Tampilkan postingan dengan label Konsep Masyarakat dan Sosial Budaya masyarakat Indonesia SertaPerbedaan Masyarakat Pedesaan dan Perkotaan. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Konsep Masyarakat dan Sosial Budaya masyarakat Indonesia SertaPerbedaan Masyarakat Pedesaan dan Perkotaan. Tampilkan semua postingan

Konsep Masyarakat dan Sosial Budaya masyarakat Indonesia SertaPerbedaan Masyarakat Pedesaan dan Perkotaan



ISBD
(ILMU SOSIAL BUDAYA DASAR)
Konsep Masyarakat dan Sosial Budaya masyarakat Indonesia 
SertaPerbedaan Masyarakat Pedesaan dan Perkotaan

                                                                  Disusun Oleh  :

Izhati Choirina

PRODI D-III KEBIDANAN
STIKES HAFSHAWATY ZAINUL HASAN GENGGONG
PAJARAKAN-PROBOLINGGO
TAHUN AJARAN 2012-2013




 

Kata Pengantar
 



           
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan karunianya kami dapat menyelesaikan makalah ini. Tujuan kami makalah ini adalah untuk menambah pengetahuan kepada pembaca tentang ”ISB ( Ilmu Sosial Budaya Dasar)” serta untuk menyelesaikan tugas.
Ucapan terima kasih atas selesainya tugas ini dan semoga bermanfaat bagi penulis sendiri dan bagi pembaca. Ucapan terima kasih kami haturkan kepada para staf dosen selaku dosen pengampu mata kuliah ilmu sosial budaya dasar yang telah membimbing penyusunan malakah ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.

            Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih.
 



Genggong, 1 desember 2012


Penyusun




DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……………………………………….....................................
DAFTAR ISI…………………………………………………...................................
BAB I PENDAHULUAN
     1.1  Latar Belakang.................................................................................................
     1.2   Tujuan.............................................................................................................
     1.3   Rumusan Masalah ..........................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
     2.1 Identifikasi konsep kebudayaan dan Perkembangan Sosial Budaya Masyarakat
 Indonesia.....................................................................................................................
     2.2 Identifikasi konsep Masyarakat dan Sosial Budaya Masyarakat
Indonesia.....................................................................................................................
     2.3 Masyarakat pedesaan dan perkotaan...............................................................
     2.4 Definisi Masyarakat.......................................................................................
     2.5 Unsur-Unsur Masyarakat...............................................................................
     2.6 Syarat-syarat masyarakat................................................................................
     2.7 Ciri-ciri masyarakat desa dan masyarakat kota..............................................
   2.8  Sumber daya yang ada di pedesaan dan perkotaan dalam upaya kesehatan ibu dan anak
     2.9 Masalah-masalah masyarakat pedesaan dan perkotaan
BAB III PENUTUP
     3.1 Kesimpulan...................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA



