Be Careful with The Medicines (Meylisa Permata Sari)

Jika Anda sedang berjalan-jalan di daerah Mangga Besar pada malam hari, maka Anda dapat menemukan banyak stand yang menjual buah durian. Selain penjual buah durian, Anda juga akan menemukan penjual obat “penguat”. Mereka menjual berbagai obat penguat yang diyakini akan menambah keperkasaan ataupun kekuatan seseorang, terutama pria dalam berhubungan seksual. Ada lagi papan-papan yang menuliskan nomor telepon untuk tempat pijit menambah keperkasaan pria. Dari yang saya lihat, hampir semuanya ditawarkan bagi pria. Nah, pertanyaannya adalah.. Mengapa pria?

Saat berada di kelas Ibu Henny menjelaskan bahwa pria lebih peduli pada performanya saat berhubungan seksual, karena saat mereka gagal, hal tersebut dapat membuat pria tersebut merasa kurang maskulin, dan hal itu menyebabkan pria lebih sering mengeluh tentang performanya. Lain dengan wanita, yang biasa dianggap bahwa jika meminta lebih akan dianggap kurang etis, mungkin takut orang-orang menganggap bahwa dirinya wanita “gampangan”. Oleh sebab itu banyak obat-obatan dan cara-cara yang dikembangkan untuk membantu performa pria, namun tahukah bahwa obat-obatan tersebut memiliki efek samping?

Obat-obatan seperti viagra, cialis dan levitra dapat menyebabkan rasa sakit kepala, rasa panas pada pipi dan leher, hidung tersumbat, gangguan pencernaan, dan masalah penglihatan. Beberapa efek samping lainnya adalah peningkatan resiko pada masalah penglihatan, bunyi pada telinga, dan kehilangan pendengaran. Terlebih lagi jika obat-obatan tersebut dikonsumsi dalam jangka panjang.

Ada beberapa obat yang cara penggunaannya dihirup sehingga dapat mengstimulasi sistem saraf simpatik agar seseorang dapat ereksi, seperti yohimbine, nitrogycerin dan nitrates, namun sebenarnya obat-obatan tersebut sangatlah berbahaya karena langsung merangsang bagian di otak. Akhirnya obat-obatan tersebut ditarik dari peredaran karena masalah kesehatan, namun bukan berarti tidak ada lagi penjual yang mengedarkannya. Cobalah berhati-hati dalam membeli obat-obatan semacam itu, jika berpikir ada masalah dengan performa Anda, cobalah untuk pergi ke Androlog, jika Anda pria dan Ginekolog apabila Anda wanita. Jangan tergiur dengan iming-iming dan rayuan pasti berhasil serta hasil yang cepat dengan biaya yang murah, karena Anda sedang mempertaruhkan masa depan Anda.
Jika ingin memiliki performa yang baik, tentu saja Anda harus sehat. Konsumsi lah makanan yang sehat serta tidur yang teratur. Bangun hubungan yang baik dengan pasangan Anda, karena jika dalam hati Anda merasa bermasalah hal tersebut dapat mempengaruhi fisik karena hal tersebut saling mempengaruhi satu sama lain.

10 Oktober 2013

Sex Ed.(Meylisa Permata Sari)

