Nilai Normal Kadar Gula Darah Manusia

Berapa nilai gula darahmu saat ini?
Tentu saja kita tidak dapat mengetahui secara pasti kalau tidak diperiksakan ke laboratorium.
Setelah membaca dari beberapa artikel di koran, ternyata nilai batas normal gula darah manusia adalah antara 125 hingga 140.

Kalau angka menunjukkan 110 misalnya, itu berarti kekurangan kadar gula darah dan begitu sebaliknya kalau di atas angka 140, gulanya berlebih.
Biasanya sih orang-orang yang berpenyakit kencing manis nilainya lebih dari 140 ini. Tentunya harus berusaha mengendalikan gula darah dan diet gula agar stabil.


Gejala awal kencing manis harus diketahui sejak dini, siapa tahu Anda yang jadi korbannya.
Penyebabnya hal sepele saja yang paling umum, kurang berolahraga.
Kurang gerak, sehingga pembuangan cairan, keringat minim sekali.

Insulin.
Pernah lihat kan di tv atau bahkan sanak saudara kita yang terkadang menyuntikkan cairan insulin ke dalam tubuhnya. Ya karena tubuh mereka kurang atau tidak mampu memproduksi insulin sebagaimana mestinya.

Renungan (Melia Wijaya)



Multiple role merupakan seseorang yang memiliki lebih dari dua peran secara bersamaan. Sebagai contoh: dalam sebuah keluarga, seorang Ibu yang tinggal satu rumah dengan mertuanya. Ia memiliki tiga peran sekaligus, yaitu sebagai Ibu bagi anak, istri bagi suami dan menantu bagi mertua. Belum lagi, bila ia juga bekerja maka ia memiliki peran tambahan yaitu sebagai perempuan karir. 
Mungkin pada masa kini perempuan yang berkarir atau bekerja dan merangkap sebagai ibu rumah tangga tidaklah aneh. Namun, tetap gunjingan selalu ada. Tak jarang pertanyaan “gimana kamu membagi waktumu?” atau “emang bisa?”. Terkadang pernyataan menyakitkan hati juga ada, seperti “sebenarnya kamu lebih sayang anakmu atau karirmu sih?”.
Salah satu teman saya kebetulan sudah menikah, memiliki anak dan juga berkarir. Lalu, bagaimana cara beliau membagi waktunya? Kala saya bertanya demikian beliau menjawab “ya kalau lagi kerja fokusnya kerja, kalau jam kerja sudah selesai, ya, aku sama anak. Semua yang berkaitan sama pekerjaan nanti dulu. Termasuk smartphones”. Lalu, bagaimana dengan waktu seperti teman dan yang lain? Beliau menjawab “ketika kamu menikah, sesuatu yang dulu menjadi prioritas tidak lagi menempati prioritas”.
Jadi, untuk perempuan-perempuan (termasuk saya), menikah bukanlah ajang pamer apalagi ikut-ikutan. Ada tanggung jawab yang siap diemban dalam suka dan duka *sok bijak*
 
10 September 2013

Mau mati umur berapa? (Melia Wijaya)

Sebuah pertanyaan yang terlontar dari Ibu Henny sungguh mengejutkan dan membuat tawa berubah menjadi straight face. Tidak dapat dipungkiri tinggal di kota besar, khususnya Jakarta tak pernah lepas dari polusi. Polusi yang berasal dari pabrik, kendaraan, dan perokok.
"Mau perokok pasif maupun aktif sama-sama memiliki resiko pada organ reproduksi perempuan". Saya terdiam sejenak. Betapa seringnya saya memperbolehkan teman atau pun seseorang yang tak saya kenal merokok di dekat saya. Memberi keleluasaan atas nama "gak enak", "takut", "biarin bukan gw ini yang ngerokok" dan terkadang "solider antar pertemanan".
Satu batang rokok yang terbuat dari berbagai macam bahan berbahaya, salah satu yang saya ingat racun tikus. Peringatan pada bungkus rokok yang ditulis dengan huruf kapital serta paparan Bu Henny yang membuat semakin ingin gigit jari rasanya.
Dikatakan oleh Ibu Henny bahwa rokok berbahaya bagi perempuan yang menginginkan memiliki anak. Apa iya nikah terus nggak punya keturunan? Apa iya mau keturunannya nanti cacat? Apa iya tahan disindir oleh mertua setiap ketemu (bila sudah menikah)?
Kenapa perempuan yang memiliki resiko lebih tinggi? Karena apabila kualitas ovum buruk kemungkinan terjadi keguguran dan tidak menjadi janin jauh lebih besar. Apabila suami tidak merokok. Kalo merokok? Silahkan dibayangkan. Belum lagi bila rahimnya kering. Mau nempel di mana telur yang sudah dibuahi?
Lalu, bagaimana caranya?
Let's stop being passive smoker. Say NO to passive smoker. It's about your life. Do you want to do more things than today? Do you want to realize your dream? Do you want to see your parents happy? Do you want to have healthy child? Let's do it!
Overall, if you DON'T WANT to have child. Go ahead to be passive or active smoker as long as stay away from me :) 

