Sexual Dysfunction (Jeanne Khu Sanny)

Pertemuan terakhir sebelum UTS kelas perilaku seksual membahas tentang gangguan seksual. 
Terdapat masalah-masalah gangguan seksual umum yang sering terjadi dan dapat mengganggu disfungsi seksual secara keseluruhan.

Faktor psikologis seperti kecemasan memiliki peran penting dalam mengembangkan dan mempertahankan disfungsi seksual. Hal ini dapat diatasi dengan melakukan terapi seks. 
Faktor fisik yaitu usia dapat meningkatkan disfungsi seksual. Selain itu, penggunaan obat psikotropika, tembakau, alkohol, ganja, LSD dan kokain juga dapat  menyebabkan disfungsi seksual. 
Contohnya adalah salah satu iklan rokok dibawah ini..


Mengobati disfungsi seksual dapat dimulai dengan pemeriksaan medis, mengevaluasi apakah terdapat trauma seksual masa lalu atau penyalahgunaan yang menyebabkan disfungsi seksual. selanjutnya, menentukan rencana pengobatan dengan melibatkan lebih dari satu terapi.
Menurut DSM-IV-TR, terdapat beberapa gangguan seksual, antara lain:
  • Hypoactive sexual disorder (HSD) yaitu tidak memiliki keinginan untuk melakukan aktivitas seksual.  
  • Sexual aversion yaitu seseorang bereaksi penolakan seksual dengan jijik atau rasa takut untuk melakukan interaksi seksual. 
  • Female sexual arousal disorder (FSAD) yaitu wanita tidak mampu untuk menghasilkan lubrikasi yang cukup sebagai respon gairah seksual.
  •  Male erectile disorder (ED) berupa ketidakmampuan untuk memperoleh atau mempertahankan ereksi yang cukup untuk memuaskan perilaku seksual. Masalah ini banyak terjadi seiring dengan peningkatan umur.  
  • Female orgasmic disorder (FOD) adalah penundaan atau ketidakadaan orgasme setelah adanya rangsangan seksual yang normal.  
  • Male orgasmic disorder (MOD) jarang ditangani oleh terapis. 
  • Selanjutnya terdapat Premature ejaculation yang sering diabaikan yaitu pria yang mencapai orgasme sebelum atau langsung setelah penetrasi dilakukan.
Wanita yang pernah mengalami kekerasan seksual dan pemerkosaan umumnya mengalami vaginismus yaitu terjadi kekejangan diluar kontrol dari otot disekitar vagina dalam merespon percobaan penetrasi. Selain itu terdapat dyspareunia dan vulvodyna menimbulkan rasa sakit yang mengganggu aktivitas seksual.

8 Oktober 2013

Disfungsi Seksual (Kusbandiyah Chendrawati)


Mari kita lanjutkan pembahasan mengenai hubungan “SEX”
Katanya berhubungan seks itu menyenangkan…. Apa iya?
Katanya berhubungan seks itu memuaskan…. Apa iya?

