Teknik Wawancara dalam Bekerja (Dinda Nanda Rama)

Pada hari rabu minggu kemarin kelas teknik wawancara saya mendapatkan tamu khusus  yang di datangkan oleh Ibu Henny, tamu-tamu tersebut adalah senion-senior yang dulunya menjadi murid Universitas Tarumanagara, saata ini mereka sudah bekerja, mereka semua berkeja di bagian HRD tetapi mereka bidang usaha mereka semua tidak sama, seperti Bapak Jerry yang bekerja di Pertambangan, Bapak Filipus yang bekerja di F&B, dan Bapak Samuel yang bekerja di Perusahaan Minuman. 

Mereka semua menceritakan pengalaman-pengalaman mereka pada saat bekerja, dan dari  pengalaman masing-masing saya dapat menyimpulkan bahwa teknik wawancara menjadi acuan terpentung di dalam bekerja, baik dalam merekrut karyawan hingga pada saat karwayan tersebut mengundurkan diri dari kantor, selain itu sebagai pewawancara  harus bisa memiliki teknik yang sesuai dan cara yang tepat agar mendapatkan informasi yang akurat. Mereka semua memiliki pengalaman dan contohnya pun berbeda-beda.

Pengalaman Bapak Jerry yang bekerja di pertambahan, ketika ia harus mewawancarai seseorang ia harus tau terlebih dahulu background orang yang ingin diwawancarai, karena macam-macam suku dan budaya memiliki karatkteristik sifat yang berbeda-beda, bahasa yang berbeda, dan tutur kata yang berbeda.

Pengalaman Bapak Filipus yang bekerja di F&B, ketika ia ingin merekrut seseorang, ia terlebih dahulu harus mengetahui proses pembuatan roti, dari mulai bahan baku hingga cara penyajiannya, hal tersebut sangat penting agar ia mengetahui karakteristik orang-orang yang ia butuhkan, sehingga ia tidak salah memilih karyawan pada saat merekrut karyawan baru, biasanya ia menanyakan proses-proses apa saja yang dilakukan pada saat interview, dan proses-proses tersebut harus sesuai dengan pekerjaan calon karyawannya.

Pengalaman dari Bapak Samuel yang bekerja di perusahaan minuman, ketika ia ingin merekrut karyawan ia memiliki teknik yang beda dengan yang lain, menurutnya ia akan memakai teknik gunung es,  yang mencoba menggali alam bawah sadar calon karyawan, ketika ada jawaban-jawaban yang kurang masuk akal dari calon karyawan biasanya ia akan menggali lagi apa alasan calon karyawan tersebut, selain itu ia akan membuat calon karyawan dalam keadaan yang nyaman, agar calon karyawan bisa jujur dalam menceritakan dirinya. Menurutnya dengan teknik tersebut akan jauh lebih baik untuk mendapatkan karyawan yang jujur, dan loyal terhadap perusahaan. 

8 Oktober 2013

Pengalaman Bekerja dalam Bidang Psikologi Industri dan Organisasi (PIO) (Claudia Deiny Irawan)

    Pada kelas Teknik Wawancara yang saya hadiri minggu lalu pada tanggal 2 Oktober 2013, kelas saya mendapatkan kesempatan untuk berbincang-bincang dengan para senior dari Fakultas Psikologi Universitas Tarumanagara yang telah lulus dan menjadi manager HRD pada beberapa perusahaan besar, seperti perusahaan kelapa sawit, roti BreadLife, dan PT. Dima Indonesia. Yang didiskusikan dalam kelas tidak lain adalah pengalaman mereka dan bagaimana gambaran pekerjaan yang sesungguhnya dalam bidang psikologi industri dan organisasi bagi para calon lulusan psikolgi. Banyak pengalaman yang dibagikan menjadikan saya lebih mengarti dan memahami lagi mengenai apa yang akan saya kerjakan ketika saya lulus dari bangku perkuliahan nanti. 