1 September 2013

Taboo or not?! Depending how you look at it? (Indri Kusumawati)

Tak terasa sudah masuk ke dalam tulisan ketiga :D (curahan hati penulis amatir hahaha…) ok baiklah.. kali ini penulis mau berbagi info tentang orientasi seksual individu.
Apa itu orientasi seksual?? Orientasi seksual mengacu pada ketertarikan seseorang secara emosional, fisik, seksual dan romantis. Orientasi seksual sendiri dibagi dalam tiga tipe ketertarikan yakni heteroseksual (menyukai lawan jenis), homoseksual (gay atau lesbian) dan biseksual (kombinasi heteroseksual dan homoseksual)
Apa aja sih yang menentukan orientasi seksual itu? Ada yang bilang ditentukan dari dengan siapa melakukan hubungan seksual, tapi bisa dari perilaku seksual, fantasi seksual, kelekatan emosional dan konsep seksual seseorang. Yang sering menimbulkan kontroversi di masyarakat adalah orientasi homoseksual dan biseksual, yang menurut mereka tidak sesuai dengan norma-norma yang berlaku dalam kehidupan sosial masyarakat.
Faktanya juga terdapat kontroversi jumlah GLB (gay, lesbian dan biseksual) yang terdapat di dunia, namun yang pasti 3%-4% di antara laki-kaki terdapat gay, 1.5%-2% lesbian diantara wanita dan 2%-5% biseksual.
Pertanyaan kembali muncul, kenapa ada perbedaan orientasi seksual? Apa yang membuat adanya orientasi seksual? Oke, ada lima hal yg mempengaruhi pertama itu faktor biologis, di mana adanya perbedaan fisiologis yg buat kita punya orientasi baik itu hetero, homo, ataupun biseksual. Nah bukan hanya itu faktor biologis lain yang mempengaruhi bisa berupa gen, hormon, urutan lahir, dan ciri fisik. Ada sebuah penelitian tentang si urutan lahir ini nih, 1 dari 7 pria gay merupakan hasil dari urutan lahir dan pasti memiliki kakak pertama laki-laki. Loh kok bisa?? Begini ceritanya, menurut maternal immune hypotesis seorang ibu punya imun progresif pada antigen khusus untuk pria setelah melahirkan anak laki-laki pertama yang meningkatkan anti-mate antibodies dalam pembedaan seksual pada otak fetus yang berkembang (hayooo mari dibuka kamus biologinya ^_^…).
Faktor yang kedua ada perkembangan, kemudian faktor behavior di mana orientasi merupakan perilaku yg dipelajari yang dapat reward atau penguatan positif dari perilaku seksual atau penguatan negatif (hukuman) dari hubungan heteroseksual (yang bisa membuat beralih menjadi homo ataupun biseksual). Yang keempat faktor sosiologi dan terakhir faktor interaksi.
Untuk homoseksualitas sudah ada sejak ratusan tahun yang lalu, pada era klasik abad 19 homo ditudin sebagai seorang penjahat yang menyodomi tp aktivitas seksualnya sudah umum bahkan prostitusi homo dibebani pajak negara. Pada era middle age di Eropa menjalankan hukum berdasarkan pengajaran gereja, tapi tidak ada hukum untuk orang homoseksual. Pada tahun 1250 itu semua sah adanya, tapi berbeda di tahun 1300 hampir di mana saja pelaku homoseksual dihukum mati.
Sampai pada era modern seperti sekarang ini, memang tidak seekstrem era middle age, tp ttp menimbulkan pro kontra dalam masyarakat seperti Amerika, Asia dan  sebagainya. Di satu pihak berdasarkan norma dan nilai yang dijunjung tinggi masyarakat sosial menolak adanya orientasi homoseksual dan biseksual, di pihak lainnya bagi HAM yang menjunjung nilai kemanusiaan itu merupakan bagian dari hak tiap individu.
Semua tergantung bagaimana kita bisa menyikapi hal tersebut, menghakimi bukan merupakan hal yang baik untuk dilakukan tetapi membiarkan juga bukan hal yang bijak untuk dilakukan :) )

Human or not? Homosexual-Bisexual (Danny Kojima)

Well, what should I say.

Gay, lesbian, even bi, do I like them? No. Do I hate them? No.

They're still human right? Still a human being right? So why you have to disgust at them. They have the same body like us right? Treat them as a human, not as an animal. But that doesn't mean I encourage everyone to become bisex or homosex, it's up to you.