BAB 1
PENDAHULUAN
A.      Latar Belakang
            Masyarakat (sebagai terjemahan istilah society) adalah sekelompok orang yang membentuk sebuah sistem semi tertutup (atau semi terbuka), dimana sebagian besar interaksi adalah antara individu-individu yang berada dalam kelompok tersebut. Lebih abstraknya, sebuah masyarakat adalah suatu jaringan hubungan-hubungan antar entitas-entitas. Masyarakat adalah sebuah komunitas yang interdependen (saling tergantung satu sama lain). Umumnya, istilah masyarakat digunakan untuk mengacu sekelompok orang yang hidup bersama dalam satu komunitas yang teratur.
            Kebudayaan atau budaya menurut Bapak Antropologi Indonesia Koenjtaraningrat (1996), adalah keseluruhan sistem gagasan, tindakan dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri manusia dengan belajar. Pengertian tersebut merujuk pada gagasan J. J Honigmann (1973) tentang wujud kebudayaan atau disebut juga ‟gejala kebudayaan‟. Honigmann membagi kebudayan kedalam tiga wujud, yakni kebudayaan dalam wujud ide, pola tindakan dan artefak atau benda-benda.
            Mengacu pada konsep diatas, jika dikembalikan pada realita yang ada di kehidupan bangsa Indonesia, kiranya kita bisa memilah setiap wujud kebudayaan yang ada, minimal dari yang kita temui setiap harinya. Sejalan dengan itu, kemudian akan muncul pertanyaan klasik ”apakah ada yang namanya budaya Indonesia?”serta kaitannya dengan masyarakat.
B.  RUMUSAN MASALAH
1.    Bagaimanakah perkembangan sosial budaya yang ada di Indonesia?
2.    Bagaimanakah konsep kebudayaan Indonesia?
3.    Perbedaan kehidupan perkotaan dan pedesaan?
C.  TUJUAN DAN MANFAAT PENULISAN
          Makalah ini disusun dalam rangka memenuhi tugas Mata Kuliah Sistem Sosial Budaya Indonesia. Serta bertujuan untuk membantu para pembaca makalah mengetahui bagaimana kebudayaan itu berkembang di Indonesia dan mengetahui macam-macam kebudayaan yang ada di Indonesia.
BAB II
PEMBAHASAN

A.  KONSEP BUDAYA DAN PERKEMBANGAN SOSIAL  BUDAYA  MASYARAKAT INDONESIA
    I.      Pengertian Kebudayaan
    Pengertian kebudayaan menurut dari beberapa pendapat:
     Kebudayaan adalah peradaban yang mengandung pengertian yang luas meliputi pemahaman. dan perasaan suatu bangsa yang kompleks, meliputi pengetahuan, kepercayaan, seni, moral, hukum, adat istiadat (kebiasaan) dan pembawaan lainnya yang diperoleh dari anggota masyarakat. (Taylor, 1981)
a.    Menurut Koentjoroningrat (1980)
Budaya berasal dari kata BUDHAYAH yang berasal dari kata budhi yang berati budi atau akal. Kebudayaan adalah hal-hal yang bersangkutan dengan akal. Kata budaya berati perkembangan majemuk dari budi dan daya. Jadi kebudayan adalah hasil cipta rasa dan karsa
b.    Menurut Sidi Gozaila
Kebudayaan dalah cara berpikir dan cara merasa, yang menyatakan diri dalam seluruh segi kehidupan dari golongan manusia yang membentuk satu kehidupan sosial dalam ruang dan waktu
c.    Menurut Ki Hajar Dewantara
Terdapat 2pengertian mengenai kebudayaan:
1.    Kebudayaan adalah buah budi manusia
2.    Kebudayaan adalah hasil perjuangan manusia terhadap dua pengaruh yang kuat, yakni alam dan jaman (kodrat dan manusia) dalam perjuangan mana terbukti kejayaan hidup manusia


d.    Menurut Iris Beaber dan Linda Beaner
Kebudayaan sebagai pandangan yang koheren tentang sesuatu yang dipelajari, dibagi, atau yang dipertukarkan oleh sekelompok orang
e.    Menurut Larry A. Samovar & Richard E. Porter
Kebudayaan berarti sebagai simpanan akumulatif dari pengetahuan, pengalaman, nilai, sikap, makna, hirarki, agama, pilihan waktu, peranan, relasi ruang, konsep yang luas dan obyek material atau kepemilikan yang dimiliki dan dipertahankan oleh sekelompok orang atau suatu generasi
f.      Menurut Gudykunt dan Kim (1992)
Sistem pengetahuan yang dipertukarkan oleh sejumlah orang dalam kelompok yang besar
g.    Menurut Edward T. Hall (1981)
Kebudayaan adalah komunikasi dan komunikasi adalah kebudayaan
h.    Menurut M.J Herkovits & Bronislaw Malinowski
Cultural Determinism yang berarti bahwa segala sesutu yang terdapat di dalam masyarakat ditentukan adanya kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat itu sendiri.
Kebudayaan sebagai sesuatu yang superorganic (artinya berada diatas sesuatu badan) karena kebudayaan yang turun menurun dari generasi ke generasi tetap hidup terus meskipun orang-orang yang menjadi masyarakat senantiasa silih berganti
i.      Menurut Selo Soemardjan dan Soelaiman
Kebudayaan sebagai semua hasil karya, rasa dan cipta manusia
j.      Menurut Linton
Kebudayaan adalah konfigurasi dari tingkah laku yang dipelajari dari hasil tingkah laku yang unsur-unsur pembentuknya didukung dan diteruskan oleh anggota dari masy tertentu
k.    Menurut Sultan Takdir Ali Syahbana
Manifestasi suatu bangsa