     Berikut adalah beberapa pengalaman yang telah dibagikan oleh kakak-kakak senior minggu kemarin. Perekrutan tenaga kerja dalam sebuah perusahaan tidak terlepas dari pengadministrasian alat tes psikologis dan wawancara. Saat bekerja di HRD, kita dituntut untuk dapat selalu berinteraksi secara baik dengan orang lain, terutama saat melakukan wawancara kerja dengan pelamar kerja maupun karyawan-karyawan kantor yang memiliki permasalahan kerja. Seorang HRD diharapkan untuk dapat membantu dan mendampingi karyawan yang memiliki permasalahan dalam bekerja agar dapat memperbaiki kinerjanya. Dari pengalaman yang dilontarkan oleh tiga kakak senior tersebut, saya mendapati bahwa terdapat kesulitan tersendiri dalam melakukan proses wawancara dengan orang yang ingin melamar kerja. Kesulitan tersebut antara lain adalah, kita sebagai pewawancara harus dapat menciptakan perasaan nyaman bagi interviewee dan menciptakan rapport yang baik sehingga diharapkan jawaban yang diberikan oleh interviewee merupakan jawaban yang sebenarnya, bukan faking good. 

     Dalam wawancara kerja yang dilakukan, tugas lain yang diemban oleh seorang HRD adalah terdapatnya tuntutan untuk mengerti job desk dari masing-masing jabatan pekerjaan seperti manager, accounting, IT, dan lain-lain. Dalam melakukan sesi wawancara, kita sebagai pewawancara juga harus dapat membedakan karakter dari kriteria pekerjaan, misalnya jika kita dalam satu hari mewawncarai orang yang ingin melamar pada jabatan manager dan accounting, kita tentunya mencari orang yang pendiam untuk jabatan accounting, sehingga tidak dapat disamakan dengan kriteria jabatan manager yang pada umumnya dituntut untuk dapat banyak berbicara. Kemampuan untuk menjaga loyalitas dari para karyawan dan kemampuan untuk membantu para karyawan menyampaikan aspirasi mereka kepada atasan juga penting. Loyalitas dari para karyawan dapat dipertahankan dengan cara menciptakan suasana lingkungan kerja yang nyaman dan kondusif, kecocokan pada bidang pekerjaan, tunjangan kerja, dan lain-lain.

8 Oktober 2013

Praktisi Psikologi Industri/Organisasi (Abdiel Putera)

     Sebelumnya saya sangat berterima kasih buat Bu Henny yang telah mengundang 3 orang yang menurut saya sangat hebat. Jadi pada tanggal 2 oktober 2013 pada kelas teknik wawancara kita kedatangan 3 orang tamu yang sangat luar biasa, yaitu HRD dari toko roti, minuman, dan yang satu lagi di perkebunan, banyak hal yang bisa kita dapat dari tiga orang ini.
     Yang saya pelajari dari kita orang ini, apabila kita nantinya kerja di bidang HRD dimana kita ditugaskan untuk recruitment karyawan, jadi disini kita harus mengetahui terlebih dahulu karyawan seperti apa yang dibutuhkan oleh perusahaan nantinya. Kita juga sebagai interviewer kita juga harus memiliki banyak pengetahuan, agar tak terjadi kesalahan sewaktu wawancara calon karyawan.
     Yang saya tangkap juga dari salah seorang tamu undangan ketika dia ditanya mengenai apabila calon karyawan nantinya yang ingin melamar dalam perusahaan tersebut dimana dia memiliki kualitas yang sangat baik, namun memiliki sikap yang sangat buruk, apa yang harus dilakukan? Seingat saya dia menjawab bawa buat dia yang penting itu adalah sikap, karena buat dia kualitas seseorang akan terus bertambah apabila terus dididik atau dituntun dengan baik juga.
     Kita juga sebagai interviewer, apabila ingin mendapat informasi yang jelas dan lebih dalam lagi mengenai calon karyawan, maka kita harus pintar membuat pertanyaan yang dimana juga kita harus terus memberi pertanyaan terus agar mendapat informasi yang sangat dalam dari orang tersebut.
 
