Before say “i do” (Gusti Andini)

     Hay para wanita pasti kalian bakal senang banget kan kalo semisal pasangan kalian meminta kalian buat jadi pasangan hidupnya. Karena bagi setiap orang yang menjalani hubungan pasti sangat mendambakan hubungannya berakhir di pernikahan. Jika ditanya apakah arti dari pernikahan itu kebanyakan dari mereka pasti akan menjawab pernikahan itu adalah sesuatu hal yang membahagian dan merasa ini adalah puncak dari hubungan mereka saat ini. Dari pemikiran ini lah para insan muda mulai berfikir untuk menikah muda. Trend saat ini menikah muda sudah tidak asing lagi, hal ini memang tidak bisa disalahkan, karena menikah adalah suatu hak dari setiap individu, namun yang dipertanyakan siapkah anda untuk menjalani, mempertahankan dan berkomitmen atas pilihan anda tersebut?
 
Pernikahan bukan akhir dari suatu hubungan, namun menjadi titik awal dimana mulainya suatu kehidupan yang baru yang mereka akan jalani bersama pasangan mereka. Diibaratkan sebagai dua kepala yang harus menjadi satu. Kesiapan individu dalam menjalani pernikahan itu tidak hanya berlandaskan cinta saja tetapi kesiapan mental dari masing-masing individu itu sendiri. Ketika memutuskan menikah, artinya kamu harus siap menerima pasangan dengan apa adanya, hidup bersama pasangan satu atap dan terlebih adalah mejalin relasi baik dengannya. Kematangan psikologis juga sangat penting loh agar lebih mudah menjalin komunikasi, menerima keadaan dan lebih dewasa mengelola konflik dan masalah.
Nah well sebelum kamu memutuskan untuk melangkah ke jenjang pernikahan, ada baiknya kamu bertanya kepada diri sendiri untuk memastikan kesungguhan dan kesiapan kamu terhadap pasangan.
Ini nih pertanyaan yang kamu harus tanya pada diri kamu sendiri,
  1. Apakah kamu percaya padanya?
kepercayaan tuh bener bener hal yang penting dan utama banget loh, karena jika tidak ada kepercayaan hubungan kedepannya tidak akan berjalan dengan baik. Jika kamu sudah sepenuhnya percaya, kamu bisa mempertimbangkan pernikahan
  1. Apakah kamu menikah dengan alasan yang bener?
Alasan menikah yang harus dipertanyakan. Apakah kamu menikah hanya karena teman-teman sepergaulan kamu sudah menikah? Apa karena kamu hanya ingin memakai baju gaun yang indah dan mendambakan sebuah pesta yang sangat indah?? Itu adalah beberapa alasan yang salah. Karena inti dari pernikahan adalah kehidupan baru yang akan kamu jalani setelah pernikan. Dan siapkah kamu menjalaninya seumur hidup kamu dan mempertahankan pilihan kamu untuk selamanya?
  1. Sudahkan kamu membicarakan hal serius dengan pasangan?
Membahas hal hal yang serius sangatlah penting, sepert halnya masalah keluarga besar, kepercayaan,keuangan atau masalah lainnya. Cobalah mulai berkomitmen saling mendengarkan pandangan hidup masing-masing dan lihatlah apakah ada perbedaan yang muncul? Dan apakah perbedaan itu bisa saling dikompromikan sebelum anda memutuskan untuk menikah.
So, buat kamu yang mau memutuskan untuk menikah coba pertimbangkan dulu matang-matang yaaaa. karena pernikahan harus dipertahkan seumur hidup :)  
 
18 September 2013

apa yang membuat kita tertarik dengan pasangan kita? (Aristo Pratama)

