Posted by pendidikankita
Kamis, 10 Oktober 2013
0 comments
Pada hari rabu minggu kemarin kelas teknik wawancara saya mendapatkan tamu khusus yang di datangkan oleh Ibu Henny, tamu-tamu tersebut adalah senion-senior yang dulunya menjadi murid Universitas Tarumanagara, saata ini mereka sudah bekerja, mereka semua berkeja di bagian HRD tetapi mereka bidang usaha mereka semua tidak sama, seperti Bapak Jerry yang bekerja di Pertambangan, Bapak Filipus yang bekerja di F&B, dan Bapak Samuel yang bekerja di Perusahaan Minuman.
Mereka semua menceritakan pengalaman-pengalaman mereka pada saat bekerja, dan dari pengalaman masing-masing saya dapat menyimpulkan bahwa teknik wawancara menjadi acuan terpentung di dalam bekerja, baik dalam merekrut karyawan hingga pada saat karwayan tersebut mengundurkan diri dari kantor, selain itu sebagai pewawancara harus bisa memiliki teknik yang sesuai dan cara yang tepat agar mendapatkan informasi yang akurat. Mereka semua memiliki pengalaman dan contohnya pun berbeda-beda.
Pengalaman Bapak Jerry yang bekerja di pertambahan, ketika ia harus mewawancarai seseorang ia harus tau terlebih dahulu background orang yang ingin diwawancarai, karena macam-macam suku dan budaya memiliki karatkteristik sifat yang berbeda-beda, bahasa yang berbeda, dan tutur kata yang berbeda.
Pengalaman Bapak Filipus yang bekerja di F&B, ketika ia ingin merekrut seseorang, ia terlebih dahulu harus mengetahui proses pembuatan roti, dari mulai bahan baku hingga cara penyajiannya, hal tersebut sangat penting agar ia mengetahui karakteristik orang-orang yang ia butuhkan, sehingga ia tidak salah memilih karyawan pada saat merekrut karyawan baru, biasanya ia menanyakan proses-proses apa saja yang dilakukan pada saat interview, dan proses-proses tersebut harus sesuai dengan pekerjaan calon karyawannya.
Pengalaman dari Bapak Samuel yang bekerja di perusahaan minuman, ketika ia ingin merekrut karyawan ia memiliki teknik yang beda dengan yang lain, menurutnya ia akan memakai teknik gunung es, yang mencoba menggali alam bawah sadar calon karyawan, ketika ada jawaban-jawaban yang kurang masuk akal dari calon karyawan biasanya ia akan menggali lagi apa alasan calon karyawan tersebut, selain itu ia akan membuat calon karyawan dalam keadaan yang nyaman, agar calon karyawan bisa jujur dalam menceritakan dirinya. Menurutnya dengan teknik tersebut akan jauh lebih baik untuk mendapatkan karyawan yang jujur, dan loyal terhadap perusahaan.
8 Oktober 2013
Pada tanggal 2 Oktober 2013, Ibu Henny mengundang tiga orang tamu yang bekerja dalam bidang HRD. Setelah mengetahui teorinya, sekarang saatnya kita mendengarkan langsung dari para senior kita yang telah terjun langsung di dunia kerja. Dari ketiga orang tersebut, saya mendapat banyak pengetahuan mengenai dunia kerja. Setidaknya… setelah saya bekerja nanti saya tidak akan terlalu buta dengan dunia kerja. Ternyata… menjadi seorang HRD tidaklah semudah yang dibayangkan. Mungkin salah satunya karena kita selalu berhubungan dengan manusia. Seperti yang telah kita ketahui bersama, pekerjaan seorang HRD tidak terlepas dari wawancara untuk menyeleksi menempatkan karyawan pada bidang yang sesuai serta memberikan penilaian pada karyawan. Tadinya saya pikir pekerjaan seorang HRD berhenti hanya sampai di situ. Namun ternyata tidak. Setelah kita menempatkan karyawan pada suatu bidang tertentu dan ternyata karyawan tersebut tidak cukup berkompeten di bidangnya, kita juga harus bertanggungjawab untuk memperbaiki kinerja dari karyawan tersebut.
Kemudian, kesulitan selanjutnya adalah dalam melakukan wawancara adalah orang yang selalu menunjukkan sikap baik kepada interviewer atau biasa disebut dengan faking good. Ini menjadi tantangan bagi pewawancara. Menurut salah satu narasumber di kelas teknik wawancara minggu kemarin, cara untuk mengatasi hal ini adalah dengan menyediakan lingkungan nyaman dan aman bagi calon karyawan. Hal ini bertujuan untuk membuat calon karyawan tersebut dapat berbicara apa adanya. Lingkungan yang nyaman juga perlu ditunjang dengan sikap kita yang friendly. Kita harus pandai pandai membina rapport agar calon karyawan dapat menampilkan diri apa adanya.
Selain melakukan wawancara dengan calon karyawan, HRD juga mempunyai tugas lainnya yaitu dapat membuat karyawan menjadi betah untuk bekerja di perusahaan tempat mereka bekerja, namun juga tetap produktif dalam melakukan pekerjaannya. Narasumber kami yang pertama menanyakan kepada para mahasiswa ,mengenai hal-hal yang dapat memengaruhi faktor kepuasan bekerja. Jawaban pun bermacam-macam. Ada yang mengatakan fasilitas, tunjangan, lokasi, dan gaji. Namun dari semua itu, hal terpenting untuk membuat karyawan betah bekerja di perusahaan kita adalah membuat karyawan tersebut aman dan nyaman. Apabila karyawan sudah merasa aman dan nyaman dengan pekejaannya, tempat bekerjanya serta orang-orang di sekitarnya, maka kemungkinan besar mereka akan tetap stay di sana.
Ternyata tidaklah mudah menjadi seorang HRD yang baik dan berkualitas. Selain memiliki kemampuan yang baik, kita juga harus mempunyai kemauan keras untuk terus belajar karena HRD memiliki peran yang cukup penting dalam memajukan perusahaan. Untuk itu, marilah kita terus belajar bersama, supaya dapat menjadi HRD yang baik dan berkualitas kelak
7 Oktober 2013