Kenali Penyebab Kanker untuk Pencegahan Sedini Mungkin (Hertha Christabelle)

Setiap manusia sebenarnya memiliki sel kanker dalam tubuhnya. Hal tersebut sebenarnya normal, karena guna sel kanker dalam tubuh adalah memakan racun. Namun, akan menjadi tidak normal dalam tubuh kita, jika sel kanker tersebut berkembang sehingga menyerang tubuh secara tidak terkendali. Hal tersebutlah yang terjadi pada penderita penyakit kanker.

Empat fakor utama penyebab kanker:
Gaya hidup tidak sehat
Tentunya kita semua tahu, penyebab kanker salah satunya adalah gaya hidup yang tidak sehat. Lalu bagaimana sebenarnya gaya hidup yang sehat?Dimulai dari makanan sehari-hari yang kita makan. Biasakan makanan kita terdapat 4 sehat 5 lima sepurna, dimana ada sayur, karbohidrat, lauk yang mengandung protein, buah-buahan, dan susu sebagai tambahan. Tentu makanan dasar ini disesuaikan dengan keadaan individu, seperti usia dan penyakit yang diderita. Makanan yang kita makan sebaiknya disesuaikan dengan aktivitas kita, sehingga tidak ada masalah dengan berat badan.
Hidup sehat tidak lepas dengan olahraga. Olahraga yang baik dilakukan kurang lebih selama 30 menit setiap hari secara rutin. Tidak perlu olahraga berat ataupun mahal, cukup olahraga ringan dan murah, seperti jalan pagi atau senam dengan panduan video yang bisa diunduh dari internet.
Hindari kebiasaan negatif, seperti rokok, minuman keras, dan obat-obat terlarang. Selain itu hindari makanan tidak sehat atau tidak mengkonsumsinya berlebihan, seperti makanan siap saji, cemilan tidak sehat, atau makanan sejenisnya yang banyak mengandung pengawet, pewarna, dan penyedap masakan.

Mental yang tidak sehat
Hal ini yang mungkin banyak orang tidak tahu, bahwa keadaan mental atau psikologis seseorang bisa berpengaruh pada penyakin kanker. Orang yang memiliki emosi-emosi negatif akan menjadi salah satu pemicu penyakit kanker. Orang yang marah, kesal, dendam yang sering kali dipendam akan berdampak pada kesehatan fisiknya. Jadi biasakan untuk melepaskan emosi negatif tersebut secara benar, contohnya dengan olahraga, berteriak di tempat yang aman, atau aktifitas lain yang berguna.
Jangan menjadi orang yang terlalu sensitif dan melihat segala sesuatu dari sisi negatif. Biasakan melihat sesuatu secara positif sehingga tercipta emosi positif. Emosi positif yang ada dalam diri kita membuat kita lebih sehat secara psikologis. Misalnya: saat hari yang panas, kita sedang menunggu bus yang tidak kunjung datang. Jangan fokuskan diri pada keadaan negatif, karena yang akan timbul adalah rasa marah dan kesal. Coba cari sisi positif dari keadaan kita, misalnya di sekitar kita ada pohon-pohon yang rindang tertiup angin, membuat kita lebih santai, atau ada orang di sekitar kita yang berpakaian bagus yang membuat kita senang melihatnya. Coba mencari hal yang lebih membuat kita senang atau santai. Emosi positif atau negatif tergantung pada persepsi kita.

Lingkungan yang tidak sehat
Lingkungan tidak dapat kita kendalikan, tapi kita bisa berkontribusi untuk mengurangi atau tidak meperburuk keadaan. Lingkungan kita sekarang sudah tercemar berbagai polusi, baik polusi udara, tanah, maupun air. Tidakan kita pertama, menghindari dengan tidak ada di lingkungan yang tercermar. Misalnya, air minum tidak berasal dari air tanah yang tercemar dan tidak duduk dekat orang yang sedang merokok. Kedua, mengurangi atau tidak memburuk keadaan. Misalnya, tidak membuang sampah sembarangan, tidak merokok di tempat umum, dan menanam pohon.

