Bagaimana Cara "Kita" Kaum Hawa Menangani Pelecehan Seksual??? (Monica Teny)

Pelecehan seksual adalah suatu bentuk perilaku pendekatan-pendekatan yang terkait dengan seksual yang tidak diinginkan, termasuk permintaan untuk melakukan hubungan intim, dan perilaku lainnya yang secara verbal ataupun fisik merujuk pada hubungan intim (“Pelecehan Seksual”, 2013).

Banyak yang mengira dan menganggap bentuk pelecehan seksual adalah pemerkosaan atau dipegang bagian pribadinya. Padahal bentuk pelecehan seksual bisa berupa Sexist Words, suatu bentuk penggambaran kata secara langsung kepada kita (khususnya wanita) seperti memanggil wanita dengan sebutan “doll”, “babe”, atau “honey”, menyatakan bahwa “wanita lebih banyak menangis dan lebih lemah dari laki-laki”, dll. Sexist Behavior, pelaku pelecehan seksual juga mendapat kontribusi dari lingkungan yang memungkinkan pelecehan seksual terjadi, seperti melihat ke atas atau ke bawah pada saat menggunakan escalator, menatap bagian tertentu dari seseorang, dll. Sexual Advances, suatu bentuk pelecehan seksual dalam rupa rayuan seksual fisik dan verbal yang terjadi pada seseorang atau kelompok, seperti menganti dikusi menjadi topik yang berbau seksual, menceritahukan atau memberitahukan lelucon dan cerita seksual, dll.
Lalu, bagaimana cara kita untuk mengantisipasinya? Apa yang harus kita perbuat?

Kita terutama kaum hawa, dapat mengantisipasi perbuatan pelecehan seksual dengan adjust the mentality dimana seorang korban harus dapat menyesuaikan perasaan dan mentalnya dengan tidak menyalahkan diri sendiri, menjadi masuk akal bagaimana orang lain akan berinteraksi. Take appropriate actions di mana korban pelecehan seksual juga dapat mengambil beberapa tindakan seperti mencari cara untuk berkata atau memberitahukannya, mendokumentasikan setiap kejadian secara rinci dan menyimpan semua bukti, melaporan kepada kepolisian atau organisasi sosial, mengatasi masalah melalui penenangan diri.
JADI BERANILAH “KITA” KAUM HAWA UNTUK MENGATAKAN “TIDAK” DENGAN JELAS DAN KUAT TERHADAP ANCAMAN ATAU PERBUATAN YANG MELECEHKAN!!!
23 September 2013

Diskriminasi Wanita di Tempat Kerja (Talissa Carmelia)

      Wanita yang bekerja bukanlah suatu pemandangan yang asing saat ini. Wanita bekerja dalam berbagai profesi di sekitar kita. Dari profesi yang bergengsi hingga profesi  yang tidak biasa. Namun banyak yang lebih memilih pria dibandingkan wanita. Hal tersebut sering menjadi kekhawatiran bagi wanita.

       Di saat wanita diterima di dalam suatu pekerjaan, terdapat suatu kekhawatiran baru terhadap wanita. Wanita sering diperlakukan tidak adil dalam bekerja.  Bahkan wanita harus mampu menjaga dirinyadari berbagai diskriminasi yang sering terjadi di tempat kerja. Diskriminasi di tempat kerja ini beragam bentuk dan oleh siapa. Diskriminasi yang paling sering dialami adalah diskriminasi dalam promosi jabatan. Ketika wanita dan pria menjadi calon untuk dipromosikan, maka wanita sering kalah bersaing denganpria. Karena pria dianggap memiliki kemampuan yang lebih baik dan lebih dapat diandalkan dibandingkan wanita.

      Menurut Deaux & Emswiller, keberhasilan laki-laki seringkali dihasilkan melalui kemampuan yang tinggi (misalnya bakatatau kecerdasannya). Sedangkan keberhasilan wanita cenderung dikaitkan dengankeberuntungan. Bahkan di saat wanita ditawarkan untuk promosi jabatan, sering sekali itu adalah sebuah modus para atasan untuk berhubungan dengan karyawan wanita tersebut.  Oleh karena itu, promosi jabatan untuk wanita harus dipertimbangkan dan diselidiki lebih jauh.

     Diskriminasi lain yang sering terjadi adalah pelecehan seksual terhadap karyawan wanita. Pelecehan seksual ini bisa dilakukan oleh atasan maupun sesama rekan kerja. Bentuk pelecehan bisa berupa perkataan juga secara tindakan, seperti “hai cewe”,” eh gendut” , "memegang bagian tubuh wanita seenaknya" , "meminta untuk lembur karena ada modus".  Melalui perkataan atau tindakan mampu dibilang sebuah pelecehan, tergantung oleh pendapat setiap orang.

