, dan masih banyak lainnya! Iya bukan? Betapa merepotkan dan menyakitkan???
Menurut saya sebenarnya tidak sulit menjaga gaya hidup sehat di era modern ini.. asalkan semua di mulai dengan niat! Yah seperti.. kalau saya sehat saya bisa mewujudkan mimpi saya, kalau saya sehat saya bisa membantu orang lain, kalau saya sehat saya bisa membahagiakan orang tua saya, kalau saya sehat saya bisa leluasa bertemu dengan orang-orang yang saya sayangi, dll. (1) Dimulai dari pagi hari, biasakan bangun lebih pagi agar tidak bertemu dengan kemacetan dan duduk terlalu lama sebelumnya jangan lupa sarapan sehat (seperti: roti gandum, telur, susu low fat, sereal, green teaa, buah). (2) Sampai tempat tujuan biasakan naik tangga di bandingkan lift (bagi yang hanya memiliki sedikit waktu olahraga, naik tangga bisa menjadi salah satu sarana olahraga ringa). (3) Ketika makan siang biasakan membawa bekal sendiri dari rumah (karena sudah pasti bersih dan anda sendiri tahu apa kandungan didalam nya). (4) Ketika anda merasa lelah dengan rutinitas dimalam hari dan ingin menghibur diri dengan makanan tidak sehat (seperti: indomie, gorengan, martabak, dll) biasakan membuat sendiri makanan-makanan tersebut dengan bahan-bahan yang di modifikasi (indomie diganti dengan pasta, bumbu indomie diganti dengan kaldu ayam, goreng lah gorengan sendiri dengan minyak zaitun, dsb). (5) Ketika weekend ajaklah orang terdekat anda untuk olahraga bersama disamping membuat anda lebih semangat, dapat juga membangun keintiman anda dengan orang tersebut, bonus nya badan menjadi lebih sehat. (6) Lalu yang terakhir kelola stress dan berbahagialah karena anda sudah menjalani gaya hidup sehat :D

2 September 2013

TAHAP PERKEMBANGAN PEREMPUAN SAAT REMAJA (Syifa Saviriandini)


Usia remaja dimulai dari usia 13-19 tahun. Di usia ini remaja mengalami apa yang dinamakan pubertas. Sebelum mereka mengalami pubertas, mereka akan mengalami peri-puberty dan ini terjadi antara 8-10 hingga15-17 tahun. perubahan apa yang terjadi pada usia remaja ?

Physical Changes
Pada saat remaja mereka akan mengalami perubahan fisik yang signifikan. mereka akan bertambah tinggi dan bertambah berat bobot tubuhnya. perubahan fisik yang dialami perempuan seperti misalnya mereka mengalami menstruasi. Menstruasi pertama yang dialami perempuan disebut menarche. Selain itu perubahan fisik seperti pertumbuhan payudara untuk persiapan menyusui, pinggul melebar yang berfungsi untuk persiapan melahirkan, pertumbuhan bulu disekitar ketiak dan alat kelamin serta bulu-bulu ditangan dan kaki mulai melebat. Saya pun mengalami hal seperti ini. usia saya sekarang 20 tahun. pada saat remaja saya mengalami menarche saat usia saya 12 tahun.


Identity Development
Di usia ini para remaja mencari identitas dirinya dan bertindak labil. Mereka mulai suka mencoba-coba berbagai macam hal. mulai dari yang positif hingga negatif. maka dari itu banyak remaja yang terjerumus kedalam perbuatan salah dan pergaulan bebas seperti narkoba, rokok, minuman alkohol, free sex dan lain-lain. mereka mulai memikirkan self esteem mereka. Saat remaja saya pun begitu,saya ingin mencoba berbagai macam hal dan kegiatan. Tetapi untungnya saya tidak sampai terjerumus ke dalam perbuatan yang negatif karena saya selalu berfikir panjang sebelum bertindak.

Relationship
Pada masa ini para remaja menganggap teman adalah segalanya. Mereka lebih banyak menghabiskan waktu di luar rumah bersama teman sebayanya dibandingkan bersama keluarga. Remaja perempuan memiliki self esteem yang tinggi kalau mereka mempunyai teman teman yang mempunyai hubungan yant baik dengannya sedangkan laki-laki mempunyai teman hanya untuk sharing hobi atau komunitas. Remaja perempuan yang memiliki teman tetapi tidak sependapat maka mereka akan merasa self esteem nya rendah. Disinilah bagi mereka teman itu penting. Bagi remaja yang kurang mendapatkan perhatian dari orangtuanya, hubungannya pasti kurang baik dan remaja akan sering berontak dan merasa terkekang jika tidak sependapat dengan orangtuanya. Di masa ini peran orangtua sangat penting agar remaja tidak terjerumus kedalam pergaulan yang salah. Pada saat remaja saya lebih senang berkumpul bersama teman-teman di sekolah. biasanya pada saat pulang sekolah saya tidak pulang dulu ke rumah tetapi bermain dengan teman-teman di sekolah maupun diluar sekolah dan baru pulang hingga sore hari.