Hmm….
Kalau menyenangkan… Mungkin tergantung situasi dan kondisi. Jika sama-sama suka mungkin akan menyenangkan, tapi jika ada unsur paksaan dari salah satu pihak… tentunya akan menjadi sangat tidak menyenangkan.
Kalau memuaskan… Mungkin tidak setiap hubungan seksual itu selalu memuaskan. Walaupun hubungan seksual itu dilakukan atas dasar suka sama suka belum tentu kedua pihak akan merasa puas. Mengapa demikian? Karena mungkin ada saja beberapa orang yang mengalami kelainan disfungsi seksual sehingga tidak dapat menikmati hubungan seksual tersebut.
Kelainan disfungsi seksual tersebut bisa berasal dari faktor psikologis maupun fisiologis seseorang. Kelainan disfungsi seksual yang berasal dari psikologis ini biasanya berhubungan dengan pola pikir ataupun perasaan seseorang terhadap pasangannya. Sebagai contoh, mungkin ada seseorang yang merasa tidak puas saat berhubungan seksual dengan istrinya, akan tetapi saat berhubungan seksual dengan wanita lain justru ia dapat merasakan kepuasan. Kedengaran aneh memang… tapi ada yang benar-benar mengalami hal seperti itu. Yah… mungkin karena ada masalah antara dirinya dengan sang istri sehingga kepuasan atas hubungannya tersebut tidak tercapai.
Lalu bagaimana dengan kelainan disfungsi seksual yang berasal dari fisiologis? Nah, kasus-kasus seperti ini yang mungkin lebih umum diketahui. Kelainan-kelainan ini bisa disebabkan oleh faktor usia, keterbatasan fisik, penggunaan obat-obatan, rokok, alkohol dan lainnya. Sebenarnya berbagai kelainan disfungsi seksual ini dapat terjadi baik pada laki-laki maupun perempuan. Kelainan-kelainan ini sesuai dengan fungsi seksualnya masing-masing. Misalnya pada laki-laki yaitu tidak mampu ereksi, sedangkan pada perempuan tidak ada lubrikasi.   
Laki-laki dan perempuan masing-masing memiliki masalahnya sendiri-sendiri.  Tidak ada yang lebih baik dari masing-masing tersebut karena yang namanya kelainan itu memang tidak pernah ada yang baik. Mungkin jika diperhatikan lebih jauh, sebenarnya perempuan memiliki lebih banyak kemungkinan untuk mengalami kelainan disfungsi seksual. Yang paling sering diketahui adalah bahwa katanya… cukup banyak perempuan yang tidak mencapai orgasm saat melakukan hubungan seksual. Tidak sedikit dari mereka yang berpura-pura orgasm untuk menyenangkan pasangannya. Orgasm itu adalah saat seseorang mencapai titik klimaks dan merasakan kepuasan sebagai hasil dari berhubungan seksual.
Meskipun demikian, tapi pada umumnya yang lebih sering melaporkan adanya kelainan disfungsi seksual adalah laki-laki daripada perempuan. Biasanya, hal ini sering dihubungkan dengan maskulinitas dari seorang laki-laki karena laki-laki yang tidak mampu melakukan hubungan seksual katanya… dianggap kurang maskulin. Sedangkan pada perempuan, hal ini terkadang tidak terlalu dianggap sebagai masalah serius. Meskipun pada dasarnya siapapun tentu tidak ingin ada kelainan apapun di dalam tubuh mereka.
Terkadang seseorang melakukan hubungan seksual dengan alasan-alasan tertentu. Alasan terburuk dari berhubungan seksual adalah jika hubungan tersebut dilakukan hanya karena ingin mempunyai anak. Hal ini akan sangat merusak hubungan Anda dengan pasangan jika ternyata salah satu dari Anda berdua memiliki kelainan disfungsi seksual sehingga tidak bisa membuahkan hasil. Jadi, janganlah melakukan hubungan seksual hanya karena hal-hal yang belum tentu dapat terjadi.  Berhubungan seksual itu harusnya dilandasi keperluan bersama untuk mencapai kebahagiaan bersama. Jadi berhubungan seksual yang paling baik adalah hubungan yang ditujukan untuk mencapai kepuasan bersama bukan untuk kesenangan sepihak. Cobalah untuk lebih sensitif terhadap pasangan Anda untuk mengetahui apa yang sedang terjadi padanya dan pahami apa menjadi kebutuhannya.
 
6 Oktober 2013

Mengobati Alergi pada Anak

Alergi adalah suatu penyakit yang diturunkan secara genetik. Jadi hati-hati kalau orang tuanya memiliki riwayat tersebut, kemungkinan si anak juga kemungkinan besar akan menderita demikian.

Jika sudah demikian, langkah terbaik yang bisa diambil adalah dengan selalu menghindari penyebab alergi tersebut dan berusaha meningkatkan daya tahan tubuh anak melalui obat herbal yang sudah aman.

Alergi Anak

Nah, berikut berikut ini saran yang dianjurkan untuk mengobati alergi pada anak.

1. Pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan dan diteruskan sampai dengan 2 tahun pada balita.

2. Ajak anak Anda untuk bangun pagi dan berjemur pagi hari selama 15 – 30 menit.

3. Hindarilah makanan yang mengadung zat tambahan seperti pengawet, penyedap rasa, pemanis dan pewarna buatan, dan sebagainya.

4. Lakukanlah pijat bayi rutin setiap bulan.

5. Hindarilah faktor pemicu alergi seperti telur, seafood, cuaca dingin, dan sebagainya.

6. Pemberian obat guna meningkatkan daya tahan tubuh.

7. Olesi bagian kulit yang terkena alergi dengan minyak yang direkomendasikan.

8. Kemudian yakinlah pada Alloh SWT, bahwasanya Allohlah yang menyembuhkan segala macam penyakit, dan setiap penyakit itu ada obatnya.