l.      Menurut Moh. Hatta
Kebudayaan adalah ciptaan hidup dari suatu bangsa
m.   Menurut Haji agus Salim
Kebudayaan adalah persatuan istilah budi dan daya menjadi makna sejiwa dan tidak dapat dipisah-pisahkan
n.    Menurut Mukti Ali (1982)

Kebudayaan adalah budi daya, tingkah laku manusia yang digerakkan oleh akal dan perasaannya.
   II.       Tujuan dan ruang lingkup kebudayaan
·                 Tujuan:
Mengembangkan kepribadian, kepekaan dan wawasan pemikiran yang berkenaan dengan kebudayaan agar daya tangkap, persepsi dan penalaran mengenai lingkungan budaya masyarakat dapat lebih manusiawi
·                 Tujuan yang diharapkan dapat :
1.         Mengusahakan penajaman kepekaan masyarakat terhadap lingkungan budaya
2.         Memberi kesempatan kapada masyarakat untuk dapat memperluas pandangan mereka tentang masalah kemanusiaan dan budaya
3.         Mangusahakan agar masyarakat tidak jatuh ke dalam sifat-sifat kedaerahan
4.         Menjembatani para masyarakat kita agar lebih mampu berdialog satu sama lain
·                Ruang lingkup
Berbagai aspek kehidupan yang seluruhnya merupakan ungkapan masalah kemanusiaan dan budaya yang dapat didekati dengan menggunakan budaya
Hakekat manusia sebagai kesatuan atau universal akan membentuk beraneka ragam kebudayaan masing-masing sesuai dengan jaman dan tempatnya.
 III.      Wujud dari kebudayaan
 Wujud Kebudayaan
J. J Honigmann (dalam Koenjtaraningrat, 2000) membedakan adanya tiga ‘gejala kebudayaan’ : yaitu : (1) ideas, (2) activities, dan (3) artifact, dan ini diperjelas oleh Koenjtaraningrat yang mengistilahkannya dengan tiga wujud kebudayaan :
  1. Wujud kebudayaan sebagai suatu yang kompleks dari ide-ide, gagasan-gagasan, nilai-nilai, norma-norma, peraturan dan sebagainya.
  2. Wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks aktivitas serta tindakan berpola dari manusia dalam masyarakat
  3. Wujud kebudayaan sebagai benda-benda hasil karya manusia.
Mengenai wujud kebudayaan ini, Elly M.Setiadi dkk dalam Buku Ilmu Sosial dan Budaya Dasar (2007:29-30) memberikan penjelasannya sebagai berikut :
1. Wujud Ide
Wujud tersebut menunjukann wujud ide dari kebudayaan, sifatnya abstrak, tak dapat diraba, dipegang ataupun difoto, dan tempatnya ada di alam pikiran warga masyarakat dimana kebudayaan yang bersangkutan itu hidup.
Budaya ideal mempunyai fungsi mengatur, mengendalikan, dan memberi arah kepada tindakan, kelakuan dan perbuatan manusia dalam masyarakat sebagai sopan santun. Kebudayaan ideal ini bisa juga disebut adat istiadat.
2.  Wujud perilaku
Wujud tersebut dinamakan sistem sosial, karena menyangkut tindakan dan kelakuan berpola dari manusia itu sendiri.
Wujud ini bisa diobservasi, difoto dan didokumentasikan karena dalam sistem ssosial ini terdapat aktivitas-aktivitas manusia yang berinteraksi dan berhubungan serta bergaul satu dengan lainnya dalam masyarakat. Bersifat konkret dalam wujud perilaku dan bahasa.
3. Wujud Artefak
Wujud ini disebut juga kebudayaan fisik, dimana seluruhnya merupakan hasil fisik. Sifatnya paling konkret dan bisa diraba, dilihat dan didokumentasikan. Contohnya : candi, bangunan, baju, kain komputer dll.
