Orientasi Sexual (Patricia Gloria)

     Pada pertemuan minggu lalu saya belajar melalui kelompok yang membahas mengenai orientasi seksual. saya belajar sesuatu yang baru dalam perkulihan minggu lalu. Pembahasan yang dipresentasikan oleh kelompok Meylisa Permata Sari dan kawan-kawan sangat menarik. Karena kelompok mereka membahas mengenai orientasi sesksual mulai dari heterosexsual, homosexual, transgender, questioned. Pembahasan dimulai dengan membahas pengertian orientasi sexual dimana jenis kelamin seseorang membuat orang lain tertarik secara emosional, fisik, dan romantis.

     Selain itu kelompok juga menjelaskan mengenai determinasi orientasi sexual. Dimana dijelaskan adanya perilaku sexual menjadi fantasi sexual,  menjadi kelekatan emosional, sehingga menjadi konsep diri mengenai sexualitas. Saya belajar mempelajari bagaimana seseorang dapat memiliki kelekatan secara emosional sehingga berubah menjado konsep diri mengenai sexualitas. Dimulai dari perilaku sexual dan fantasi sexual.

     Ada beberapa model dari homosex yaitu Kinsey Scale yang membicarakan mengenai perilaku, dimana diberikan skala mulai dari heterosexual hingga menjadi homosexual yaitu dengan pemberian angka 0-6.  Klein Sexual Gird yang menjelaskan bahwa adanya ketertarikan, fantasi, prefens emosional, prefensi sosial, identifikasi diri, dan gaya hidup. 

     Dari data yang ditemukan bahwa 3%-4% pria adalah homosex, sendangkan 1,5%-2% wanita lesbian dan 2%-5% lainnya adalah bisexual. Kelompok menjelaskan faktor dari orientasi sexual yaitu, biologi yang di dapat dari keturunan, hormon, pisiologi, urutan kelahiran. Melalui perkembangannya mengunakan teori dari Freud. Peran dari masa kecil bagaimana orang tua memperlakukan anaknya. Atau orang tua yang juga homosexual atau lesbian. Di dapatkan pula adalah interaksi dari kelompok teman sebaya.
   
     Teori behavioristik homosexual memberikan gambaran tentang reward yang di dapatkan bahwa adanya penguatan positif dan negatif. Sosiologi juga memiliki pengaruh terhadap homosexual contohnya pada tekanan sosial yang membentuk individu dalam maysarakat. Interaksi antara biologi dan sosiologi gender pada masa kanak-kanak terhadap lawan jenisnya lebih merasa tertarik secara romantis. Homosexual dan heterosexsual memiliki banyak tempat yaitu pada tempat klasikal meliputi sodomi dan burgery.
   
     Kelompok juga membahas tentang homophobia dimana adanya sikap yang negatif terhadap homosexual. homosexual juga dikatakan sebagai pelaku kejathatan yang ditentang. Ada juga membahas tentang perilaku sexual dimana terjadi kekurangan pasangan heterosexual yang disebut dengan same sex behavior in Prison.

11 September 2013

Orientasi Seksual: Sesama Jenis (Monica Unsri)