Pada minggu ini kelas Perilaku Seksual mempelajari mengenai isu-isu seputar kehamilan, kelahiran, kontrasepsi dan aborsi. Setelah kelompok selesai mempresentasikan bahan yang telah dipersiapkan, diadakan lah sesi tanya jawab. Perdebatan yang seru adalah mengenai bagaimana mengurangi free-sex. Apakah dengan “Ya sudah, menikah saja agar dapat melakukan hubungan seks”. Jawaban ini sangatlah buruk. Ci Tasya mengatakan bahwa alasan tersebut adalah salah satu dari dua alasan terburuk untuk menikah. Iya, ternyata memang hubungan seksual tersebut menyenangkan baginya. Kalau ternyata akhirnya aktivitas seksual menghambar, langsung bercerai kah?
Alasan terburuk lainnya adalah menikah untuk mendapatkan anak. Kalau ternyata akhirnya pasangan tersebut tidak dapat memiliki anak? Menuduh bahwa pasangannya yang “mandul”, padahal bisa saja dirinya yang infertil. Kemudian, dimulailah pertengkaran-pertengkaran lainnya, dan diakhiri dengan perceraian lalu cari pasangan lagi untuk mendapatkan anak.
Lalu bagaimana agar mengurangi free-sex? Sebenarnya untuk benar-benar menghilangkan free-sex dari muka bumi ini sulit sekali, bahkan di setiap daerah sangat mungkin ada pasangan yang melakukan free-sex, karena seks merupakan insting dasar manusia selain makan. Kalau ingin ditelusuri lagi, banyak orang melakukan free sex karena coba-coba atau ingin tahu rasanya seks itu seperti apa sih. Untuk menanggulanginya, dapat saja dengan keterbukaan orangtua. Tidak jarang orangtua yang menghindar, menjelaskan dengan ambigu atau salah, maupun marah dengan anaknya karena bertanya mengenai seks. Ada baiknya sebagai orangtua menjelaskan kepada anak seperti apa sih hubungan seksual itu tapi dengan cara yang benar. Kalau Ci Tasya bilang, setelah menstruasi atau mimpi basah pertama, berikan sex education kepada anak Anda. Berikan film-nya, bukan film porno, tapi film yang seperti dari discovery channel. Hal tersebut membuat anak tidak takut untuk bertanya kepada orangtua dan lebih memahami tahap-tahap dalam melakukan hubungan seksual. Daripada akhirnya anak bertanya kepada temannya yang sama-sama tidak tahu apa-apa, nonton film porno yang kebanyakan menggambarkan secara salah hubungan seksual yang sebenarnya. Lalu coba-coba deh.
Jadi berikanlah sex education sejak dini agar anak sudah paham dan tidak ingin coba-coba karena sudah diajari bahwa hubungan seksual yang benar itu seperti apa dan dilakukan hanya dengan pasangan yang sudah menikah.

3 Oktober 2013

Abortion (Lyvia Kurniawan)

Bicara mengenai aborsi, menggugurkan kandungan adalah keputusan yang amat sulit bagi seorang wanita tapi ketakutan untuk memelihara kandungan tersebut juga lebih besar daripada menggugurkannya. Aborsi memang biasanya dilakukan oleh wanita yang hamil di luar nikah tetapi ada juga yang dilakukan oleh wanita yang sudah berkeluarga yang biasanya beralasan anak tersebut memiliki cacat fisik atau bisa juga karena ia tidak mau memiliki banyak anak, atau mungkin juga karena belum siap memiliki anak lagi (jarak umur anak yang sebelumnya dekat dengan jarak si calon bayi), ironis sekali bukan?

 Alih-alih melakukan aborsi supaya bayi itu tidak sengsara di kemudian hari biasanya digunakan oleh para wanita yang mencoba menutupi kesalahannya melakukan tindakan tersebut. Lalu apakah setelah melakukan aborsi para wanita lega dan melupakan bahwa ia telah membunuh calon darah daging mereka sendiri? Jawabannya adalah tidak. Kebanyakan wanita yang telah melakukan aborsi mengalami kelegaan setelah melakukannya namun diikuti dengan perasaan bersalah dan juga depresi. Tapi jika ada keterlibatan pasangan akan membuat pengalaman aborsi wanita menjadi lebih ringan. Si pria juga memiliki kemungkinan merasa sedih, kehilangan, dan takut akan kesejahteraan pasangannya di kemudian hari.

Tidak hanya itu, melakukan aborsi juga dapat memiliki dampak fisik bagi wanita tersebut di antaranya adalah
dapat menimbulkan komplikasi seperti pendaharam, luka/pengoyakan serviks, dan bolongan yang terjadi pada uterus. Seorang wanita yang menjalani aborsi dapat hamil lagi dan tidak dalam resiko keguguram dalam kehamilannya. Dalam dunia hukum, aborsi juga masih ditentang, menurut hukum-hukum yang berlaku di Indonesia, aborsi atau pengguguran janin termasuk kejahatan, yang dikenal dengan istilah “Abortus Provocatus" namun tidak saya bahas lebih lanjut di sini.

Namun ironisnya lagi, melakukan aborsi di Indonesia bukanlah hal yang sulit lagi, diperkirakan sekitar 2,5 juta nyawa yang tidak berdosa melayang setiap tahunnya di Jakarta. Bahkan ada sebuah web (women on web) yang dapat membantu wanita untuk melakukan aborsi dengan menggunakan obat pil.Menggugurkan kandungan pada masa-masa ini sangat mudah, hampir semudah membunuh tikus lewat racun tikus. 
 