Jangan biarkan doktrin yang mengatakan bahwa suatu penyakit tidak ada obatnya, apalagi tidak bisa sembuh, Karena biasanya sudah terdoktrin di dalam diri kita sangatlah sulit untuk sembuh.
Yakin sembuh itu intinya.

Mudah-mudahan Alloh SWT memberi kesembuhan pada anak Anda.
Amiin.

Seks --> Baik / Buruk? (Kusbandiyah Chendrawati)



Masih bicara soal “SEX”…
 
Sebenarnya kenapa sih di dunia banyak sekali terjadi yang namanya “free-sex”? Apa salah jika seseorang memiliki rasa ingin tahu ataupun ingin mencoba yang namanya seks? Lalu bagaimana cara agar hubungan seks itu benar dan tepat untuk dilakukan?
Hmm….
Sebenarnya seks itu bukanlah suatu hal yang salah untuk dilakukan jika dilakukan dengan alasan dan pada saat yang tepat. Maksudnya adalah seks yang dilakukan atas dasar keinginan bersama (bukan unsur paksaan) untuk mencapai kebahagiaan bersama dan dilakukan di saat yang tepat misalnya setelah ada ikatan pernikahan. Mengapa demikian? Karena pada dasarnya, seks itu merupakan salah satu dasar kebutuhan setiap orang. Jadi, seks itu adalah hak bagi setiap orang, tentunya jika ada hak pasti ada kewajiban. Kewajibannya adalah untuk bertanggung jawab atas apa yang dihasilkan dari hubungan seks tersebut, termasuk dampak dan konsekuensinya di kemudian hari. Apalagi jika seks tersebut dilakukan di luar ikatan suami istri atau yang biasa dikenal dengan sebutan “free-sex” atau seks bebas, tentunya akan lebih banyak hal yang menjadi tanggung jawab bagi para pelakunya.
Jika dari hubungan seks tersebut kemudian berbuah menjadi janin dalam kandungan seorang perempuan, seharusnya hal ini menjadi tanggung jawab kedua pihak baik laki-laki maupun perempuan untuk merawat janin tersebut hingga lahir ke dunia bahkan hingga anak tersebut tumbuh dewasa. Seharusnya jika berani berbuat harus berani bertanggung jawab juga. Tapi, pada kenyataannya cukup banyak “orang tua” yang tidak bertanggung jawab akan janin dalam kandungannya tersebut. Mereka tega membunuh janin dalam kandungannya hanya karena merasa malu sebab hamil di luar nikah. Ingatlah bahwa setiap makhluk memiliki kesempatan yang sama untuk hidup. Mereka tidak pernah minta untuk dilahirkan dan mereka juga bahkan tidak pernah bisa memilih akan hidup di janin perempuan yang mana. Hanya karena kesalahan kedua “orang tua”-nya sehingga ia ada di dunia ini dan harus menanggung akibat yang bukan berasal dari kesalahannya sendiri.
Hal ini yang biasa dikenal dengan kata “aborsi”. Pembunuhan secara paksa janin dalam kandungan seorang perempuan. Jika saja kalian tahu bagaimana rasa sakitnya saat kedatangan kalian di dunia ini tidak diharapkan, bahkan dipaksa untuk meninggalkan dunia ini secepat mungkin saat kehadiranmu baru saja diketahui tanpa adanya pilihan lain. Betapa malangnya nasib janin-janin tidak berdosa itu karena harus menanggung semua hal buruk yang bukan kemauannya. Tapi… terkadang yang namanya takdir, jika harus terjadi mungkin memang tidak ada yang dapat merubahnya baik dengan teknologi secanggih apapun. Ada beberapa anak yang tetap lahir ke dunia setelah berkali-kali sang “ibu” mencoba untuk membunuhnya dengan berbagai cara. Tapi sayangnya meskipun tetap hidup dan berhasil lahir ke dunia, ada anak yang lahir dengan bagian tubuh tidak sempurna hanya karena saat di kandungan, sang “ibu” mencoba membunuhnya dengan obat-obatan maupun peralatan-peralatan medis lainnya. Jika sudah begitu, tentunya anak tersebutlah yang harus menanggung penderitaan atas keterbatasannya tersebut seumur hidup.
Rasanya sungguh tidak adil jika anak-anak tidak berdosa tersebut yang menjadi korban. Oleh sebab itu, coba pikirkanlah baik-baik sebelum melakukan hubungan seks. Pikirkan dampak berkepanjangannya di kemudian hari dan apakah Anda sudah benar-benar siap menghadapi segala kemungkinan yang akan terjadi nantinya. Jangan sampai menyesal di kemudian hari karena setiap penyesalan itu tidak akan pernah dapat mengubah keadaan yang terlanjur terjadi.
Bagi orang tua, alangkah baiknya jika dapat memberikan pendidikan mengenai seks sedini mungkin. Pilihlah kata-kata yang terbaik untuk menjelaskan mengenai hubungan seks yang baik dan benar, serta jangan lupa ceritakan dampak dari hubungan seks di luar nikah. Jangan sampai anak remaja Anda akan terjerumus dalam seks bebas. Jadi, sebaiknya jelaskan secara rinci hal-hal yang memang perlu diketahui oleh anak remaja sehingga dapat mengurangi rasa ingin tahu mereka. Sebaiknya hindari kata “tidak boleh”, “jangan” ataupun kata “dilarang” berhubungan seks di luar nikah.  Sebab pada dasarnya jika seseorang semakin dilarang maka ia semakin ingin tahu dan mencobanya. Jangan marah jika anak Anda bertanya segala sesuatu yang berhubungan dengan seks, cukup jelaskan saja apa yang ingin mereka ketahui dengan kata-kata halus yang tepat. Jika Anda tidak mau menjelaskan rasa ingin tahu mereka maka jangan salahkan mereka jika pada akhirnya mereka mencari tahu dengan caranya sendiri dan akhirnya berdampak negatif.
So…. Sesungguhnya tidak ada satupun hal yang baik maupun buruk, hanya tergantung bagaimana kita menanggapinya. Sama halnya seperti hubungan seks, tidak selalu buruk tetapi bisa jadi suatu yang baik juga. Intinya… setiap ada sebab pasti ada akibat, jadi untuk menghindari akibat buruk di kemudian hari maka janganlah mulai membuat sebab yang buruk juga di awalnya :-) 