Kelas Perilaku Seksual Kamis lalu membahas tentang perbedaan orientasi seksual pada setiap manusia. Orientasi seksual mengacu pada jenis kelamin yang disukai seseorang secara emosional, fisik, seksual, dan romantis. Pada kesempatan kali ini, kelas lebih membahas mengenai homoseksual. Homoseksual adalah orang yang tertarik pada seseorang dengan jenis kelamin yang sama dengannya. Homoseksual terbagi menjadi dua, yaitu laki-laki yang menyukai sesama jenis biasa disebut dengan "gay", dan pada perempuan yang menyukai sesama jenis disebut dengan  "lesbian".  
Bagaimana bisa terjadi perbedaan orientasi seksual pada manusia? Ada beberapa teori yang menjelaskan bagaimana asalnya orientasi seksual itu. Salah satunya adalah teori biologis, bahwa orientasi seksual seseorang dapat muncul dari faktor genetik, hormon, atau ciri-ciri fisik. Misalnya, mungkin A adalah seorang gay, dan setelah ditelusuri lebih jauh ternyata paman dari ayahnya juga seorang gay yang bisa saja diturunkan dari garis keturunan ayahnya. Namun, setiap penelitian yang menggunakan teori ini, tidak ditemukan adanya hasil yang konsisten dan bukti-bukti yang ditunjukkan pun kecil sekali.  
Selain itu, ada juga teori perkembangan yang berfokus pada pengasuhan dan perjalanan hidup seseorang. Kalau seseorang laki-laki berperilaku seperti perempuan dan bermain dengan perempuan, ia akan bertumbuh menjadi gay. Walaupun kenyataannya tidak semua laki-laki yang berperilaku seperti perempuan akan bertumbuh menjadi gay, atau perempuan yang tomboi akan menjadi lesbian.
Ada teori lain yang menjelaskan bahwa orientasi seksual seseorang sebagai sesuatu yang dipelajari. Teori behavioral ini memandang homoseksual sebagai perilaku yang dipelajari, yang muncul karena reward atau penguatan positif dari perilaku seksual; atau hukuman atau penguatan negatif dari hubungannya dengan lawan jenis. Sedangkan teori sosiologis melihat bagaimana tekanan sosial membentuk homoseksual dalam masyarakat. Mereka menyatakan bahwa kita mempelajari cara budaya kita berpikir mengenai seksualitas, dan menerapkannya ke diri kita.  
Teori terakhir dari pembahasan kali ini adalah teori interaksional yang menjelaskan bahwa homoseksualitas merupakan hasil interaksi kompleks dari faktor biologis, psikologis, dan sosial. Anak yang bermain dengan sesama jenis cenderung memilih lawan dari jenis kelaminnya untuk merasa tertarik secara romantis ataupun seksual, dan anak yang bermain dengan lawan jenisnya lebih memilih sesama jenis kelamin sebagai pasangannya. Namun, penelitian menunjukkan banyak anak homoseksual yang mengatakan bahwa seiring mereka bertumbuh, mereka bermain dengan sesama jenis, maupun lawan jenis.  
Adanya teori-teori yang telah dijelaskan di atas mungkin saja dapat menjadi salah satu faktor penyebab orientasi seksual menjadi penyuka sesama jenis atau lawan jenis. Namun, perlu diingat apapun orientasi seksual anda, sebaiknya perhatikan kesehatan seksual anda. Pergaulan homoseksual seringkali ditemukan berganti pasangan, belum lagi dengan cara mereka melakukan hubungan seksual dengan (maaf) memasukkan penis ke dalam anus yang merupakan tempat manusia membuang "muatan" yang pastinya banyak mengandung kotoran, sehingga dapat menyebarkan penyakit menular seksual, seperti HIV/ AIDS. Ada baiknya kita dapat berhati-hati dalam memilih pergaulan yang baik agar kesehatan fisik, psikis, dan seksual anda tetap sehat dan sejahtera.
 
11 September 2013

Women Psychology: Mother, the living Buddha in our Home. :) (Vivian Amelia)

Women and Their Roles.

     Actually the topic is "Women, and the Double Roles."
Double roles is defined as a mother in home and a worker in society.
I improvised it, because I thought that our mother didn't just have 2 basic roles. They can be whatever we need them to be.

    Why? Imagine you are sick now. And then, first, your mother would become a doctor (behaviorally so) she would asked you, where the pain located, and touched your forehead or giving you a thermometer to scale your temperature.
And then, she will be a driver, taking us to hospital or clinic.
After the medical check-up, she will be a chef at home, to make healthy foods for us to consume.
She will be a laundry-nanny (in Indonesia), who will be washing all of our clothes in the mean time when we are sick, and in the bright morning tomorrow, she will be a business woman again.

How many roles are in the short story above?
It is not a doule roles. It is multiple roles.

     What I learned in the lecture materials, is that, socially, culturally, and genetically. Being a woman with such many roles, in life, is not easy. If your mother, is a housewife, then she would be so so so noble. Why? Because, I thought that they might have abandoned some of their dreams in order to build this family, taking care of us, and make us to be a person.

     Love and respect your mother.
They are like a living Buddha in our home.
You don't need any religions no more, if you understand that Mother is a proof of God's form and existence in our life.
Therefore, we called them mother, and they give their whole life to us.
Because they thought that we are a better person than them.
Because we are their hope.
So they gives us all the best whenever they can.

You don't need a handbook of how to be a mother and a worker at the same time.
When mother's eyes looking at us,
They know they will become whatever to be.