2 Oktober 2013

Profesi pada bidang PIO (Psikologi industri dan organisasi) (Ria Marlinia)

 Pada pertemuan yang lalu di kelas teknik wawancara, dosen saya mengundang tiga orang praktisi yang bekerja pada bidang Psikologi industri dan organisasi (PIO). PIO merupakan salah satu cabang dari psikologi, yang mungkin cukup banyak orang yang berminat. Psikolog dalam bidang PIO memiliki tugas untuk melakukan seleksi terhadap karyawan yang akan bekerja di perusahaannya. Ketika melakukan seleksi terhadap karyawan, sebagai HRD harus dapat mengetahui kriteria seperti apa yang dibutuhkan untuk  sebuah jabatan tertentu. Jadi menjadi HRD tidak mudah, HRD harus belajar mengenai suatu pelajaran untuk tujuan tertentu. Contohnya HRD yang bekerja di sebuah perusahaan makanan. Jadi HRD harus mengetahui tahap-tahapan dalam pembuatan makanan tersebut. Kemudian ketika mencari seorang karyawan, HRD memiliki pengetahuan mengenai posisi apa yang akan diberikan pada orang tersebut.   
      Banyak hal yang mendukung seseorang untuk bekerja sebagai HRD. Contohnya seperti besarnya gaji, tunjangannya, jabatan yang akan ditempati, sampai pada lokasi perusahaan itu sendiri, yang mungkin dekat untuk dituju. Kemudian selain harus mempelajari atau mempersiapkan pengetahuan untuk melakukan wawancara, sebelumnya lebih baik jika mempelajari CV dari pelamar kerja tersebut. Hal ini disebabkan agar kita tidak menanyakan hal-hal yang membuang waktu dan sebenarnya jawaban tercantum dalam CV tersebut. Sebaiknya kita melakukan “kepo” terhadap pelamar kerja tersebut. Kata orang jadi “kepo” itu menyebalkan tapi tidak ada salahnya ketika kita melakukan wawancara melakukan sikap “kepo” atau yang sering disebut mau tahu saja.  Salah satu fungsi dari “kepo” ini berguna untuk mengetahui potensi seseorang secara lebih mendalam.
     Sebelum  melakukan sikap “mengkepo” terhadap seseorang. Lebih baik seorang HRD dapat membuat suasana serileks mungkin bersama dengan pelamar kerja. Mengapa seperti itu? Hal ini karena biasanya orang yang berada pada kondisi rileks akan lebih jujur dibandingkan dengan seseorang yang dalam keadaan yang kaku. Contohnya seperti seseorang yang sedang mabuk, ia akan mengeatakan hal yang jujur mengenai dirinya. Selain itu dengan rileks membangun rapport juga penting. Ini agar pelamar kerja dapat merasa aman dan bebas dalam menyampaikan informasi mengenai dirinya. Contohnya kita akan mendapatkan informasi mengenai kelemahan dan kelebihan dirinya, yang dijawab oleh pelamar kerja sendiri. Hal ini disebabkan secara tidak sadar pelamar kerja akan terbawa suasana rileks tersebut dan tidak sadar bahwa itu merupakan informasi penting bagi seorang HRD.   
 
8 Oktober 2013 

Belajar "kepo", cari informasi sebanyak-banyaknya (Winne Wijaya)

Ilmu psikologi dapat diterapkan dalam berbagai bidang, salah satunya adalah dalam bidang industri dan organisasi. Pada kelas teknik wawancara pada tanggal 2 Oktober 2013 yang lalu, dosen kami menghadirkan tiga orang praktisi dalam bidang industri dan organisasi. Dalam bidang industri dan organisasi atau biasa disebut PIO (Psikologi Industri dan Organisasi), ilmu psikologi dapat diterapkan pada bagian HRD (Human Relation Development). Salah satu tugas dari HRD adalah perekrutan karyawan baru. Tidak hanya perekrutan, tugas dari seorang HRD adalah menempatkan calon karyawan pada posisi yang tepat, sesuai dengan bakat dan minatnya agar hasil kerjanya efektif. Untuk dapat menempatkan calon karyawan pada posisi dan jabatan yang sesuai, kita sebagai pewawancara harus memiliki beberapa keterampilan dan pengetahuan, yang tentu saja tidak terbatas pada bidang psikologi. Misalnya,  jika kita sedang mencari staff accounting, seharusnya kita mengetahui kemampuan dan keterampilan apa saja yang harus dimiliki oleh kandidat yang akan mengisi jabatan ini. Oleh karena itu, penting bagi kita sebagai pewawancara untuk mencari tahu, atau yang  salah satu praktisi PIO yang datang kemarin sebut dengan “kepo”. Kepo dalam hal ini berarti kita sebagai pewawancara harus mencari tahu mengenai keterampilan dan kemampuan apa yang dibutuhkan oleh setiap jabatan, bukan hanya pada jabatan level bawah, namun juga jabatan level atas seperti manageratau direktur.

