Women is A 'Place' on Earth (Jonathan Handy Kristanto)

Hello, para pembaca !

Setelah lama tidak menulis lagi, pada kesempatan kali ini penulis akan mencoba menulis sebuah topik mengenai perempuan. Tentu saja, pembuatan artikel ini tidak lepas dari bimbingan Ibu Henny Wirawan dan Cici Tasya pada mata kuliah yang disampaikan 5 September 2013 yang lalu. Oke, kalau begitu kita langsung saja masuk ke topik.

Women is a 'place' on Earth. Apa nih maksudnya ? Kok seakan - akan perempuan disamakan dengan benda mati. Eits, sebelum memulai asumsi negatif, penulis akan menjelaskan terlebih dahulu. Pada perkuliahan kemarin dilakukan pembahasan bahwa perempuan memiliki banyak sekali peran. Tentu saja laki - laki pun memiliki peran yang tidak kalah banyaknya, akan tetapi karena pada topik kali ini kita membahas mengenai psikologi perempuan, maka penulis akan memusatkan pembahasan terbatas pada perempuan saja.

Secara umum, perkuliahan kemarin terdiri dari presentasi dua kelompok yang kira - kira mereka membahas bagaimana kondisi fisik dan psikis seorang ibu hamil dan setelah kehamilan, serta perempuan yang memiliki banyak sekali peran ketika seorang perempuan menikah, terlebih setelah dia mempunyai anak.

Ketika seorang perempuan mengandung, berat badan seorang perempuan menjadi lebih berat karena dia juga mengandung satu orang anak manusia. Terlebih lagi, melalui placenta yang merupakan lifeline si bayi, nutrisi pada tubuh seorang perempuan tidak hanya untuk dirinya saja, tetapi untuk si bayi juga, sehingga ketika seorang perempuan hamil, dia akan cepat kelelahan karena energi yang dimilikinya juga diambil oleh seorang bayi. 

Pada masa - masa ini pula seorang perempuan harus menjaga dirinya, disarankan menghindari risiko seperti alkohol, pembatasan asupan, serta menjaga emosi, supaya anak yang dikandungnya dapat tetap sehat, baik secara fisik maupun secara psikis, yang akan berdampak pada kesehatan si bayi nantinya. 

Setelah perempuan hamil, seorang perempuan akan berusaha kembali menjaga penampilan dirinya. Pada tahap ini, perempuan secara tidak langsung diwajibkan untuk tampil atraktif, khususnya bagi mereka yang bekerja pada bidang - bidang yang diwajibkan melakukan interaksi dengan orang lain, seperti HRD, pramugari dan model, misalnya. Andaikan mereka tidak bekerja pun, seorang perempuan yang telah menikah tentunya tetap ingin memuaskan kebutuhan biologis suaminya, atau mungkin lebih tepatnya suaminya mengharapkan istrinya untuk dapat memuaskan kebutuhannya dan tampil atraktif seperti sedia kala. Pada bagian ini, penulis akan menyambungkan dengan tema peran dari seorang perempuan.

Seorang perempuan yang telah menikah memiliki peran lebih banyak, yaitu sebagai 'pelayan' rumah tangga bagi suami dan anak - anaknya, bekerja untuk menambah penghasilan keluarga, serta masih banyak peran lainnya yang merupakan pekerjaan - pekerjaan yang tidak mudah, tetapi diberikan secara gratis oleh seorang perempuan untuk keluarganya, yaitu menjadi satu peran yang tidak lain adalah ibu rumah tangga. Jadi bagaimana seandainya perempuan tidak ada bagi anak - anak dan suaminya, tentu saja mereka akan kehilangan tempat untuk berlindung, berkonsultasi, memenuhi kebutuhan psikis dan biologis, dan lain - lain. Tidak berlebihan apabila dikatakan seorang perempuan merupakan tempat (place), atau mungkin lebih tepatnya rumah atau surga di muka bumi ini bagi keluarganya.
Pada pertemuan kali ini juga Ibu Henny menegaskan mengenai definisi dari kodrat itu sendiri. Kodrat adalah suatu takdir yang di-'titipkan' kepada seorang perempuan. Sama seperti manusia yang memiliki takdir untuk mati akibat dari konsekuensi dari hidup, maka kodrat dari perempuan adalah menstruasi. Dalam prosesnya, perempuan akan melahirkan apabila pada periode subur mereka dibuahi oleh sperma laki - laki karena intercourse ataupun teknologi lainnya.