 Mother, I Love You.
Thank you for working so hard for me.
Thank you for being a mother and a father at a same time for me.
And your no-limit of patience for facing a naughty and rebellious child like me.

Thank God, I have a mother!

11 September 2013

SUPERWOMEN (Gayatri Ardhinindya)

Kali ini saya akan membahas lebih lanjut tentang perempuan sebagai ibu bagi anaknya, istri bagi suaminya, karyawan bagi perusahaannya, berperan sebagai anak bagi orangtuanya, bahkan juga mungkin berperan sebagai pemberi nafkah (bisa di sebut kepala keluarga) bagi adik-adik dan orangtuanya.
Semua yang saya sebutkan di atas adalah contoh dari sekian banyaknya kemungkinan-kemungkinan peran yang akan dijalani oleh seorang perempuan. Maka saya kurang setuju, bahwa wanita karir adalah wanita yang mempunyai peran ganda. Karena peran ganda sudah dimulai sejak masa kanak-kanak. Contohnya seorang anak berperan sebagai siswa bagi sekolahnya, dan seharusnya berperan sebagai anak yang berbakti bagi orangtuanya (tidak menutup kemungkinan itu perempuan ataupun laki-laki).
Kemajemukan peran dan kompleksitas yang ada pada peran pada perempuan, harusnya dihargai oleh anak-anaknya. Sebab menjalani lebih dari dua peran itu sangat sekali susah di jalani, itu dia mengapa sekarang ada sebutan “Superwomen / Wonderwomen”.
Mengapa ada sebutan seperti itu? Bayangkan lah, seorang perempuan yang tadinya bertubuh kurus dan mulus, atau berbentuk seperti gitar spanyol, seiring dengan waktu mereka hamil, makin membesar dan berisi tubuhnya, merasakan nyeri dan kesakitan selama kurang lebih 9 bulan mengandung. Dan setelah mereka melahirkan dengan rasa sakit yang luar biasa, baik normal ataupun Caesar, mereka harus rela di jahit di bagian tubuhnya yang telah mengeluarkan sebentuk bayi kecil itu. Lalu setelah bayi yang mungil itu lahir, perempuan sejati berusaha keras bagaimana sakit dan susahnya untuk memberikan ASI untuk anaknya. Dan setelah itu mereka tidak akan kembali normal bentuk tubuhnya, entah masih ada lemak di pinggul dan lengannya, atau juga selulit di bagian-bagian tubuh lainnya yang pastinya tidak indah dipandang mata suaminya. Tetapi perempuan merelakan semua itu demi anaknya. Setelah melahirkan, pada umumnya perempuan berubah menjadi keibuan. Egonya menurun, cintanya kepada suami dan hal lain akan terkalahkan dengan cinta kepada anaknya, yang mana itu adalah hasil jerih payahnya.
Setelah segala proses kehamilan dan kelahiran anaknya, seorang perempuan harus memikirkan perkembangan dan pertumbuhan anaknya, juga pendidikan anaknya kelak. Beruntunglah bagi perempuan yang berkecukupan finansialnya baik dari suami maupun dari orangtuanya. Tetapi ada juga perempuan yang harus bekerja demi membantu perekonomian keluarga (suami/orangtua/adiknya). Atau juga perempuan yang biasa beraktifitas, sehingga tidak betah untuk berdiam diri saja di rumah sambil menunggu anaknya pulang sekolah dan suaminya pulang bekerja. Bagaimana perempuan bisa mengatasi dan menjalani semua itu? Itulah kehebatan dan kesabaran wanita, dibalik perasaan dan emosi sesaat yang tidak di pahami oleh pria.
Maka untuk perempuan yang ada di luar sana, semangatlah menuntut ilmu agar berguna bagi anak dan keluargamu nanti. Hasil kerja keras dan jerih payah kita tidak akan sia-sia. Tetapi sebelum kalian berkeluarga, berhati-hatilah dalam memilih pasangan, juga pandai-pandai lah mencari ilmu atau info seputar pernikahan dan kehamilan. Karena di tahap itu akan ada perubahan yang amat sangat besar pada diri anda dan keluarga anda. Seimbangkanlah peranmu sebagai anak-ibu-istri-kakak dengan segala pengetahuan dan pengalamanmu, maka kamu akan menjadi perempuan yang paling berharga, entah itu dimata masyarakat, keluarga ataupun dimata Tuhan.
Mungkin tulisan saya kali ini kurang teoritis. Tetapi inilah yang saya pahami dari pertemuan kelas Psi. Perempuan terakhir. Dan langsung saya kaitkan kepada kejadian faktual di sekitar kita.
Semoga bermanfaat yaa. Salam emansipasi perempuan! J
 
11 September 2013

What's your sexual orientation? Understanding the issue of Homosexuality. :) (Vivian Amelia)

One of President Barrack Obama's statement:
"For me personally, it is important for me to go ahead and affirm that I think same-sex couples should be able to get married."