Tugas dari seorang HRD yang akan merekrut karyawan baru adalah menggali informasi, sehingga keterampilan, kemampuan, dan kepribadian kandidat dapat diketahui. Informasi-informasi ini akan digunakan sebagai prediktor keefektifan kandidat dalam melakukan pekerjaannya. Pewawancara juga harus mengetahui kelebihan dan kekurangan kandidat. Salah satu kesulitan yang dihadapi adalah kandidat berbohong atau menutupi kekurangannya, baik secara sadar maupun tidak sadar. Jika kandidat dapat menceritakan kekurangannya secara “blak-blak-an”, mungkin dapat mempermudah kerja seorang pewawancara. Namun, kenyataannya tidak demikian. Salah satu teknik yang digunakan agar pewawancara dapat menggali informasi adalah menciptakan suasana yang relax bagi kandidat. Suasana yang relax akan membuat kandidat merasa nyaman dengan pewawancara sehingga dapat mengatakan hal yang jujur dan terbuka.

Merekrut karyawan memang tidak semudah kedengarannya. Merekrut seorang karyawan tidak hanya menempatkannya pada jabatan yang pas, namun berarti  juga kita bertanggungjawab kepada perusahaan dan juga pada dirinya. Perusahaan yang sudah mengeluarkan sejumlah uang untuk gaji, tentu menginginkan hasil yang terbaik. Karyawan pun harus tetap dibina agar hasil kerjanya maksimal, dan mendapatkan penghargaan yang sesuai. Untuk dapat mencapai hal tersebut, merupakan tugas HRD pada saat merekrut karyawan baru.
 
6 Oktober 2013

Ingin handal dalam melakukan wawancara? check it out! (Maya Puspita)