8 Oktober 2013

Pertemuan yang Berharga (Juvera Juventia)

Pada minggu lalu tanggal 2 oktober 2013. Dosen  mata kuliah teknik wawancara mengundang tiga orang para alumni untar (Universitas Tarumanagara) jurusan psikologi untuk menceritakan pengalaman para senior ketika bekerja. Banyak pengalaman baru yang saya dapatkan dari cerita para senior saya.
Dunia pekerjaan sangatlah berbeda dengan dunia kuliah. Dimana setiap mereka harus berkecimpung langsung dengan pekerjaan mereka, harus memulai dari awal dan pekerjaan mereka yang tidak pernah diajarkan selama kuliah. contohnya saja salah satu senior kami ada yang bekerja di pabrik roti (tapi bukan sebagai tukang roti loh ya, tapi beliau memiliki jabatan yang cukup menakjubkan menurut saya :) . Ketika ia berkecimpung di dunia roti, ia harus mempelajari topping, berapa oven saat membuat roti, apa yang di inginkan customer, hal-hal tersebut tidak pernah diajarkan di dunia kuliah dan beliau harus belajar sendiri untuk mengetahui hal-hal tersebut. Jadi, dalam dunia pekerjaan tidaklah sama dengan dunia kuliah, dimana saat bekerja harus memiliki inisiatif dalam pekerjaannya.
Senior yang berikutnya bekerja di perkebunan (tapi bukan sebagai tukang kebunnya loh ya) :) . Hal yang saya ingat sampai sekarang adalah “jadilah orang kepo”. Beliau mengatakan bahwa “KEPO” sangat diperlukan di dunia kerja, dimana saat mewawancarai para calon karyawan, interviewer harus benar-benar detail dengan berbagai pertanyaan, jangan merasa malu, beliau juga mengatakan ketika mau mewawancarai calon pegawai harus dikenali terlebih dahulu masing-masing setiap budaya yang ada, sehingga ketika sedang mewawancarai di daerah yang berbeda interviewer tidak bingung, kaget. Dalam dunia pekerjaan HRD, tidak hanya mengetahui tentang recruitment, training tapi seorang HRD yang benar adalah harus mengetahui segala pekerjaan seperti accounting, teknik informatika, dsb, Sehingga ketika sedang mewawancarai calon pekerja dengan jabatan yang sedang dibutuhkan tidak bingung, setidaknya interviewer menguasai apa job description yang diperlukan oleh perusahaan. Beliau juga mengatakan untuk tidak MALAS, ketika sedang mewawancarai orang interviewer tidak mengetahui yang dimaskud oleh intervewee maka bertanyalah dengan pertanyaan seolah-olah inerviewer tau dan juga rajin-rajin searching di google kalo kita tidak mengerti pekerjaan tersebut.
Nah, yang ketiga lah gaya presentasinya yang paling berbeda. Ia mengatakan ketika sedang mewawancarai bawalah ke pembicaraan yang santai, jangan terlalu tegang, ketika sudah membina rapport yang baik, suasana yang santai maka intervewee akan menceritakan tentang yang ingin di ketahui interviewer, ketika intervewee menceritakan segala hal, tugas interviewer lah yang menyaring setiap kalimat yang diucapkan dan di compare dengan pembicaraan yang kira-kira agak berbeda, sehingga interviewer bisa mengetahui interviwee ini berbohong atau tidak.

8 Oktober 2013

Psikologi Dalam Dunia Kerja (Kharisma Setiawan)

Pada tanggal 2 Oktober 2013, Ibu Henny mengundang tiga orang tamu yang bekerja dalam bidang HRD. Setelah mengetahui teorinya, sekarang saatnya kita mendengarkan langsung dari para senior kita yang telah terjun langsung di dunia kerja. Dari ketiga orang tersebut, saya mendapat banyak pengetahuan mengenai dunia kerja. Setidaknya… setelah saya bekerja nanti saya tidak akan terlalu buta dengan dunia kerja. Ternyata… menjadi seorang HRD tidaklah semudah yang dibayangkan. Mungkin salah satunya karena kita selalu berhubungan dengan manusia. Seperti yang telah kita ketahui bersama, pekerjaan seorang HRD tidak terlepas dari wawancara untuk menyeleksi menempatkan karyawan pada bidang yang sesuai serta memberikan penilaian pada karyawan. Tadinya saya pikir pekerjaan seorang HRD berhenti hanya sampai di situ. Namun ternyata tidak. Setelah kita menempatkan karyawan pada suatu bidang tertentu dan ternyata karyawan tersebut tidak cukup berkompeten di bidangnya, kita juga harus bertanggungjawab untuk memperbaiki kinerja dari karyawan tersebut.