8 September 2013

Ibu dan Wanita (Ratna Sari Dewi)


     Pertemuan matakuliah psikologi perempuan pertemuan ketiga ini, saya begitu tertarik membahas ibu dengan peran ganda, peran sebagai istri, peran sebagai ibu, peran sebagai anak, peran sebagai teman, peran sebagai karyawan, dan banyak lagi peran yang lainnya yang melekat dalam diri wanita di zaman sekarang. Untuk zaman yang sudah sangat modern bukan hal yang tabu, jika seorang wanita terlebih lagi seorang ibu menjadi salah satu tulang pungung keluarga. Namun masalah ekonomi memang bukan satu-satunya alasan wanita bekerja, adapun hal lainnya yang melatarbelakangi mengapa wanita bekerja adalah ingin mengisi waktu luang, wanita saat ini memiliki pendidikan yang memadai, untuk mengurangi rasa bosan, berkumpul dengan komunitas tertentu, menjalin persahabatan/ keluarga, dan masih banyak alasan mengapa wanita sekarang. 

     Wanita yang bekerja, lebih banyak menghabiskan waktu diluar rumah. Ini yang banyak menimbulkan konflik dalam suatu hubungan rumah tangga, disisi lain yang menjadi permasalahan yang "kecil" namun bisa berakibat serius ialah tidak adanya kedekatan antara anak dan ibu. Kedekatan yang menjadi sebuah masalah bagi anak dan ibu adalah tidak terjalin hubungan emosional yang baik. Yang mengakibatkan anak lebih tertutup, anak cenderung lebih dekat dengan pengasuh, dan dengan tidak adanya sharing, kerap kali menjadi masalah adalah kenakalan remaja, sebab tidak ada pendidikan informal. Anak merasa lebih dekat dengan pengasuh, dan ibu tidak menyayanginya sebab tidak ada waktu yang disediakan banyak untuknya.
     Ini menjadi sebuah pembelajaran hidup yang saya terus terang tidak ingin kenang, ini terjadi dalam keluarga dekat saya sendiri, saya memiliki seorang tante dengan pekerjaan tidak tetap, karena memang setau saya tante saya bisa disebut "gaul", tidak ada yang berubah setelah dia menikah, dia memiliki dua anak waktu itu, keduanya adalah anak laki-laki, setiap harinya tante saya bekerja, keluar rumah, kadang kala berkumouk dengan teman-temannya. Kedua anaknya diasuh oleh pengasuh, yang boleh saya katakan menjadi ibu kedua bagi kedua anak tersebut. Mereka kesekolah, makan, mandi dan tidur bersama pengasuh yang dibayar tante saya setiap bulan. Kedua anak itu tumbuh menjadi anak yang sangat lucu dan periang. Syukurlah Tuhan baik, memberikan pengasuh yang luar biasa bagi kedua sepupu saya. Saya pikir anak ini lebih menyayangi "mbak"nya ketimbang ibunya. 
     Sampai saat sakitpun anak ini yang mengurusnya hanyalah pengasuhnya, tapi saya tahu tante saya mengini tidak berarti dia tidak menyayangi anaknya. Suatu hari keluarga mereka memutuskan untuk pindah kota dari kota tempat tinggalnya. Sudah pasti pengasuhnya tidak dapat ikut berpindah dengan keluarga tante saya sebab pengasuh tersebut juga memiliki keluarga. Saat itu libur sekolah, mereka pindah saat libur kenaikan kelas. Mereka tidak langsung menuju kota tempat mereka pindah, namun mereka berlibur  terlebih dahulu, dikota lain. Dengan keluarga yang lainnya mereka menginap disuatu hotel, di pagi itu mereka berenang beramai-ramai, karena ada kolom renang baru dihotel terebut mereka sangat excited. Saat itu tante saya masih belum menemukan pengasuh. Anak tertua tante saya tiba-tiba menghilang dari kerumunan, di kolam baru tersebut. Tidak lama kemudian ada kerumunan orang didekat kolam lama, mereka menghampiri kerumunan orang tersebut, dan menemukan anak tertua mereka telah membiru, kemudian mereka melakukan pertolongan pertama, agar air dalam tubuh anak tersebut keluar, namun anak tersebut tidak dapat diselamatkan, dan ternyata mayat sepupu saya tersebut ditemukan mengapung oleh office boy yang sedang membersihkan kamar yang menghadap kekolam renang tersebut. 
     Sampai saat ini saya yakin, penyesalan dalam diri tante saya tersebut tidak hilang dalam hidupnya, kerapkali saya melihat status di BBMnya masih berisikan penyesalan yang luar biasa. Namun penyesalan yang bagaimanapun tidak bisa menghidupkan orang yang telah tiada, dan setelah kejadian ini  tante saya berhenti dan segala kegiatannya dan lebih berfokus pada anak-anaknya. 
Bagi kita semua jangan pernah menyia-nyiakan waktu dengan orang yang kita sayangi, sesulit apapun keadaan ekonomi seseorang.
 