Bagaimana sih cara kita tertarik dengan pasangan kita? ada yang melihat fisik, ada yang melihat dari hati? waduh? dari hati? bagaimana bisa? yuk saya jelaskan.
manusia memiliki suatu hormon tertentu sehingga menghasilkan bau, dimana bau tersebut disukai oleh lawan jenisnya. bau ini akan menimbulkan reaksi dimana lawan jenis akan tergoda atau tertarik dengan anda. bagaimana dengan melihat dari fisik?
ada bentuk tubuh tertentu yang disukai oleh lawan jenis. misalnya, ada yang tertarik dengan bola matanya, dengan bentuk hidungnya bahkan dengan aroma ketiaknya. kenapa yah? ada yang bisa dideskripsikan ada yang tidak bisa dideskripsikan. yang bisa dideskripsikan adalah mungkin karena bentuk hidung yang mancung yang menyebabkan adanya dorongan rasa suka terhadap lawan jenis tersebut. ada yang tidak bisa dideskripsikan karena hanya sekedar tertarik dengan bentuknya yang menurutnya itu unik.
bagaimana dengan melihat dari hati? begini..............melihat dari hati mungkin bukan dari kontak fisik atau bentuk fisik, tetapi lebih ke arah seperti cara dia bicara, cara bercanda, atau perbuatan baik yang dilakukannya terhadap lawan jenisnya. contoh: kejadian seperti Vicky Prasetyo dimana dia mampu menggandeng banyak wanita karena midal kata2 manisnya dimana ada suatu perbuatan yang membuat wanita tersebut tertarik dengan lawan jenisnya sehingga dari situlah timbul rasa suka.
bagaimana dengan mereka yang homoseksual? baik gay atau lesbian (maaf yang awam dengan kata2 ini) cara mereka tertarik adalah membayangkan bentuk fisik sesama jenisnya tersebut seperti layaknya lawan jenisnya. karena sudah terprogram di otak mereka dimana membayangkan sesama jenisnya itu sama seperti membayangkan lawan jenisnya. biasanya dalam suatu hubungan baik gay atau lesbian, mereka sama sekali tidak akan melepaskan pasangan mereka, posesif dan selalu mencari cara untuk menguasai pasangannya tersebut.
tips2 dari saya dalam memilih pasangan:
1. lihatlah dari fisiknya, lengkap atau tidak, enak dilihat atau tidak, bagaimana penampilannya saat bertemu denganmu? napak di tanah atau tidak (joke). lawan jenis atau sesama jenis akan lebih melihat penampilan dan fisik sebagai bagian utama dari pertama yang mereka lihat.
2. cara dia berbicara, kenapa sih ris? karena cara dia bicara adalah menentukan sehebat apa sih orang tersebut? intelektualnya tinggi, atau biasa saja? semua yang menentukan pasangan kan anda sendiri, kenapa anda memilihnya, ya kan?
3. keunikannya, karena setiap orang itu unik, sehingga tertarik dengan keunikan atau kemampuan yang dimiliki oleh lawan jenis atau sesama jenis.
4. gunakan hati. pasangan yang awet adalah mereka yang bisa menjaga komitmen dan tidak memanfaatkannya untuk kebutuhan pribadi bahkan memperalatnya sebagai tujuan tertentu. dengan hati, kasih sayang akan terjalin, lalu keunikan dari rasa tertarik pada fisik lawan jenis akan membuat semakin anda menyayangi pasangan anda.

17 September 2013

Pernikahan atas dasar cinta? (Syifa Saviriandini)

Memutuskan menikah atas dasar cinta ? sepertinya cinta saja tidak cukup untuk memutuskan ke jenjang pernikahan. karena menikah dengan pacaran itu berbeda. memutuskan untuk menikah juga tidak hanya mengandalkan berapa lama kita berpacaran. banyak pasangan yang sudah berpacaran 8. lama tetapi hubungannya kandas dan tidak menikah. tetapi ada juga yang pasangan yang baru berpacaran beberapa bulan justru ternyata berjodoh dan langgeng. untuk memutuskan menikah kita harus memiliki intimacy, passion dan commitment. ini adalah tiga elemen tringular theory of love dari Sternberg. intimacy merupakan elemen emosi yang berhubungan dengan kedekatan yang mengarah pada hubungan, kepercayaan dan kehangatan. sedangkan passion merupakan elemen motivasi yang mendasari dorongan fisiologis ke arah seksual. commitment merupakan elemen kognitif yang mendasari untuk saling menyayangi dan mempertahankan hubungan. ada delapan tipe hubungan yaitu:
1. Nonlove : hubungan yang tidak memiliki ketiga elemen tersebut yaitu intimacy, passion dan commitment. contoh dari hubungan ini adalah interaksi kita terhadap orang yang duduk disebelah kita saat kita naik bis atau interaksi dengan orang yang baru kita kenal. pada dasarnya interaksinya tidak disengaja.
2. Liking : hubungan yang hanya memiliki intimacy. contoh dari hubungan ini adalah hubungan dengan sahabat, dengan teman dekat kita yang kita percaya saat berbagi masalah atau cerita senang maupun sedih
3. Infatuation : hubungan yang hanya memiliki passion. contoh dari hubungan ini adalah saat kita bertemu dengan orang lain atau orang baru lalu kita tertarik dengan orang tersebut atau bahasa jaman anak sekarang 'naksir' atau love at the first sight.
4. Empty love : hubungan yang hanya memiliki commitment. contoh dari hubungan ini adalah hubungan pernikahan jangka panjang. biasanya pasangan yang sudah menikah lama dan sudah lama bersama sama mereka akan berusaha untuk mempertahankan hubungan dan saling menyayangi.
5. Romantic love : hubungan yang hanya memiliki intimacy dan passion tetapi tidak memiliki commitment. contoh dari hubungan ini adalah pasangan yang tinggal serumah tetapi tidak menikah atau kumpul kebo.
6. Companionate love : hubungan yang memiliki intimacy dan commitment tetapi tidak memiliki passion. contoh dari hubungan ini adalah pasangan yang sudah berkomitmen dan merasa dekat satu sama lain. hubungan ini hampir mirip dengan empty love. tetapi untuk hubungan ini intimacy nya masih dimiliki pasangan. hanya ajtivitas seksualnya sudah mulai menurun
7. fatuos love : hubungan yang memiliki passion dan commitment tetapi
tidak memiliki intimacy. contoh dari hubungan ini adalah pasangan yang tertarik dengan penampilan fisik pasangan tetapi tidak mengenal pribadi pasangan secara mendalam. pasangan yang dijodohkan bisa dimasukan dalam tipe ini. mereka hanya menilai dari fisik tanpa mengenal kepribadian satu sama lain.
8. Consummate love : hubungan ini memiliki ketiga elemen tersebut yaitu intimacy, passion dan commitment. hubungan ini saling bergantung satu sama lain. mereka belajar untuk saling menyayangi dan memoertahankan hubungan serta mengenal kepribadian pasangan masing masing.