Faktor genetik
Salah satu faktor paling tidak dapat kita kendalikan adalah genetik atau keturunan. Faktor keturunan bukan berarti bila ada orang tua memiliki riwayat penyakit kanker, anaknya pasti akan terkena penyakit kanker. Tidak seperti itu. Tetapi ada kemungkinan lebih besar terkena penyakit kanker dibandingkan orang yang tidak memiliki riwayat kanker dalam keluarganya. Tapi terkena atau tidak seseorang tetap bergantung pada faktor-faktor lain juga (yang telah disebutkan di atas). Bila memiliki riwayat terkena penyakit kanker cobalah untuk melakukan pemeriksaan secara rutin, sehingga dapat dicegah sedini mungkin.
11 Oktober 2013

Disfungsi Seksual (Monica Unsri)

Bagi anda yang memilki pasangan, tentu akan ada masalah-masalah dalam hubungan anda. Salah satunya mungkin masalah seksual. Terdapat masalah seksual yang seringkali terdengar, seperti kurangnya gairah, kurangnya antusiasme untuk seks, dan ketidakmampuan untuk bersantai atau tegang. Masalah ini sering terjadi dan kemungkinan akan menyebabkan disfungsi seksual secara keseluruhan. Disfungsi seksual ditandai dengan gangguan dalam respon seksual yang biasanya tidak dapat hilang begitu saja dan mungkin akan menjadi lebih buruk.


Bagaimana hal ini dapat terjadi? Bisa jadi dikarenakan adanya faktor biologis, seperti meningkatnya usia, karena usia terkait dengan faktor fisik seperti penyakit, cacat, sakit dan penggunaan banyak obat yang biasa digunakan. Selain itu, obat resep dapat menyebabkan masalah ereksi atau ejakulasi pada pria, masalah orgasme pada wanita, dan hilangnya gairah seksual pada keduanya. Obat psikotropika juga sering menyebabkan disfungsi seksual. Obat-obatan seperti tembakau, alkohol, ganja, LSD, dan kokain juga dapat menyebabkan disfungsi seksual.


Selain faktor biologis, faktor psikologis juga turut memengaruhi terganggunya fungsi seksual seseorang. Faktor psikologis yang dapat mengganggu fungsi seksual antara lain ketakutan bawah sadar, stress yang sedang dialami, kecemasan, depresi, rasa bersalah, marah, ketakutan akan perselingkuhan, konflik antar pasangan, ketakutan akan keintiman, ketergantungan, penelantaran dan keprihatian terhadap hilangnya kontrol, yang semuanya dapat merusak kemampuan untuk merespon secara seksual. Berbagai tekanan dan komitmen waktu dalam kehidupan sehari-hari dapat menyebabkan tidak adanya keintiman seksual. Kekhawatiran dan kebutuhan yang berlebihan untuk menyenangkan pasangan juga akan mengganggu fungsi seksual. Kecemasan memainkan peran penting dalam mengembangkan dan mempertahankan disfungsi seksual.


Ketika tingkat kecemasan tinggi, maka tidak memungkinkan rangsangan fisiologi. Oleh karena itu, disfungsi seksual harus segera diatasi. Pengobatan disfungsi seksual sebagian besar dimulai dengan sejarah medis dan pemeriksaan untuk mengidentifikasi penyebab fisiologis. Selain riwayat medis dan pemeriksaan, juga penting untuk mengevaluasi trauma seksual masa lalu atau penyalahgunaan yang dapat menyebabkan atau berkontribusi pada disfungsi seksual seseorang. Setelah mengidentifikasi penyebab disfungsi seksual, langkah berikutnya adalah untuk menentukan rencana pengobatan. Pengobatan tersebut mungkin multimodal, melibatkan lebih dari satu terapi. Berbagai jenis terapi memiliki tingkat keberhasilan yang berbeda. Terapi seksual biasanya dimulai dengan mengatasi kekhawatiran, perasaan ketidakmampuan seksual, dan kecemasan lainnya. Terapi juga dapat mengobati faktor emosional seperti depresi, marah atau bersalah.

10 Oktober 2013

Gangguan Seksual dalam Hubungan Seksual (Hanna Hadi Pranoto)

Ingin punya penis yang besar, ingin punya penis yang panjang, ingin penis dapat tetap tegang dalam waktu yang lama, dan sebagainya. Yah, hal-hal demikian merupakan salah satu bagian dari kepuasan seksual. Beberapa orang ada yang bilang kalau penis milikinya tidak dapat menegang ketika melakukan hubungan seksual, yang artinya orang tersebut mengalami keadaan yang dimanakan impoten. Beberapa orang lainnya mungkin bilang baru sebentar melakukan intercourse, atau bahkan belum sampai intercourse penisnya sudah tidak menegang lagi. Ya, orang-orang tersbut mengalami keadaan yang dimanakan ejakulasi dini.