8 September 2013

Eyw! Is He.. (Meylisa Permata Sari)

Pada kelas Perilaku Seksual, kelompok saya mendapatkan kehormatan untuk menjadi kelompok pertama yang melakukan presentasi. Topik yang kami bahas adalah mengenai orientasi seksual. Sebelum saya membahas topik ini, saya hanya tahu bahwa orientasi seksual seseorang hanya ditentukan dari rasa tertarik secara fisik dan romantis saja, namun ternyata orientasi seksual seseorang tidak hanya dilihat dari faktor tersebut saja. Kita harus melihat dari perilaku seksual, fantasi seksual, emotional attachment, dan sexual self-concept seseorang.
Dalam buku Perilaku Seksual, ada sebuah cerita hidup mengenai John (nama samaran. John adalah pria yang terlibat hubungan romantis dengan wanita, juga berhubungan seksual dengan wanita. Pada suatu hari ia masuk ke dalam penjara. Di dalam penjara ia melakukan hubungan seksual dengan pria. Ia tidak merasa jijik dan tetap merasa terpuaskan dengan hubungan homoseksual tersebut, namun ia menanti untuk keluar dari penjara agar dapat melanjutkan hubungannya bersama wanita.
Dari cerita tersebut, apakah orientasi seksual John? Jika kita melihat dari pandangan awam, mungkin kita menganggap bahwa John adalah seorang biseksual, karena ia dapat berhubungan seksual baik dengan wanita maupun dengan pria. Sebuah teori menyatakan bahwa terkadang ada situasi yang membuat seseorang “terpaksa” untuk melakukan hubungan sesama jenis, yang dinamakan situational homosexual, yaitu hubungan homoseksual yang terjadi karena kurangnya pasangan heteroseksual.
Melihat beberapa kasus serupa membuat saya setuju terhadap pendapat peneliti yang bernama Klein. Ia mengatakan bahwa orientasi seksual tidak mungkin dapat dikategorikan ke dalam 2-3 kategori saja. Karena variasi dan kekayaan akan orientasi seksual tersebut tidak dapat tergambarkan dengan layak.
Saya ingin berbagi pengalaman saat melihat secara live sepasang remaja perempuan yang sedang berada di dalam kereta berpegangan tangan. Ah, itu sudah biasa? Selain berpegangan, mereka juga berpelukan. Masih biasa juga? Terakhir mereka berciuman. Yaa, ciumannya ga hot hot amat sih, hanya butterfly kiss saja (bibir dan bibir menempel, lalu langsung lepas). Jujur saja, saya merasa risih. Di negara tersebut, melihat pasangan berciuman tengah jalan adalah hal yang lumrah, jadi saya sudah mati rasa, tapi kalau sesama jenis? Haduh, sepertinya saya belum semati rasa itu.
Berbicara tentang homoseksualitas, negara Amerika Serikat saja, yang katanya bebas, masih belum dapat menerima homoseksualitas dengan tangan terbuka. Masih banyak gerakan-gerakan untuk memerangi kaum homoseksual, dan hak-hak mereka sebagai manusia belum ditegakkan secara adil. Negara maju saja seperti itu, bagimana dengan kita sebagai bangsa Indonesia?
Mungkin kita sebagai orang Indonesia belum terlalu terekspos dengan orang-orang berorientasi homoseksual. Dan mungkin beberapa dari kita merasa takut, bahkan berpikir hal-hal yang kurang menyenangkan mengenai orang-orang yang homoseksual, Namun kita semua perlu belajar bahwa (walaupun secara prinsipal saya juga tidak menyetujui homoseksualitas) kita tidak boleh menganggap mereka lebih rendah dari kita.
Saat di kelas Ibu Henny mengatakan bahwa orang-orang homoseksual juga manusia. Tidak lebih rendah dari orang heteroseksual. Perlu diingat bahwa setiap orang juga memiliki kekurangan masing-masing, sehingga kita tidak oleh men-judge buruk orang lain hanya karena orientasi seksualnya saja.
Oh iya, mungkin beberapa orang berpikir “ah, jangan deket-deket sama dia karena homo, nanti gue digebet lagi”. Uh oh, itu salah, mereka juga ga asal lihat orang sesama jenis lalu suka sama semuanya. Mereka mirip seperti orang heteroseksual kok, punya tipe sendiri, jadi… bertemanlah dengan mereka, jangan dimusuhi. :)