 IV.      Orientasi Nilai Budaya
Orientasi nilai adalah bersifat komplek tetapi terpola..pada prinsip.. yang mengutamakan tatanan dan langsung pada tindakan dan pikiran manusia yang berhubungan dengan solusi dalam memecahkan masalah.
Ada tiga asumsi:
1. Orang dalam semua budaya harus menemukan solusi untuk memecahkan masalah
2. Solusi yang tersedia tidak terbatas
3. Satu solusi cenderung dipilih anggota budaya tertentu. Semua solusi yang potensial tampak pada setiap budaya.
Orientasi human nature
            Human nature adalah menunjuk pada karakter pembawaan sifat manusia. Yang dipandang sebagai berpembawaan baik, jahat atau campuran dari itu. Manusia dipandang tidak hanya sebagai baik atau jahat tetapi juga untuk merubah dan tidak dapat berubah. Kita harus mengakui bahwa hubungan manusia sebagai campuran baik dan buruk sedangkan yang tidak sama adalah sebagai pandangan adalah netral.Ada enam solusi potensial pada masalah ini yaitu;
1. manusia yang jahat tetapi dapat merubah
2. manusia itu jahat tapi tidak dapat dirubah
3. manusia adalah netral yang respek pada baik dan jahat
4. manusia adalah campuran baik dan jahat.
5. manusia itu baik tapi dapat berubah
6. manuysia itu baik dan tidak dapat berubah
> Orientasi nature/alam -person
Ada tiga tipe utama yaitu:
1. Menguasai alam: orientasi ini,melihat bahwa semua kekuatan alam dapat mengatasi masalah
2. Harmoni dengan alam : orientasi ini bahwa disini tidak ada perbedaan antara kehidupan manusia , sifat dan supernatural.
3. Penaklukan terhadap alam yang unggul di negara seperti Spanish Amerika, yaitu kita percaya bahwa tidak ada sesuatu yang dapat dikerjakan untuk mengontrol alam jika ada ancaman tidak sesuatupun yang dapat terlepas dari bahaya.
> Orientasi waktu
Merupakan orientasi pada tiga masa yaitu
1. Waktu masa lalu adalah unggul dalam budaya dalam penempatan nilai yang tinggi pada tradisi di masa lalu
2. Orientasi masa sekarang yaitu dimana orang-orang memberi perhatian yang relatif kecil pada apa yang dikerjakan pada masa lalu dan pada apa yang akan terjadi masa depan.
3. 0rientasi masa depan dimana memiliki nilai tinggi.
> Orientasi aktivitas
Aktivitas manusia dapat dilihat dalam tiga cara yaitu:
1. Doing, orientasi ini melibatkan pada tipe aktivitas yang hasilnya tampak pada eksternal individu yang diukur dengan sesuatu
2. Being adalah merupakan lawan yang exterm dari orientasi doing
3. Becoming merupakan integrasi keseluruhan pada perkembangan diri.
> Orientasi relational
Menurut Kluckhon dan Strodbeck memisahkan tiga cara untuk mengartikan hubungan dengan orang lain yaitu:
1. Individualism
orientasi ini ditandai dengan otonomi individu dengan kata lain individu adalah unik dan sebagai entitas tersendiri. Prioritas tujuan dan sasaran nya adalah memprioritaskan pada individu daripada kelompok.Contoh negara yang seperti ini adalah Amerika Serikat
2.Orientasi langsung atau lineality