Kemudian, kesulitan selanjutnya adalah dalam melakukan wawancara adalah orang yang selalu menunjukkan sikap baik kepada interviewer atau biasa disebut dengan faking good. Ini menjadi tantangan bagi pewawancara. Menurut salah satu narasumber di kelas teknik wawancara minggu kemarin, cara untuk mengatasi hal ini adalah dengan menyediakan lingkungan nyaman dan aman bagi calon karyawan. Hal ini bertujuan untuk membuat calon karyawan tersebut dapat berbicara apa adanya. Lingkungan yang nyaman juga perlu ditunjang dengan sikap kita yang friendly. Kita harus pandai pandai membina rapport agar calon karyawan dapat menampilkan diri apa adanya.

Selain melakukan wawancara dengan calon karyawan, HRD juga mempunyai tugas lainnya yaitu dapat membuat karyawan menjadi betah untuk bekerja di perusahaan tempat mereka bekerja, namun juga tetap produktif dalam melakukan pekerjaannya. Narasumber kami yang pertama menanyakan kepada para mahasiswa ,mengenai hal-hal yang dapat memengaruhi faktor kepuasan bekerja. Jawaban pun bermacam-macam. Ada yang mengatakan fasilitas, tunjangan, lokasi, dan gaji. Namun dari semua itu, hal terpenting untuk membuat karyawan betah bekerja di perusahaan kita adalah membuat karyawan tersebut aman dan nyaman. Apabila karyawan sudah merasa aman dan nyaman dengan pekejaannya, tempat bekerjanya serta orang-orang di sekitarnya, maka kemungkinan besar mereka akan tetap stay di sana.

Ternyata tidaklah mudah menjadi seorang HRD yang baik dan berkualitas. Selain memiliki kemampuan yang baik, kita juga harus mempunyai kemauan keras untuk terus belajar karena HRD memiliki peran yang cukup penting dalam memajukan perusahaan. Untuk itu, marilah kita terus belajar bersama, supaya dapat menjadi HRD yang baik dan berkualitas kelak 

7 Oktober 2013

Praktisi Psikologi (Junaidi Stansyah)

Dalam kehidupan bekerja, tentunya kita harus memahami keterampilan apa yang kita miliki sebelum kita mengajukan sebuah lamaran pekerjaan terhadap perusahaan. Pada waktu kelas teknik wawancara, kita kedatangan tamu yang sangat luar biasa, yaitu HRD dari sebuah toko roti, minuman, dan perkebunan. Banyak hal yang dapat dipelajari dari pengalaman mereka. 

     Sebenarnya semua yang diterangkan dari ketiga praktisi ini adalah hal yang sama, tugas sebagai HRD itu adalah merekrut karyawan, memberikan motivasi kepada karyawan agar kinerjanya lebih baik, menyeleksi karyawan mana yang pantas untuk naik pangkat, membuat karyawan tetap nyaman bekerja di perusahaan, dan lainnya yang berhubungan dengan sumber daya manusia yang ada. 
     Kita dituntut untuk mengetahui semua latar belakang karyawan, dan mendalami bidang-bidang lain, misalnya accounting, teknik informasi, dan lainnya, karena tugas dari HRD akan berkecimpung di bagian komputerisasi dan juga jika dihadapkan dengan para pelamar pekerjaan kita harus kurang lebih tahu aspek-aspek apa saja yang mereka kuasai, sehingga kita dituntut untuk memahami bagian-bagian di luar psikologi juga. 
     Untuk membuat karyawan mempunyai loyalitas yang tinggi terhadap perusahaan, kita tentunya harus membuat para karyawan nyaman bekerja, sehingga kita juga harus membuat pendekatan-pendekatan kepada karyawan, apa saja yang mereka butuhkan. 
     Sebagai seorang HRD, kita juga tidak boleh gugup ketika kita dihadapkan saat perusahaan ingin merekrut seorang general manager, ataupun CEO. Disitu letak HRD harus memahami segala macam bidang, jadi kita tidak terlihat tidak tahu dalam segala bidang, walaupun hanya bagian dasar saja, tetapi itu akan menjadi modal yang sangat baik untuk proses wawancara. 

8 Oktober 2013