8 September 2013

kamu homoseksual? (Novi)

Mungkin kata homoseksual merupakan sebuah bentuk kata yang tidak asing di dengar di telinga kita, apalagi jika kita memiliki teman yang ternyata merupakan homoseksual. Homoseksual adalah orientasi seksual di mana seseorang menyukai sesama jenis. Homoseksual di bagi menjadi dua jenis, pertama adalah lesbian (wanita yang menyukai wanita) atau gay (pria yang menyukai pria).

Semakin hari semakin banyak seseorang yang berarah ke orientasi homoseksual atau bisa jadi ke arah biseksual. Biseksual adalah orientasi seksual di mana seseorang dapat menyukai pria maupun wanita. Contohnya adalah Ani adalah seseorang perempuan yang menyukai pria dan menyukai wanita. Penyebab homoseksual bisa terjadi karena faktor genitik atau biologis, yakni jika disalah satu anggota keluarga terdapat orientasi homoseksual, tidak menuntut kemungkinan anggota keluarga yang lain tidak mengalami orientasi tersebut.

Kaum homoseksual ini jarang sekali ingin terbuka dengan masyarakat atau keluarganya. Mereka yang mengalami orientasi ini merasa malu akibat tidak di setujui untuk menyukai sesama jenis. Faktor lainnya menurut saya adalah mungkin kurangnya peran orangtua saat mereka sedang mencari identitas diri saat masih kank-kanak. Kehilangan peran gender tersebut mungkin dapat mengacaukan pikiran mereka sehingga membuat mereka mengalami orientasi seksual yang berbeda dengan seseorang pada umumnya.

Faktor lain yang mungkin terjadi adalah faktor lingkungan sekitar yang membuat seseorang salah dalam mempersepsikan gendernya, sehingga muncullah pikiran seseorang untuk melakukan orientasi yang tidak sama dengan umumnya. Mereka adalah seseorang yang unik, saya sangat menghargai dan menghormati keberadaan mereka serta berteman dengan mereka yang memiliki orientasi seksual yang berbeda, namun tidak menuntut kemungkinan saya setuju dan mendukung adanya perbedaan orientasi seksual. mengapa?

Seseorang yang mengalami orientasi yang berbeda yakni homoseksual tidak menuntut kemungkinan mereka tidak menikah. Mereka kemungkinan menikah hanya untuk menutupi apa yang telah terjadi. Sayangnya hal ini akan merugikan banyak pihak karena jika hal ini terjadi akibat yang akan muncul adalah penyebaran dan penularan virus seksual baik untuk pasangan yang homoseksual ataupun pihak yang dinikahinya. 

Jadi, jika anda adalah seseorang yang memiliki orientasi yang berbeda dengan seseorang pada umumnya, pikirkanlah dampak-dampak apa saja yang akan terjadi dengan kehidupanmu di masa mendatang, jangan hanya menikmati sesuatu yang menurutmu menyenangkan. Jika kamu ingin lepas dari perbuatan tersebut dan merasa terjebak akan hal ini, mungkin cara yang baik adalah mengendalikan pikiranmu dan mengubah mind set mu secara perlahan mungkin pelan-pelan untuk tidak menyukai hal yang kamu sukai atau melakukan konsultasi kepada psikolog terdekat.

"orang-orang tidak mengetahui apa yang terjadi dengan apa yang kamu alami saat ini, tapi mungkin atau setidaknya orang-orang tersebut akan membantumu walau sedikit dari apa yang terjadi, jika kamu ingin terbuka dengan orang-orang disekitarmu yang sekiranya dapat membantu".
 