17 September 2013

Right Decision, Is It Perfect? (Nadia Puspita Ekawardhani)

     Pernikahan.... Satu kata ini menjadi salah satu pembahasan menarik bagi Saya di kelas psikologi perempuan pertemuan keempat. Ibu Henny Wirawan, selaku dosen mata kuliah tersebut menjelaskan garis besar mengenai apa saja yang akan dihadapi dalam sebuah pernikahan. Saya setuju dengan pernyataan beliau mengenai budaya timur yang menganut kolektivitas, yang dapat dikatakan apabila terdapat dua individu menikah, sama saja dengan menikahkan dua keluarga, yang berarti seluruh anggota keluarga besar turut berpartisipasi dalam pernikahan tersebut. Menurut saya pribadi pernikahan adalah sebuah langkah besar menuju perjalanan hidup yang berbeda, penuh tanggung jawab, sangat menuntut kemandirian dan peminimalisiran ego, serta kerja sama dengan pasangan dalam membangun dan mempertahankan pilar rumah tangga. 
     Setiap manusia menginginkan pernikahan atau memiliki pasangan hidup sekali dalam sepanjang hidupnya. Jarang sekali bahkan mungkin tidak ada manusia yang menginginkan perceraian. Saya menulis berdasarkan pandangan wanita karena Saya pribadi adalah seorang wanita. Memilih pasangan untuk dijadikan pacar atau suami tentulah merupakan hal yang berbeda, kecuali apabila wanita tersebut ingin memiliki hubungan dengan lawan jenis hanya satu kali dalam sepanjang hidupnya. Berbeda dengan wanita yang belum terlalu memikirkan pernikahan, ia akan cenderung berpikir untuk mencoba mengenal lebih jauh terlebih dahulu, walaupun bisa saja ketika hubungan tersebut dijalankan, terdapat pikiran-pikiran untuk terus mempertahankan sampai ke pernikahan. Saya dapat berpendapat seperti itu karena Saya pribadi merasakan proses tersebut. Ketika Saya baru memulai hubungan dengan pasangan Saya saat ini, Saya tidak pernah berpikir sampai ke arah pernikahan, namun seiring berjalannya waktu sempat muncul pikiran-pikiran untuk mempertahankan hubungan Saya, kalau bisa, sampai ke pernikahan, di samping terus berusaha mewujudkan cita-cita Saya. Saya juga memiliki teman perempuan yang belum memiliki pacar sampai saat ini dengan alasan, ia ingin menemukan seseorang yang memenuhi kriteria pribadinya sebagai suami. Gagasannya baik, namun sebagai wanita perlu berhati-hati dengan prinsip seperti itu, jangan sampai terlalu berlebihan. Sebaliknya, sebagai wanita juga perlu menjaga dirinya dan menetapkan standart dalam memilih pasangan, walaupun ketika berpacaran. 
     Setiap wanita di kalangan manapun memiliki kriteria tersendiri dalam memilih pasangan saat berpacaran maupun menikah. Persetujuan keluarga adalah hal yang penting mengingat budaya timur yang berkembang di Indonesia. Terlebih lagi tentunya sebagai orang tua menginginkan yang terbaik bagi anaknya. Oleh karena banyak faktor yang perlu dipikirkan dalam memilih pasangan hidup, penseleksian pun terkadangan menjadi suatu hal yang rumit. Pacaran bertahun-tahun saja belum tentu pada akhirnya melangkah ke jenjang pernikahan. Saya memiliki beberapa teman yang berpacaran lebih dari tiga tahun, namun pada akhirnya mereka mengakhiri hubungan mereka dengan beberapa pertimbangan, sedangkan teman Saya yang lain berpacaran belum sampai satu tahun, sudah memutuskan untuk menikah (tanpa "kecelakaan"). Oleh sebab itu, bagi para wanita, baik yang telah memiliki pasangan dalam hubungan yang bukan hanya sekadar mencoba, maupun yang sedang dalam proses pencarian dan pemutusan pasangan hidup, cobalah untuk berpikir apakah pribadi seperti Dia yang akan menemani Anda hingga akhir usia Anda? Apakah pribadi Anda dan Dia dapat dipersatukan untuk saling bekerjasama dan menopang? Make a perfect choice, Ladies!
 