     Diskriminasi yang sering terjadi di tempatkerja juga sering terjadi pada wanita yang telah berkeluarga ataupun mau berkeluarga. Banyak masyarakat yang masih berpendapat bahwa wanita seharusnya berada di rumah dan menjadi ibu rumah tangga. Di saat wanita hamil, Undang-Undang No. 13 tahun 2003 membahas hak-hak reproduksi perempuan. Padapasal 82 tentang cuti melahirkan dan keguguran dan pasal 83 tentang menyusui anak. Masih banyak perusahaan yang belum memberikan gaji penuh, sesuai undang-undang. Selain itu, fasilitas-fasilitas untuk para wanita yang sedanghamil pun tidak dipenuhi, misalnya tempat untuk menyusui di tempat pekerjaan.

      Oleh karena itu, wanita harus mampu melihat situasi dan kondisi di tempat kerja. Agar mampu menghindari berbagai kemungkinan buruk yan terjadi di tempat kerja.  Bukan berarti bahwa setiap wanita yang bekerjaakan menjadi korban pelecehan. Namun akan lebih baik bagi wanita untuk  lebih berhati-hati dan mampu bertindak pintar di tempat kerja. Menjadi wanita yang mampu berkontribusi  dan menjadi individu yang mandiri serta kuat.

23 September 2013

are you ready to be a parents? (Dhiya Afifah Purvita)

Pada minggu ini mata kuliah perilaku seksual menjelaskan mengenai Adulthood Sexual Relationship. Apa saja sih yang dibahas pada minggu ini? Pada minggu ini, dikarenakan ada kesalah teknis jadi penjelasan materi tanpa menggunakan power point, agak bingung sih tapi saya akan mencoba merangkum materinya menurut versi saya. Yuk di simak..
     Awalnya sepasang pasangan heteroseksual maupun homoseksual memulai suatu hubungan dengan pendekatan (PDKT sih kata anak jaman sekarang hihi), nah pada proses PDKT ini biasanya pasangan akan melihatnya lebih banyak sisi positif daripada sisi negatif hehe..nah biasanya, jika sedang dalam taham PDKT, pasangan sering melakukan kencan pada malam minggu dengan tujuan mempererat hubungan mereka. Biasanya jika dilihat pada jaman sekarang, bentuk umum dari berkencan adalah makan malam (dinner) atau nonton film terbaru saat ini. Nah saat berkencan, biasanya seseorang akan berpenampilan lebih menarik, memakai make up, dan menggunakan baju terbaik.
     Terkadang dalam menjalani suatu hubungan, seseorang lebih menginginkan untuk behubungan seksual untuk mengetahui mengenai pasangannya. Dan banyak yang menilai kadar cinta seseorang dengan melihat apakah orang tersebut mau untuk berhubungan seksual dengannya. Nah, bagi para wanita berhati-hatilah menjaga badan atas rayuan lelaki. Dalam berpacaran, kita harusnya mengenal seseorang dan memperkuat secara batin bukan mengeksplor rasa cinta melalui fisik (Wirawan, 2013). Nah setelah PDKT dan jadian, kebanyakan pasangan muda akan mulai berbicara mengenai rencana, harapan menikah sesuai dengan seseorang sesuai dengan keinginan mereka. Faktanya, dikatakan pada sebuah studi bahwa pasangan heteroseksual yang menikah memiliki tingkat well-being yang baik.
     Setelah menikah dengan seseorang yang dicintai, yang diinginkan oleh pasangan adalah mempunyai anak untuk meneruskan keturunan keluarga. Anak-anak yang lahir dengan orangtua yang berpisah maupun hidup bersama akan memberikan dampak yang berbeda pada anak tersebut. pola asuh orangtua sangat berperan pada pembentukan perilaku pada seorang anak. Orangtua dengan anak yang memiliki waktu untuk menjalin hubungan dnegan anak akan memiliki kepuasan yang tinggi pada hubungan mereka dibanding dengan orangtua yang memiliki waktu yang sedikit dengan anaknya. berdasarkan hal tersebut, tidak jarang anak tidak betah dirumah karena merasa diabaikan dan mencari kesenangan dan perhatian di luar masyarakat. Kualitas seorang anak sangat dipengaruhi oleh pola asuh orangtua. Are you ready to be a parents?
 