2 September 2013

Psikologi Perkembangan Perempuan (Melisa Mustika)

Dahulu hanya perempuan yang  memiliki kewajiban untuk mengasuh anak, padahal seharusnya tidak seperti itu. Laki-laki yang berperan sebagai ayah juga seharusnya ikut ambil bagian dalam mengasuh anak. Anak membutuhkan perhatian ayah dan ibu sebagai orangtua, bukan hanya ibu saja. Lagipula anak yang hanya diperhatikan oleh salah satu orangtua cenderung memiliki pola hidup yang tidak sehat dibandingkan dengan anak yang mendapatkan perhatian dan kasih sayang dari kedua orangtuanya.

Seiring dengan perkembangan zaman, kebanyakan anak cenderung mengalami obesitas. Hal tersebut disebabkan oleh kegiatan anak yang sangat terbatas (hanya berinteraksi dengan media, misalnya seharian bermain ipad, laptop, dsb), dan makanan tidak sehat (junk food) yang dikonsumsi  berlebihan oleh anak. Anak biasanya lebih suka makanan siap saji yang banyak mengandung bahan-bahan tidak sehat. Kebiasaan itu juga dapat menyebabkan anak  mengalami diabetes.

Anak yang sehat berkembang dengan optimal sampai tahap dewasa. Perkembangan yang dialami laki-laki dan perempuan sangat berbeda. Pada usia 23 tahun, tubuh perempuan memasuki perkembangan yang optimal untuk dapat melahirkan. Sebelum usia 23 tahun, tubuh perempuan masih membutuhkan kalsium untuk perkembangan tulang dan gigi. Kebanyakan remaja sangat mudah untuk mengambil resiko (seperti freesex, merokok, dan mengkonsumsi obat-obatan terlarang) sehingga cenderung mengalami gangguan fungsi reproduksi dan kehamilan.

Perempuan mencapai tingkat puncak kesuburan pada usia  awal 20-an. Pada usia 19-26 tahun, perempuan memiliki kesempatan 50% lebih besar untuk hamil selama masa subur. Laki-laki lebih banyak meninggal pada usia 18-25 tahun karena kecelakaan mobil, bunuh diri, dan aktivitas kriminal. Biasanya laki-laki yang tidak meninggal pada kisaran usia tersebut memiliki kesehatan yang lebih baik dan lebih sedikit mengambil perilaku yang beresiko.

1 September 2013

Life's Start from the "Inside" (Nadya Puspita Ekawardhani)