 

Love is not about gender (Bella Remia)

     Dalam proses pencarian pasangan hidup, pencarian intimasi dan komitmen, seorang laki-laki pada umumnya menginginkan seorang perempuan dan seorang perempuan juga menginginkan seorang laki-laki. Tetapi faktanya, hubungan percintaan tidak hanya terjadi pada dua insan dengan jenis kelamin berbeda. Seorang laki-laki bisa saja hanya memiliki afeksi secara seksual dan emosional dengan seorang laki-laki dan sama halnya dengan perempuan. Hal inilah yang kita sebut dengan homoseksual dimana homoseksual laki-laki disebut sebagai gay dan homoseksual pada perempuan disebut sebagai lesbian. Bagaimana dengan laki-laki yang menyukai sesama laki-laki tetapi dapat juga menyukai perempuan? Nah, orientasi seksual yang seperti itu disebut dengan biseksual. 
     Masyarakat timur dan masyarakat pada umumnya menganggap bahwa homoseksual adalah suatu jenis penyakit penyimpangan seksual. Apakah benar begitu? Menurut saya tidak. Mengapa? Karena cinta tidak harus terbatas pada suatu obyek tertentu. Setiap orang memiliki hak untuk memilih orang yang ia cintai. Masyarakat mungkin berpendapat bahwa hal tersebut adalah tabu dan terlarang menurut adat dan agama. Tetapi bukankah apabila hal tersebut tidak menganggu dan merugikan siapapun? Perdebatan seperti ini tidak akan berujung dan tidak akan menemukan solusi pemecahan. Kebenaran itu tergantung mata yang memandang. Anda tidak dapat memaksakan kebenaran yang Anda pegang. Kaum homoseksual akan mempertahankan pendapatnya dan begitu juga dengan kaum heteroseksual. Andai saja dua kaum tersebut dapat saling menerima dan memahami, bukankah dunia akan lebih damai? Toh mereka tidak saling merugikan. 
     Jika dipikir-pikir secara lebih kritis, kaum homoseksual menyumbang hal penting juga untuk dunia. Apakah itu? Berkurangnya angka kelahiran. Yah, bayangkan kalau semua manusia di dunia adalah heteroseksual. Angka kelahiran akan melonjak lahir sedangkan angka kematian akan bergerak stabil seperti sekarang. Bisa dibayangkan apa jadinya dunia apabila kebanyakan manusia? Yah, itu yang ada di imajinasi Anda sekarang akan terjadi. Maka, dunia sebenarnya sudah diciptakan agar stabil oleh suatu tangan yang tidak terlihat. Hargailah mereka yang berbeda dengan Anda. Saya secara pribadi tidak dapat mengerti mengapa orang-orang sangat anti terhadap para homoseksual, menentang keberadaan mereka dan sebagainya. Menurut saya, itu adalah hak dan pilihan mereka. Terima saja, buka hati dan pikiran Anda. Mereka sebenarnya tidak patut dikucilkan. 
     Terdapat banyak faktor yang dapat menyebabkan seseorang menjadi homoseksual. Faktor susunan otak, lingkungan, konflik keluarga dan masih banyak lagi. Apakah mereka dapat disembuhkan? Wait, kata "Disembuhkan" kayaknya tidak tepat karena homoseksual bukan penyakit. Memaksa para homoseksual untuk memakai topeng dan mencintai lawan jenis bukanlah hal yang bagus. Hal tersebut menciptakan konflik tersendiri di dalam diri para homoseksual. Mereka berpura-pura menjadi orang lain yang bukan diri mereka. Homoseksual bukan trend masa kini yang harus diikuti. Anda hanya perlu menjadi diri Anda senyaman mungkin. Jika Anda adalah heteroseksual maka nikmatilah, apabila Anda adalah homoseksual maka nikmatilah. Tidak ada patokan benar dan salah, sekali lagi kebenaran itu menurut mata yang memandang.
     Terdapat isu yang beredar di masyarakat, tidak tahu asalnya dari mana, bahwasanya setiap lesbian akan tertarik pada semua wanita dan setiap gay akan tertarik pada semua pria. Tampaknya masyarakat percaya akan hal tersebut. Terbukti atas banyaknya homophobic dimana mereka tidak mau berteman dengan para homoseksual. Hubungan percintaan antara kaum homoseksual dengan heteroseksual sebenarnya tidak ada bedanya. Hubungan percintaan mereka juga didasari oleh passion, intimacy, dan commitment. Ubah mindset Anda menjadi lebih positif terhadap kaum mereka. Bukan berarti Anda harus ikut-ikutan untuk menjadi homoseskual. Nikmatilah diri Anda apapun orientasi seksual Anda selama Anda tidak merugikan siapapun. Sejahterakan diri Anda. 