23 September 2013
 
 

Cohabit? Good or Bad? (Philomena Widy)

Aku mengingikanmu. Aku bahagia bersamamu. Aku memilikimu namun aku tak ingin terikat denganmu. Aku menyukaimu, ingin bersamamu. Aku tak ingin terikat dengan tali perkawinan karena aku takut untuk berpisah denganmu dikemudian harinya. 


     Cohabitation, apaan sih itu? Kalau bahasa kerennya di Indonesia, Cohabitation itu adalah kumpul kebo. Dulu sih guru sosio saya membuat lawakan dengan nama "bufallo together". Saat guru itu berkata demikian anak-anak hanya tertawa senang. Memang sih gak salah kalau secara harafiah kumpul kebo kita translatekan ke bahasa inggrisnya lewat google translate seperti itu.. hehehe..

     Sebenarnya untuk di negara kita sendiri, kumpul kebo masih dapat dikatakan jarang ada. Ada sih tapi tidak sebanyak kalau kita merunjuk ke luar negeri kita tercinta. Kumpul kebo di Indonesia masih tidak terlalu ketara karena di Indonesia sendiri masih banyak norma-norma yang membatasi kita untuk tidak melakukannya. Banyak yang norma yang membatasi misalnya norma dalam agama yang menyatakan bahwa jika kita tinggal serumah dengan lawan jenis kita dan melakukan sex di luar nikah dikatakan melakukan perzinahan. Lalu juga ada norma-norma di dalam masyarakat serta pandangan-pandangan yang bersifat negatif jika kita melakukan cohabitation.

     Memang sebenarnya ada banyak pro dan contra yang menghiasi bentuk hubungan seperti ini. Bebrapa orang ada yang mengatakan bahwa sebenarnya ada sisi negatif serta sisi positif di dalam bentuk hubungan seperti ini. Sisi positif yang dapat dilihat adalah biasanya pasangan yang melakukan hubungan seperti ini memiliki tingkat kesetiaan dan komitmen yang lebih tinggi dibandingkan dengan pasangan lainnya. Mereka lebih membagi waktu pada segi ekonomi serta pembagian waktu kerja sehingga lebih siap kedepannya. Sisi negatif dari cohabitation adalah terkadang pasangan yang melakukan hubungan seperti ini akan di pandang oleh masyarakat dengan tatapan miring serta tentu saja melakukan hubungan intim sebelum menikah merupakan tindakan yang dilarang oleh banyak nilai-nilai dasar seperti nilai moral dan agama. 

     Tak banyak pasangan cohabitation berpisah, namun itu juga tidak menutup kemungkinan kalau setelah tinggal serumah pasangan cohabitation tersebut membawa hubungan mereka ke jenjang yang lebih serius yaitu pernikahan. Ada pasangan-pasangan yang baru melakukan pernikahan setelah mereka memiliki anak. Ada pula yang melakukan pernikahan setelah anak-anak mereka besar atau di usia lanjut. Hal itu memang lazim di luar negeri akan tetapi tidak di Indonesia. Akan tetapi memang lebih baik dan lebih sehat jikalau kita melakukan hubungan yang "sehat" dalam artian tidak berhubungan intim sebelum menikah serta akan lebih baik jika kita melakukan hubungan intim dengan orang yang benar-benar sampai akhir hayat menjadi pasangan kita bukan? ;D

22 September 2013

Salah Memilih Hadiah, Berdampak Pelecehan (Venty Nathalia)