Ejakulasi dini maupun impoten merupakan gangguan-gangguan seksual yang sering dikeluhkan oleh para kaum pria. Lalu, bagaimana dengan wanita ? Hmm, gangguan seksual itu tidak pandang bulu. Gangguan seksual dapat terjadi pada pria maupun pada wanita, hanya jenisnya berbeda. Pada wanita ada gangguan yang disebut sebagai vaginismus, yaitu ketegangan pada otot-otot vagina pada saat penetrasi dilakukan. Pada wanita, salah satu gangguan yang lain adalah saat lubrikasi. Lubrikasi diperlukan sebagai cairan pelumas pada saat penis masuk ke dalam vagina. Namun, tidak dapat berlubrikasi maupun terus menerus lubrikasi dapat menjadi gangguan seksual pada wanita.

Gangguan-gangguan yang saya sebutkan hanya sebagian kecil dari gangguan-gangguan seksual yang ada. Perlu diketahui oleh pembaca, gangguan seksual berbeda dari penyakit seksual (PMS). Gangguan seksual tidak dapat menular atau ditularkan. Gangguan seksual dapat disebabkan oleh faktor psikologis seperti trauma atau bahkan faktor fisiologis seperti adanya penyakit (misalnya diabetes), usia lanjut, konsumsi alkohol, obat-obatan dan rokok. Pada pria dan wanita, tidak ada gangguan siapa yang lebih berat atau lebih ringan, lebih rentan terkena atau tidak. Hanya saja, kaum pria lebih sering mengeluhkan tentang masalah seksualnya. Masalah seksual menjadi sangat penting bagi kaum pria. Kaum pria merasa bahwa kepuasan seksual merupakan tanda kejantanan. Oleh sebab itu, seperti saya sebutkan di atas, kaum pria banyak yang mengeluh penisnya kurang besar, kurang panjang, tidak menegang lagi dalam waktu singkat, dan sebagainya. Sedangkan kaum wanita tidak demikian. Wanita tidak terlalu mengganggap serius masalah seksualnya. Bahkan, hanya sebagian kecil dari wanita yang dapat benar-benar mencapai orgasme ketika berhubungan seksual.

Gangguan seksual memang dapat mengurangi kualitas hubungan seksual dari pasangan. Oleh karena itu, bagi para pembaca yang mengalami gangguan seksual, sebaiknya dapat mengetahui penyebab dari gangguan seksual yang dialami, apakah gangguan tersebut dikarenakan faktor psikologis atau karena adanya faktor fisiologis. Dengan mengetahui penyebab utama dari gangguan yang dialami, dapat diberikan treatment yang sesuai pula untuk mengatasinya. Hal ini akan dapat meningkatkan kualitas hubungan seksual di antara pasangan. Kehidupan seksualpun akan jadi lebih menyenangkan dan memuaskan ketika tidak ada pihak yang mengalami gangguan seksual.

10 Oktober 2013

Apa artiku bagimu.. (Novi)

“ayo adu lama-lamaan, siapa yang keluar belakangan dia yang menang” atau “punya gue limited dong, dijamin cewek klepek-klepek”. Begitulah kata yang terkadang suka terdengar oleh teman-teman saya khususnya pria. Maklum, saya dari SD hingga SMA saya bergaul dengan pria daripada wanita karena teman wanita saya rata-rata tidak solid. Dari pengalaman saya, pria justru bangga apabila sperma yang dikeluarkan lebih lama dibandingkan pada pria umumnya. Kata mereka sih itu idaman wanita dan itulah kelebihan pria. Padahal justru hal itu merupakan salah satu disfungsi seksual.

Disfungsi seksual adalah terjadinya kelainan pada organ seksual baik pria maupun wanita. Kelainan organ seksual bisa terjadi baik secara tidak sadar dan sadar pada kejadian tertentu, seperti sadar bahwa individu mengalami traumatik pada kejadian tertentu yang berhubungan dengan organ tubuhnya atau tidak sadar bahwa terdapat kelainan tertentu seperti penyakit pada organ seksual pada wanita yang membuat wanita selalu merasa kesakitan saat melakukan hubungan seksual ß ini dapat menjadi infeksi yang serius loh jika wanita tersebut meneruskan untuk melakukan hubungan seksual.

Jadi, organ seksual harus dijaga dengan sebaik-baiknya dan lakukan pengecekan pada organ seksual anda, kali aja bermasalah. Kalau bermasalah kan dapat ditangani, diatasi dan diobati dengan sedini mungkin kan? Jika organ seksual anda tidak memiliki masalah dan segi psikologis maupun fisik, harap untuk dirawat dengan sebaik-baiknya yah dengan cara menjaga kebersihan pada organ seksual anda dan jaga pula jangan sampai organ seksual yang anda miliki satu-satunya malah dilecehkan hanya untuk memenuhi hasrat anda semata. Sayang loh, gak ada serep genuinenya. Kalau bukan anda yang jaga dan rawat dengan sebaik mungkin siapa lagi?
 