     Selamat datang kembali! Ini adalah tulisan kedua Saya mengenai psikologi perempuan. Saya mau cerita sedikit, di pertemuan kedua kelas psikologi perempuan Saya sempat merinding dengan pembahasan mengenai memiliki anak di usia muda, kehamilan di luar pernikahan, dan aborsi. Banyak remaja dan dewasa muda di luar sana yang tidak berpikir panjang dan pada akhirnya harus menanggung tanggung jawab oleh perilakunya sendiri. Kalau dipikir-pikir Saya pribadi dengan usia 20 tahun adalah usia di mana Saya memiliki mimpi besar, kenginan yang kuat untuk mencapai kesuksesan karir, dan cita-cita memiliki kehidupan yang seimbang di masa depan. Walaupun di samping itu, kebutuhan untuk memiliki pasangan di usia sekarang tidak kalah penting. Saya juga mau sharing, Saya memiliki teman yang berusia 20 tahun seperti Saya, namun telah memiliki anak yang berusia 5 bulan. Teman Saya menikah di usia 19 tahun karena sebuah-yang sering disebut orang-"kecelakaan". Menurut Saya pribadi hubungan seksual atas dasar suka sama suka adalah sebuah niat yang menutupi pemikiran jangka panjang pada saat moment tersebut. Saat ini, suami teman Saya masih berusia 20 tahun. Namun, untungnya keluarga teman saya dan suaminya adalah keluarga yang berkecukupan, jadi untuk urusan aspek ekonomi bukanlah hal yang perlu dipermasalahkan. Selain itu, hal yang membuat Saya salut terhadap teman Saya, karena ia tetap mempertahankan janin itu dan merawatnya hingga sekarang bersama suaminya. Hanya saja yang perlu disayangkan, teman Saya telah menghambat atau bahkan menghancurkan mimpinya. Karena saat ini, ia tidak melanjutkan kuliah.
     Mari lanjut ke topik awal, memiliki pasangan di usia remaja dan dewasa muda tentulah hal yang wajar dan bukan sebuah larangan, namun yang perlu diperhatiakan adalah bagaimana cara remaja dan dewasa muda membina dan menjaga hubungan saling-mengenal-lebih-dalam tersebut. Terutama di jaman modern saat ini, gaya berpacaran remaja dan dewasa muda berbeda dengan gaya berpacaran generasi orang tua dan kakek-nenek kita. Saat ini, berbagai macam jenis proses seksual sudah hampir menjadi hal yang biasa dan wajar untuk dilakukan. Hal itu disebabkan salah satunya oleh penyalahgunaan teknologi yang menampilkan film atau video yang memperlihatkan gaya berpacaran budaya barat yang tentunya berbeda dengan budaya timur. Teknologi yang berkembang tidaklah salah, namun pribadi masing-masing remaja dan dewasa muda yang perlu untuk waspada dan menahan diri.
     Pribadi yang berprinsip tentunya dibangun sejak usia dini. Didikan orang tua berpengaruh terhadap pribadi seorang anak. Terdapat istilah gender socialization, gender socialization adalah pembelajaran mengenai bagaimana anak bertanggung jawab atas dirinya. Didikan orang tua di sini bukan dimaksudkan mengajarkan bagaimana gaya berpacaran yang baik di masa depan sejak usia dini. Didikan tersebut dapat berupa bagaimana anak mengontrol keinginan, memikirkan kepentingan orang lain, dan bagaimana menjaga dirinya sendiri. Di usia remaja dan dewasa muda, personal fable sangat memicu behavior risk. Personal fable adalah pemikiran bahwa usia muda adalah waktu di mana dapat melakukan banyak hal dan jauh dari kematian. Sedangkan, behavior risk mencakup proses seksual, rokok, dan obat-obatan terlarang. Di usia remaja (13-19 tahun) dan dewasa muda (20-39 tahun) adalah masa di mana hasrat seksual terhadap pasangan berada pada tingkat tertinggi. Di samping mengenal dan berbagi dengan pasangan juga tidak kalah penting. Berbeda dengan usia dewasa madya (40-59 tahun) dan lansia (>60 tahun), hasrat seksual terhadap pasangan tetap ada, namun di usia ini lebih mementingkan kerja sama dalam menyelesaikan masalah, mencari solusi permasalahan, dan terus membina hubungan dengan baik. Oleh sebab itu, kehamilan di luar pernikahan lebih sering terjadi di usia remaja dan dewasa muda yang mengakibatkan memiliki anak di usia muda atau melakukan aborsi yang berisiko kematian. Banyak wanita yang tidak bertanggung jawab melakukan aborsi bahkan lebih dari satu kali. Aborsi di sini dimaksudkan aborsi di luar menjaga kesehatan si ibu, aborsi akibat dari perilaku tidak-berpikir-panjang yang dilakukan oleh orang tua si janin. Aborsi dilakukan rata-rata ketika usia janin menginjak 2-3 bulan di dalam kandungan. Dalam usia tersebut, panjang janin masih sekitar 5 mm dan sering dikatakan bahwa janin masih berupa gumpalan darah, namun pada kenyataannya kepala, kaki, dan tangan janin tersebut sudah terbentuk di dalam kandungan. Melakukan aborsi akibat perilaku tidak bertanggung jawab sama saja dengan melakukan pembunuhan.
     Memiliki anak di luar pernikahan tidak hanya terjadi dikalangan menengah ke atas. Bagi kalangan menengah ke bawah, faktor ekonomi menjadi pertimbangan dalam tetap mempertahankan janin tersebut, di samping menanggung rasa malu. Namun, permasalahan ekonomi tidak dapat dijadikan alasan untuk tetap melakukan aborsi. Bayi di luar pernikahan dapat diberikan kepada pasangan yang tidak dapat memiliki anak atau dimasukan ke panti asuhan. Selain menjadi korban aborsi, janin di dalam kandungan dapat menjadi korban penyakit fisik, mental, maupun psikologis. Sikap penolakan terhadap janin dari si ibu maupun lingkungan dapat mempengaruhi kesehatan psikologis janin karena merasa ditolak sejak awal. Stres yang dialami si ibu dan mengkonsumsi rokok (aktif maupun pasif) atau obat-obatan terlarang selama mengandung dapat mempengaruhi kesehatan fisik dan mental janin. Ibu yang mengandung memerlukan dukungan moral yang kuat dari lingkungan. Oleh sebab itu, sebagai wanita harus dapat menjaga diri dengan baik sampai memiliki kesiapan fisik, mental, maupun ekonomi dan memiliki prinsip hidup yang kuat apabila ingin menghindari tanggung jawab yang belum siap untuk dijalankan. Sedikit tambahan informasi, usia yang sehat bagi wanita untuk mengandung yaitu di usia 23 tahun. Di usia ini wanita sudah memiliki kesiapan fisik, karena kalsium dalam tulang wanita telah terbentuk secara maksimal. Sehingga mencegah efek kekurangan kalsium yang disebabkan oleh janin yang menyerap kalsium si ibu selama di dalam kandungan. Sekian tulisan Saya mengenai kehidupan yang diawali sejak masih di dalam kandungan. Diharapkan tulisan ini dapat menyadarkan masyarakat khususnya wanita tentang keberhargaan dirinya maupun janin dalam kandungannya nanti maupun saat ini.            

31 Agustus 2013