8 September 2013

Woman as a Mother (Melisa Mustika)

    Perempuan dan ibu adalah dua pribadi yang sangat berhubungan, dimana ibu merupakan seorang perempuan dan perempuan merupakan gender seorang ibu.  Dalam ungkapannya mengenai woman as a mother, Bernard (1974) menyatakan:

“Ibu adalah sebuah peran, dan perempuan adalah manusia biasa.”

     Dari ungkapannya jelas sekali bahwa menjadi seorang ibu tidak semudah menjadi perempuan. Menjadi seorang ibu merupakan sebuah peran dimana tidak semua perempuan dapat menjalankannya dengan baik.

     Perempuan seringkali tidak mempersiapkan diri untuk menjadi seorang ibu, sehingga penurunan kesejahteraan emosi pada saat hamil dan menjadi ibu muda banyak dirasakan oleh kebanyakan perempuan. Selain itu, efek psikologis pada tubuh  selama kehamilan juga banyak dirasakan kaum perempuan. Perempuan dapat mengalami morning sickness,nyeri di payudara, lelah, dan mual. Selain itu kenaikan berat badan dan perubahan bentuk tubuh juga dapat menyebabkan stres pada masa kehamilan.

     Perempuan hamil juga sering mendapat perlakuan sexism dari orang lain. Perempuan hamil dianggap rapuh, lemah dan tidak dapat berbuat apa-apa. Padahal kenyataannya tidak seperti itu. Perempuan hamil memang membutuhkan perhatian yang lebih, tetapi perempuan hamil masih bisa melakukan aktivitas sehari-hari.

     Kehamilan juga dapat mengubah identitas perempuan, yakni perasaan yang berubah ketika hamil, perempuan jadi lebih feminim dan menjadi individu yang otonom. Selain itu, penelitian menemukan bahwa body image memiliki hubungan dengan penyesuaian diri dimana penyesuaian diri perempuan dewasa dini meningkat seiring dengan peningkatan body image.

8 September 2013

Apa Ibu Bekerja Tetap Bisa Dekat dengan Anak? (Hertha Christabelle)

Sekarang ini sudah tidak asing seorang ibu selain bekerja di rumah mengurus rumah tangga, ia juga bekerja di luar rumah untuk mencari nafkah.. Banyak alasan yang mendasari seorang ibu juga bekerja di luar rumah.. Kebayakan mungkin karena faktor ekonomi.. Tapi ekonomi bukan menjadi satu-satunya alasan.. Masih ada alasan lain yang mendasari ibu bekerja, diantaranya mengisi waktu luang dan meningkatkan tingkat kepercayaan diri, memiliki pendidikan yang memadai, mengurangi rasa bosan, dan dapat menjadi anggota dari komunitas sehingga menjalin persahabatan dengan kolega-koleganya.. Apapun pilihannya seorang ibu tetaplah seorang ibu, yang bertanggung jawab terhadap anak-anaknya..

Dilema terbesar bagi seorang ibu yang bekerja adalah bagaimana pengasuhan anak? Seorang anak tidak hanya butuh dipenuhi kebutuhan fisiknya tetapi juga psikologis, seperti perhatian dan kasih sayang.. Apakah ibu yang bekerja bisa memenuhi semua itu? Tentu bisa.. Ibu bisa membagi waktu antara bekerja dan anak..
Kerjasama antara ayah dan ibu bisa dilakukan.. Saat ibu bekerja atau beristirahat, pengasuhan anak bisa dilakukan oleh ayah.. Begitupun sebaliknya.. Keutungannya, anak tidak hanya dekat dengan ibu tetapi juga dengan ayah..

Atau anak bisa asuh oleh pengasuh atau keluarga dekat yang dapat dipercaya..

Yang penting, saat ibu di rumah ciptakan waktu berkualitas dengan anak.. Berikan perhatian pada anak.. Perhatikan tumbuh kembangnya sehingga tahu apa yang dibutuhkan seorang anak..

Memang butuh tenaga lebih dalam menjalankan peran ganda (sebagai ibu yang bekerja).. Banyak keuntungan juga kerugiannya.. Tapi bukan tidak mungkin ibu bekerja bisa tetap dekat dengan anaknya..

Dan tidak selalu ibu yang tidak bekerja pasti mengasuh anaknya dengan baik, hal tersebut tergantung sebagaimana waktu yang berkualitas yang ia ciptakan..

Dan terakhir, apapun pilihan ibu (peran ganda atau ibu rumah tangga) ibu tetap memberikan cinta dan perjuangan untuk keluarganya sebesar-besarnya..










8 September 2013