It is up to you how you perceive it. However, can we really accept something that is weird with us? Well, actually we can. How? It's actually a simple thing called 'adaptation'. How do we adapt to something we don't like?
The simplest thing is when we we're born, we have to adapt to everything that is new to us. Air, water, cold, everything. And now, we only have to adapt to one thing that is about sex. I mean, why do we have to take care of someone else sex life? It's up to them. Well, in religion side of view, it is really false, a sin to be excact. But then, they're still human, can't we accept them the way that they accept us? They don't think we're weird, they accept us. It's basically same with accepting someone who you hate when they try to apologize.
In the end, it's their lives, it's up to them, not up to us. But the again, think about the risk and the fun for not having an intimate relationship with a person that you don't know all about her/him. The marriage of gays is maybe more happy than the heterosexual because they know what their partners need. But they lack of surprise with the opposite sex. Like if you're married with the opposite sex, you will surprise with that they like, who they are, even after 35 years together.
Everything have their benefits, but you need more than just same, but you need the different in life that can complete yourself.
 
11 September 2013

Homoseksual vs Heteroseksual (Hanna Hadi Pranoto)

“Ah, dasar maho kalian”.
Kata-kata tersebut sering kita dengar di sekitar kita. Maho yang sering disebut biasanya ditujukan kepada dua orang pria yang dekat atau sering melakukan aktivitas bersama. Maho merupakan istilah jaman sekarang yang berasal dari kata manusia homo. Istilah homo memang sering diidentikkan dengan pria yang menyukai sesama jenisnya. Namun yang benar, homo atau homoseksual adalah istilah yang digunakan untuk orang yang menyukai sesama jenisnya, baik itu wanita yang menyukai sesama jenisnya atau pria yang menyukai sesama jenisnya. Hal ini karena homoseksual memang dibagi menjadi dua kelompok, yaitu gay dan lesbian. Gay adalah pria yang tertarik dengan sesama jenisnya, sedangkan lesbian adalah wanita yang menyukai sesama jenisnya.
Ketertarik terhadap sesama jenis ataupun lawan jenis itulah yang disebut dengan orientasi seksual. Terdapat beberapa jenis orientasi seksual seperti heteroseksual, homoseksual, dan biseksual. Namun untuk menentukan orientasi seksual seseorang tidaknya semudah yang kita bayangkan. Kita harus mempertimbangkan faktor-faktor seperti bagaimana perilaku seksual individu, fantasi seksual, kelekatan emosional, dan bagaimana konsep diri mereka mengenai seksualitas. banyak penyebab seseorang menjadi kaum heteroseksual. Genetika menjadi salah satu faktor penyebabnya, dan ini akan lebih sulit untuk disembuhkan. Lingkungan sosial juga dapat menyebabkan seseorang menjadi homoseksual, misalnya karena pernah mengalami kekerasan seksual.
Di lingkungan sekitar kita, kaum homoseksual dan biseksual adalah kaum minoritas. Sedangkan heteroseksual adalah mayoritas di masyarakat. Banyak stereotype-stereotype negatif yang muncul terhadap kalangan minoritas tersebut. Salah satunya adalah kita takut untuk berteman dengan mereka atau dekat-dekat dengan mereka karena takut tertular ataupun disukai oleh mereka. Atau bahkan kita malah sering mengatai mereka dengan kata-kata seperti di atas, yaitu “maho”. Terkadang kita bereaksi secara berlebihan terhadap kaum homoseksual. Padahal, mereka tetaplah manusia seperti kita, hanya saja berbeda salam orientasi seksualnya. bahkan terkadang, mereka yang sudah kembali ke jalan heteroseksual tetap diberi cap oleh masyarakat, seperti dengan tetap menyebut mereka “mantan gay” atau “mantan lesbi”.
Meskipun mereka adalah homoseksual ataupun biseksual, namun mereka tetaplah manusia yang harus kita manusiawikan. Kita, termasuk saya, mungkin tidak setujudengan perbuatan mereka atau merasa mereka salah dengan menjadi homoseksual maupun biseksual. Terkadang kita sendiri juga merasa risih bila berdekatan dengan mereka. Namun hal tersebut seharusnya tidak membuat kita untuk tidak menghormati mereka sebagai manusia. Baik homoseksual, biseksual, ataupun heteroseksual memiliki derajat yang sama sebagai manusia. Nah, para pembaca, jika kalian pernah melakukan hal-hal seperti merendahkan orang homoseksual ataupun biseksual, cobalah mulai mengintropeksi diri sendiri dan merubahnya. Kita harus menghormati mereka layaknya manusia pada umumnya meskipun secara pribadi kita tidak membenarkan perbuatan mereka.







11 September 2013