And this is Anne Hathaway personal opinions and thinking:
"There are people who've said that I'm being brave, for being openly supportive of gay marriage, gay adoption. With all due respects, I humbly dissent. I'm not being brave, I'm a decent human being. And love, is a human experience, not a political statement."

     In Indonesia, and some developed country, homosexuality is merely a sickness. Even nowadays, homosexuality in America and Europe, still society will be looking with different eyes if know that in fact some of us whose sexuality orientation is a gay or lesbian, or bisex?

     Maybe, for decades ago, you can say that homosexuality is a disease and sickness. By the time that goes by, now homosexuality is no more a sickness. It is a legal and legible sexual orientation.

     What more important is, we should know and realize that why now it is not a sickness anymore.
Do you know the reason why?

     It is because, couples who are same sexes, is not different in any life moments and thinking from us. They are not sick, they are normal and healthy. They think and learn like us. They worked to support their family. They like foods. They love kids. And they lived just like us, not a bit different from us, except their sexual orientation they have chosen to live with.
     Why it is not a disease anymore? Because homosexuality didn't make a human being disfunction to anything, didn't bring any special needs in the body and mind.
So what?

     For us, who still being "iiiii, they are gay!" When looking a same sex couple hugging each other tightly. Please, put your shoe into theirs.
This is 21st century people!

      They have the same human-living rights like us.
Be respect of other's paths in this life.
Maybe one day, it is one of them who will be so meaningful or helpful in our life.
We are a big one family.
Have the same organs in body, and same way of breathing.

 And like what Hathaway had said, that...
Love, is a human experience. Not a political statement.


     Open your heart and mind,
We are the same, the children of God.
And we lived, to complete each other.

11 September 2013

Gay? So? (Philomena Widy)

     Pada dasarnya manusia itu diciptakan sepasang. Laki-laki dan perempuan. Keduanya ada untuk melengkapi satu sama lainnya. Namun terkadang ada kata-kata familiar yang mungkin jarang atau sering kita dengar sekarang ini. Homoseksual, Bisex dan Transgender kata-kata itulah yang sedang "trend" di bicarakan.  

     Homoseksual merupakan sebuah orientasi seksual dimana seseorang lebih menyukai sesama jenisnya. Hal ini bisa disebabkan dari genetik, lingkungan sosial, dan juga pola asuh masa kecilnya. Bisex juga merupakan sebuah orientasi seksual dimana seseorang dapat berhubungan intim baik dengan pria maupun dengan wanita. Istilahnya door to door ke pria hayuk, ke wanita juga doyan. Akan tetapi mereka semua, baik itu kaum homoseksual maupun biseksual dapat disembuhkan lewat forum-forum tertentu misalnya lewat orang-orang yang dulunya mantan homoseksual dan biseksual.

     Kaum gay dan lesbi di Indonesia mungkin tidak begitu terlihat jelas karena budaya kita yang memandangnya tabu. Namun, di luar negara kita, kaum gay dan lesbian mulai menampakkan diri mereka sebagai sebuah komunitas tersendiri. Terkadang kita berpikir "gak salah itu?" atau "eww.. mereka....". So what?

     Sebenarnya gay atau tidak mereka tetaplah manusia sama seperti kita. Walaupun kita memang tidak setuju dengan pilihan orientasi seksual mereka akan tetapi kita haruslah tetap menghargai mereka layaknya seorang manusia karena mau orang tersebut homoseksual atau bukan, tetapi mereka tetaplah manusia. Menjadi gay atau tidak merupakan sebuah pilihan yang kita jalani sehari-hari sama seperti saat kita dihadapkan pada pilihan dimana kita harus memutuskan sesuatu yang rumit. Akan tetapi ada baiknya jika kita tetaplah menyukai lawan jenis karena Tuhan telah menciptakan kita sepasang pria dan wanita. 


11 September 2013