5 Oktober 2013

Perempuan & Kesehatan Fisik (Melisa Mustika)

Perempuan yang kurang memperhatikan kesehatannya memiliki kemungkinan yang lebih besar untuk mengalami penyakit. Beberapa penyakit tertentu, umumnya hanya dialami oleh perempuan. Kanker serviks merupakan salah satu contoh penyakit yang hanya dialami perempuan. Kanker serviks merupakan penyakit yang menyerang leher rahim dan disebabkan oleh infeksi Human Papiloma Virus (HPV). Salah satu penyebab kanker serviks adalah berhubungan seksual pada usia muda dengan bergonta-ganti pasangan. Selain itu, rendahnya tingkat kebersihan sehari-hari (khususnya pada organ genital) juga dapat menyebabkan kanker serviks.

Salah satu gejala kanker serviks adalah sering merasa sakit saat berhubungan seksual. Rasa sakit yang dialami saat berhubungan seksual merupakan suatu hal yang normal apabila hanya dialami pada saat pertama kali melakukan hubungan seksual. Tetapi apabila sudah sering melakukan hubungan seksual dan masih mengalami rasa sakit itu bukanlah hal yang wajar. Selain itu, pendarahan spontan diluar siklus menstruasi juga merupakan salah satu gejala kanker serviks. Pendarahan dapat dikatakan normal apabila terjadi selama masa-masa haid. Tetapi apabila pendarahan terjadi diluar masa-masa haid, itu bukanlah hal yang wajar. Sebaiknya Anda konsultasi pada ahlinya dan lakukan pemeriksaan lebih lanjut.

Saat ini pengobatan untuk kanker serviks sudah cukup berkembang. Kanker serviks dapat diobati melalui operasi pengangkatan, radioterapi, atau kemoterapi. Pengobatan yang diberikan tergantung  pada stadium kanker. Biasanya, jika kanker serviks sudah diketahui sejak stadium awal, pengobatan yang diberikan tidak sampai melakukan operasi pengangkatan. Tetapi apabila kanker baru diketahui pada stadium akhir, maka pengobatannya pun lebih sulit. Perempuan perlu memiliki pola hidup sehat untuk terhindar dari penyakit ini.