9 Oktober 2013

budayakan hidup sehat :) (Dhiya Afifah Purvita)

Seksual merupakan suatu kebutuhan bagi individu. Menurut Freud, seksual adalah id yaitu prinsip yang harus dipuaskan. Walaupun begitu, terdapat banyak masalah seksual pada seseorang seperti kurangnya gairah, kurangnya antusiasme untuk seks, dan ketidakmampuan untuk tegang. Masalah ini sering terjadi dan kemungkinan akan menyebabkan disfunctioning seksual pada seseorang. Disfungsi seksual ditandai dengan gangguan dalam merespon pada hubungan seksual. Terdapat faktor psikologis dan fisik yang menyebabkan disfunctioning seksual ini. Faktor psikologis dapat berupa ketakutan bawah sadar, stres yang sedang dialami, depresi, rasa bersalah, marah dan ketakutan akan perselingkuhan sehingga dapat mengganggu kemampuan untuk merespon secara seksual. Faktor fisik dapat berupa penyakit, cacat, dan penggunaan banyak obat yang memeberi efek tidak baik. Obat yang dikonsumsi dapat menyebabkan masalah pada saat ereksi, atau ejakuasi pada pria sedangkan wanita akan mengalami masalah pada orgasme serta hilangnya gairah seksual pada keduanya.
Bagaimana pengobatan disfungsi seksual? Pengobatan disfungsi seksual dilakukan dengan pemeriksaan untuk mengidentifikasi penyebab fisiologis. Selain itu, juga mengevaluasi trauma seksual pada masa lalu sehingga berkontribusi pada disfungsi. Langkah berikutnya adalah menentukan rencana pengobatan. Pengobatan yang dapat dilakukan yaitu multimodal yang melibatkan lebih dari satu terapi.

Ada beberapa penyakit yang berkontribusi untuk menyebabkan disfungsi seksual, seperti kanker payudara, kanker serviks, kanker prostat, diabetes, dan HIV. Tentunya penyakit tersebut dapat berdampak pada seksualitas seseorang. Berdasarkan hal tersebut membuat kita sadar bahwa kesehatan sangat penting bagi kelangsungan hidup seseorang.Yuk mulai hidup sehat J\
9 Oktober 2013

Kanker Serviks (Virna Anggraini)

     Pembahasan kali ini adalah mengenai kanker serviks, dimana penyakit ini hanya menyerang perempuan. penyakit ini juga berbahaya. tentunya ketika seseorang didiagnosa oleh seorang dokter menderita kanker serviks pastinya banyak sekali perlawanan-perlawanan dalam diri dan penyangkalan tentang penyakitnya tersebut. pastinya mereka akan merasa marah dan tidak terima dengan apa yang didiagnosakan oleh dokter tersebut. karena seperti yang sudah kita ketahui saat kita sudah terdiagnosa terkena kanker serviks berarti usaha penyelamatan diri sudah tidak lagi bisa berhasil 100%. seperti yang saya baca dalam naskah jurnal dari radio yang mengundang seorang pembicara adalah seorang dokter mengatakan bahwa saat pasien sudah terdiagnosa kanker dan sudah memiliki beberapa gejala dari kanker serviks tersebut berarti pasien sudah dalam tahap stadium 1b. dimana pada stadium tersebut pasien sudah lumayan parah dan perlu penindaklanjutan pengobatan yang lebih intensif. penyakit tersebut memang muncul tanpa gejala. yang bisa dilakukan oleh orang yang belum terkena kanker serviks adalah dengan papsmear setiap tahunnya. 
     Dan saat seorang sudah terkena kanker serviks stadium lanjut tentunya harus banyak menjalani radioterapi, kemoterapi dan operasi pengangkatan. dan pengobatan-pengobatan seperti itulah yang terkadang sangat terasa sangat menyiksa untuk para penderita kanker serviks. dan juga disamping penanganan secara medis akan lebih baik lagi bila ditangani secara psikologis dengan melakukan konseling, terapi kognitif, terapi perilaku dan intervensi kelompok. sehingga penderita memiliki motivasi untuk tetap berjuang walaupun tingkat kesembuhanya hanya sedikit tetapi setidaknya penderita bisa berpikir lebih positif tentang penyakit yang di deritanya. 
     Saat membahas tentang penyakit ini terkadang saya merasa sangat terpanggil untuk bisa membantu menyemangati orang-orang yang menderita tersebut. mereka yang kuat menurut saya adalah mereka yang hebat yang mampu mengubah semua kesakitannya dengan pemikiran yang positif. karena mengubah pola pikirlah yang terkadang sulit dilakukan. 
 
9 Oktober 2013