     Bingung ingin memberi hadiah apa untuk orang terdekat atau bahkan sahabat kita? Memberikan seseorang hadiah, tentu saja akan menimbulkan rasa senang bagi si penerimanya. Tapi, jangan salah. Ada lho hadiah yang kita berikan ternyata dianggap sebagai pelecehan bagi si penerimanya meskipun kita tidak bermaksud untuk itu. Salah dalam memilih hadiah, dapat memberi kesan yang tidak baik sepanjang hidup si penerima. Nah, hadiah apa ya? Salah satunya adalah memberikan hadiah pakaian dalam. Wow! Terdengar cukup ekstrim ya, tetapi di beberapa kalangan, hal tersebut lumrah terjadi. Mungkin sebagian dari kita juga bertanya-tanya, mengapa hadiah tersebut bisa dianggap sebagai sebuah pelecehan?
     Ada yang berpendapat bahwa kita sebagai pemberi bebas memilih hadiah apa saja karena yang terpenting sudah memberi, atau bahkan memberikan hadiah tersebut sebagai ajang lucu-lucuan. Terlepas dari itu semua, kita sebagai pihak pemberi yang bijak juga harus mempertimbangkan dampak positif dan negatif dari hadiah yang akan diberikan. Jangan sampai lho, karena nila setitik rusak susu sebelanga. Karena salah dalam memilih hadiah, kita malah dijauhkan secara tidak langsung oleh sahabat kita sendiri. Tidak ada yang salah sebenarnya dalam memberikan hadiah pakaian dalam kepada orang lain. Namun, yang menjadi masalahnya adalah si penerimanya menganggap itu sebagai hal yang positif atau negatif. Persepsi setiap orang itu berbeda dan tidak dapat disamakan. Bisa saja si penerima mungkin menganggap hal tersebut memang lucu atau bahkan yang lebih ekstrim adalah menganggap itu benar-benar sebuah pelecehan.
     Apabila seseorang sudah merasa dilecehkan, akan berdampak buruk pada berbagai aspek baik bagi dirinya sendiri. Ada sebab, ada akibat. Singkatnya, seseorang yang telah menganggap dirinya dilecehkan akan merasa harga dirinya rendah, kemudian lama kelamaan ada kemungkinan akan menarik dirinya dari lingkungan. Setelah menarik diri dari lingkungan, orang tersebut otomatis akan merasa dirinya tidak dipedulikan lagi dan pada akhirnya bisa berdampak pada bunuh diri. Seram ya? Tentu saja. Sebuah fakta yang tidak dapat dipungkiri lagi bahwa beberapa kasus bunuh diri di sekitar kita karena pernah merasa dilecehakan sebelumnya.
      Akhir kata, semoga artikel ini bermanfaat bagi para pembacanya. Hati-hati dalam memilih hadiah untuk orang lain adalah salah satu kiat sukses dalam membina hubungan dengan seseorang. Hadiah yang berkesan itu banyak, tetapi alangkah lebih baik jika kita memberikan sebuah hadiah yang bermakna positif bagi si pemberi dan si penerimanya.

22 September 2013

Sexual harrasment (Refacha Violany)

Saya punya cerita mengenai pelecehan seksual yang dialami salah satu teman perempuan saya. Cerita ini terjadi sekitar beberapa bulan yang lalu.

Saat itu teman saya pulang dari kampus sekitar pukul 7 malam dengan menggunakan busway. Saat itu, keadaan busway sangat penuh dan sesak. Sehingga teman saya terpaksa berdiri dan berhimpitan dengan banyak orang lainnya. Saat teman saya berdiri didalam busway, seorang laki-laki berparas seram berdiri disampingnya dan karena keadaan busway yang penuh sehingga lelaki itu menghimpit badan teman saya. Tapi yang mengerikan adalah, bukannya lelaki itu mencoba menjaga jarak dengan teman saya tetapi dia malah dengan sengaja menghimpit badannya yang besar ke depan badan teman saya.  Sehingga dada teman saya berhimpitan dengan dada lelaki asing itu. Kejadian itu berlangsung cukup lama. Saat itu teman saya ketakutan, dan posisinya, banyak orang di dalam busway tersebut melihat pemandangan yang janggal itu. Ironisnya, tidak ada orang yang berani menegur lelaki tersebut atau menolong teman saya sama sekali. Semenjak kejadian itu, teman saya mengalami trauma naik busway selama beberapa bulan.

Hal ini sungguh membuat saya terkejut saat mendengar ceritanya. Kejadian yang teman saya alami, termasuk pelecehan seksual terhadap perempuan. Ironisnya, mengapa orang-orang disekitar tidak menolong dan hanya mengamati saja? Sebagai perempuan, hal ini patut dijadikan pelajaran bagi perempuan lainnya. Kondisi seperti ini bisa saja dialami oleh perempuan manapun. 

Saya mempunyai beberapa saran yang dapat menghindari kita dari kejadian-kejadian seperti ini.

Pertama, untuk para perempuan, usahakan tidak pulang malam sendirian dengan menggunakan kendaraan umum. Banyak sekali orang asing diluar sana yang memanfaatkan waktu malam untuk menyalurkan nafsu mereka pada wanita yang keluar malam sendirian.

Kedua, pakailah busana yang tidak terbuka atau tidak memperlihatkan bagian-bagian tubuh yang sekiranya dapat membuat laki-laki terangsang. 

Ketiga, sebisa mungkin saat sedang berpergian malam hari minta temani orang terdekat. Hal ini dapat menghindari kesempatan para pelaku untuk melakukan kegiatan pelecahan seksual.

Dan yang terakhir, adalah selalu waspada. Jika mengalami suatu hal yang janggal, segera berteriaklah atau melakukan perlawanan diri sebisa mungkin. 

Keep aware girls! 

 21 September 2013