5 Oktober 2013

Gangguan-gangguan seksual (Yanhardi Chandrawan)

Sebelum membaca lebih jauh, saya akan menegaskan satu hal dulu pada awal artikel ini. Sebagaimana judul artikel yang saya buat, yaitu gangguan seksual, ini berbeda dengan penyakit seksual. Gangguan seksual umumnya adalah disfungsi seksual (baik saat melakukan intercourse ataupun tidak) yang terjadi baik karena faktor fisiologis, psikologis, ataupun biologis. Sedangkan penyakit seksual akan lebih mengarah kepada kerusakan, kelainan, ataupun hal-hal lainnya yang disebabkan oleh virus ataupun bakteri. Penyakit seksual juga memiliki sifat menular, sedangkan gangguan seksual tidak.

Beberapa gangguan seksual yang umumnya sering kita dengar mungkin adalah impoten dan ejakulasi dini. Impoten adalah kondisi dimana penis tidak bisa ereksi (menegang) sehingga penetrasi terhadap vagina tidak dimungkinkan, apalagi untuk ejakulasi. Sedangkan ejakulasi dini adalah saat penis yang telah ereksi mencapai ejakulasi terlalu cepat. Masalah yang timbul pada impoten dan ejakulasi dini biasanya adalah kepuasan seksual baik itu pada lelaki/wanita yang berpasangan, ataupun masalah harga diri pada lelaki. Impoten sudah jelas menjadi masalah kepuasan seksual bagi kaum pria. Sedangkan ejakulasi juga dapat menimbulkan masalah kepuasan seksual bagi wanita. Karena baru sebentar melakukan intercourse, sang lelaki sudah mencapai ejakulasi dan sudah tidak bisa ber-ereksi lagi, sehingga kepuasan seksual tidak dicapai. Cara-cara untuk menyembuhkan gangguan seksual ini beragam, mulai dari obat-obatan, sampai terapi psikologis. Semua itu tergantung dari penyebab gangguan itu sendiri. Terapi psikologis mungkin dilakukan jika penyebabnya adalah gangguan psikologis. Misalnya ada trauma masa kecil, rasa cemas, takut, masih merasa tabu untuk melakukan seks padahal sudah menjadi suami istri, dan lain sebagainya.

Untuk wanita ada yang disebut vaginismus dan permasalahan saat lubrikasi. Vaginismus adalah kondisi dimana otot-oto vagina menegang sehingga menjadi kaku. Hal tersebut kemudian menyebabkan tidak mampunya penis untuk melakukan penetrasi. Hal ini dimungkinkan terjadi karena rasa takut untuk melakukan hubungan seksual, trauma masa lalu seperti korban perkosaan, korban penyiksaan orangtua, paman, atau lainnya. Kemudian permasalahan lubrikasi, dibagi menjadi dua yaitu ketidakmampuan wanita untuk melubrikasi vaginanya, dan lubrikasi yang terjadi terus menerus pada wanita. Ketidakmampuan wanita untuk melakukan lubrikasi dapat menjadi masalah, karena lubrikasi diperlukan bagi wanita sebagai pelumas pada vaginanya agar penis dapat masuk dengan mudah dan tidak menimbulkan lecet pada vagina. Meskipun hal ini mungkin saja dapat diatasi dengan penggunaan kondom, tapi tentu saja dapat menimbulkan ketidakpuasan seksual baik bagi pria maupun wanita. Kemudian lubrikasi yang terjadi terus menerus, yaitu kondisi dimana wanita selalu mendapatkan lubrikasi meskipun tidak dalam kondisi rangsangan seksual. Hal yang sudah pastinya mengganggu, karena tentu akan membuat basah daerah selangkangan terus menerus. Jika didiamkan bisa saja menimbulkan masalah pada daerah vagina.

Akhir kata, tidak semua gangguan seksual disebabkan oleh faktor fisiologis, ada faktor psikologis yang mengambil peran. Karena itu jika masalah gangguan seksual anda tidak bisa disembuhkan dengan cara medis, cobalah berkonsultasi ke psikolog untuk mendapatkan pengobatan alternatif. Demikian artikel saya kali ini, semoga bisa membantu.

3 Oktober 2013