     Pada hari rabu tanggal 2 Oktober 2013 kemarin, kelas teknik wawancara kami kedatangan 3 orang spesial. Siapakah mereka? Mereka adalah para HRD yang berasal dari latar belakang pekerjaan yang berbeda-beda. HRD pertama ialah HRD di salah satu perusahaan bakery ternama, Breadlife. Siapa yang tidak kenal dengan breadlife? Tentu semua sudah mengenalnya bukan? Kemudian, HRD kedua  yang tidak kalah spesialnya ialah HRD dari salah satu perusahaan kelapa sawit. Perusahaan kelapa sawit merupakan salah satu perusahaan yang bergerak dibidang agriculture, yang sangat menjanjikan di Indonesia saat ini. Serta yang ketiga ialah HRD dari PT Dima Indonesia. Perusahaan mapan yang bergerak dalam industri minuman, diantaranya Guinness, Pokka, Smirnoff dan masih banyak lagi.
     Kedatangan 3 orang spesial ini secara cuma-cuma. Mereka menyempatkan diri untuk datang demi membagi pengalaman dan pengetahuan mereka sebagai HRD sesuai dengan latar belakang perusahaan masing-masing.
    Salah satu tugas HRD yang penting ialah melakukan wawancara baik dalam kegiatan seleksi, rekrutmen maupun counseling pegawai. Ketiga orang spesial tersebut membagikan trik-trik dalam melakukan wawancara yang baik. HRD pertama sebut saja Bapak J, menjelaskan langkah-langkah untuk melakukan wawancara yang baik. Langkah pertama, pewawancara perlu memiliki pengetahuan seputar topik wawancara. Contohnya saja, Bapak J sebagai HRD diperusahaan roti dimana ia harus tahu mengenai cara-cara pembuatan toping, cara mengaduk adonan, cara memanggang roti, cara melakukan packagingroti tersebut, dll. Nah, pengetahuan ini sangat berguna untuk mencari dan menyeleksi pekerja nantinya. Bapak J harus tahu tentang cara membuat toping yang baik agar ketika menyeleksi pegawai untuk divisi pembuatan toping, ia bisa membedakan mana pegawai yang kompeten dibidang toping dan yang tidak. Langkah kedua, menetapkan kualifikasi apa saja yang dibutuhkan. Misal, harus memiliki pengalaman kerja minimal 2 tahun, pernah bekerja dibidang bakery sebelumnya, dll. Hal ketiga yang tidak kalah pentingnya dalam wawancara ialah observasi. Sebagai seorang yang pernah mempelajari ilmu psikologi, tentu sedikit pernah memiliki pengetahuan mengenai cara duduk, cara berbicara, cara berjalan dan sebagainya. Nah, pengetahuan tersebut penting untuk digabungkan dengan hasil wawancara dan sangat berguna untuk memprediksi performa kerja karyawan nantinya.
     HRD kedua dari perusahaan kelapa sawit sebut saja Bapak E. Beliau mengatakan bahwa untuk melakukan wawancara yang baik, kita harus menjadi orang yang kepoterlebih dahulu! Lhoo lhoo kok kepo? Kepo disini maksudnya ialah miliki rasa ingin tahu yang besar dan cari tahu lah mengenai banyak hal. Sebagai seorang HRD, beliau harus melakukan rekrutmen dan seleksi beragam pekerja untuk divisi dan jabatan yang berbeda-beda. Ada pekerja yang melamar dibidang accounting, marketing, pekerja lapangan, admin, manager, staf dll. Prinsip ini hampir sama dengan prinsip yang diajarkan Bapak J. HRD perlu memiliki pengetahuan agar sangat wawancara tidak hanya menanyakan hal-hal dasar. Jika hanya hal-hal dasar seperti apakah kelebihan dan kekurangan Anda, apa prinsip hidup Anda, maka kompetensi yang diperlukan tidak bisa tergali.
     Nah, selain itu hal penting yang harus diketahui pewawancara adalah pengetahuan akan budaya. Contoh, jika mewawancarai calon pekerja orang medan tentu berbeda dengan wawancara dengan orang jawa.  Di medan, orang-orang identik berbicara dengan nada tinggi karna memang turun temurun ciri khasnya seperti itu sedangkan di jawa identik berbicara dengan nada lembut. Kita tidak bisa mengatakan bahwa orang yang kita wawancarai itu bakal jadi pegawai yang kasar, seenaknya, hanya karena nada suaranya tinggi (orang medan). Kita tidak bisa membandingkan “oh yang baik itu si A karena nada bicaranya lemah lembut (orang jawa) dibanding B (orang medan)”.
     HRD ketiga, sebut saja Bapak D. Bapak D membagikan trik jitu sekaligus unik buat saya. Kenapa jitu? karna trik ini seringkali tidak disadari oleh kebanyakan orang termasuk saya sebelumnya, tetapi trik ini sangat memberikan pengaruh lhoo... Dalam melakukan wawancara, ada dua area yang ingin diketahui. Yang pertama adalah area yang berhubungan dengan kesadaran (conscious) dan area yang kedua berhubungan dengan ketidaksadaran (unconscious). Area yang paling penting untuk diketahui terutama oleh kita yang mempelajari ilmu psikologi adalah area ketidaksadaran (unconscious) seseorang. Kenapa bukan area kesadaran (conscious) saja? Karna tidak bisa dipungkiri bahwa hampir semua orang akan melakukan faking good terhadap hal-hal yang disadarinya saat diwawancara.
     Area ketidaksadaran (unconscious) cukup sulit untuk diketahui karena unconscious merupakan area yang sangat luas, tidak terlihat, tersembunyi dan tidak disadari. Namun merupakan hal yang didalamnya terkandung dorongan-dorongan, instink, kebutuhan dan tekanan yang sangat bernilai dalam pembentukan diri seseorang. Lalu, bagaimana caranya agar kita bisa tahu hal-hal yang berkaitan dengan unconscious seseorang? Penasaran?
      Caranya adalah buatlah seseorang merasa relax. Relax bukan dalam artian terlelap diruangan seperti hipnosis begitu hahaa.. Relax disini adalah buatlah seseorang merasa sangat nyaman saat bersama dengan Anda. Sapa mereka dengan ramah, persilahkan duduk, tawari minuman, mulailah mengobrol dengan hal-hal ringan dan menyenangkan. Saat mereka sudah merasa nyaman dan membangun trust dengan Anda, mereka akan lebih banyak bercerita, menjawab pertanyaan Anda dan bersikap lebih apa adanya. Pada saat bercerita, pasti secara tidak sadar ada kata-kata, sikap, perilaku terselip yang datang dari ketidaksadaraannya. Prinsip ini sebenarnya mirip dengan hypnosis dimana saat seseorang berada ditahap relax, mereka akan bisa mengeksplorasi alam ketidaksadarannya. Setelah mereka sudah relax, barulah berikan pertanyaan-pertanyaan penting untuk menggali apa yang ingin dicari. 
 
8 Oktober 2013