Love whoever worth your love!
Love whoever worth your heart!
Love is not about gender
Love is just love
No limit, no rule...

17 September 2013

Wow? Who's that? (Philomena Widy)

Seorang wanita berjalan dengan lenggok yang gemulai. Membuat semua mata tertuju padanya. Para predator yang memandang dengan mata liar. Ia menyibakkan rambutnya, tampak wajahnya yang mulus dan cantik. Ia berjalan seakan menarik para predator untuk datang menghampiri, menggoda, penuh arti.

     Well, pada pertemuan minggu lalu pada mata kuliah perilaku seksual, saya dan teman-teman di berikan sebuah tontonan yang bermanfaat. Film tersebut merupakan sebuah film dokumenter yang menjelaskan tentang penelitian ketertarikan kita (sebagai manusia) dengan lawan jenis kita.

     Sebenarnya apa sih yang kadang membuat kita berpaling saat kita memandang seseorang yang kita anggap "catchy" atau menarik di mata kita? Well, ada sebuah penelitian di mana pada penelitian tersebut menjelaskan bahwa sebenarnya kita akan menganggap lawan jenis kita menarik jika pertama lawan jenis kita memiliki wajah yang simetris. Pada dasarnya saat kita di kandung oleh orang tua kita, kita memiliki wajah kiri dan kanan yang simetris akan tertapi seiring dengan proses pembentukan janin wajah kita juga dapat berubah. Kedua adalah dari bentuk tubuh. Walaupun kita memiliki wajah yang dikatakan lumayan cantik atau lumayan ganteng, akan tetapi jika kita memiliki bentuk tubuh yang tidak proposional dengan wajah kita, kita juga akan tampak kurang menarik di mata lawan jenis. Ketiga adalah bau. Tiap manusia memiliki baunya masing-masing. terkadang ada bau yang menurut kita menarik bagi kita atau "sexy" tapi juga ada bau yang menurut kita "what the..." atau kurang kita sukai. Hal ini juga berpengaruh pada proses pemilihan pasangan. Misalnya jika kita memiliki wajah yang ganteng atau cantik sekalipun jika kita memiliki bau mulut atau badan yang kurang sedap, lawan jenis juga pasti akan berpikir dua kali untuk memilih kita bukan?

     Kadang saat kita melihat ada seorang wanita nan cantik berjalan disebelah pemuda average kita akan berkata, "Are you kidding me? Why in the world that she choose him?". Bagi wanita, ada beberapa hal yang menyebabkan kenapa ia mau bersama dengan pria seperti itu.  Wanita biasanya akan cenderung memandang ke depan. bagaimana prospek jangka panjang dalam kehidupannya. Mereka akan memilih pasangan yang biasanya sudah memiliki penghasilan tetap walaupun wajah orang tersebut hanya dapat di bilang average... hehe...Kata pepatah jawa, ada yang mengatakan jika kita memilih pasangan hidup, kita harus mempertimbangkan bibit, bebet, dan bobotnya.


17 September 2013