orientasi ini memfokuskan pada kelompok dengan tujuan kelompok adalah lebih utama. Menurut Kluckhon dan Strodbeck kontinyuitas dari kelompok adalah melalui waktu. Individu-individu adalah penting hanya untuk anggota kelompok tersebut.Contohnya beberapanegara aristokrasi di Eropa.
3. Collaterality
orientasi ini memfokuskan pada kelompok tetapi bukan perluasan kelompok melalui waktu. Agaknya fokus pada perluasan kelompok secara lateral/ ke samping (anggota kelompok dari individu yang paling dekat dalam waktu dan tempat). Tujuan dari kelompok ditas kepentingan individu. Pada kenyataannya orang-orang tidak mempertimbangkannya kecuali vis a vis/ sebagai lawan anggota kelompok. Contoh identifikasi orang jepang dengan perusahaannya di mana dia bekerja atau universitas di mana dia belajar.
> Penerapan Orientasi
Nilai orientasi ini digunakan untuk memahami komunikasi dengan strangers. Dengan mempertimbangkan dua budaya yang tampaknya mirip misalnya inggris dan Amerika Serikat. Sementara ada juga yang mirip di permukaannya saja ternyata berbeda orientasinya. Hal ini dapat menyebabkan terjadinya misunderstanding antara orang-orang dalam budaya yang berbeda.
  V.      Perubahan Kebudayaan
Pengertian perubahan kebudayaan adalah  suatu keadaan dalam masyarakat yang terjadi karena ketidak sesuaian diantara unsur-unsur kebudayaan yang saling berbeda sehingga tercapai keadaan yang tidak serasi fungsinya bagi kehidupan.
Semua terjadi karena adanya salah satu atau beberapa unsur budaya yang tidak berfungsi lagi, sehingga menimbulkan gangguan keseimbangan didalam masyarakat.
Perubahan dalam kebudayaan mencakup semua bagian yaitu : kesenian, ilmu pengetahuan, teknologi dan filsafat bahkan perubahan dalam bentuk juga aturan-aturan organisasi social. Perubahan kebudayaan akan berjalan terus-menerus tergantung dari dinamika masyarakatnya.
Ada faktor-faktor yang mendorong dan menghambat perubahan kebudayaan yaitu:
1.    Mendorong perubahan kebudayaan
      Adanya unsur-unsur kebudayaan yang memiliki potensi mudah berubah, terutama unsur-unsur teknologi dan ekonomi ( kebudayaan  material).
      Adanya individu-individu yang mudah menerima unsure-unsur perubahan kebudayaan, terutama generasi muda.
      Adanya faktor adaptasi dengan lingkungan alam yang mudah berubah.
2.    Menghambat perubahan kebudayaan
Adanya unsur-unsur kebudayaan yang memiliki potensi sukar berubah   
 seperti :adat istiadat dan keyakinan agama ( kebudayaan non material)
  Adanya individu-individu yang sukar menerima unsure-unsur perubahan terutama generasi tu yang kolot.
Ada juga  faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya perubahan kebudayaan : 
1.             Faktor Intern 
            - Perubahan Demografis
            - Konflik Sosial
            - Bencana Alam
            - Perubahan Lingkungan Alam
;L’;’

      2.  Faktor Ekstern
            - Perdagangan
            - Penyebaran Agama
            - Peperangan
 VI.      Kaitan Manusia Dan Kebudayaan
Secara sederhana hubungan antara manusia dan kebudayaan adalah manusia sebagai perilaku kebudayaan. Dan kebudayaan merupakan obyek yang dilaksanakan manusia. Tetapi apakah sesederhana itu hubungan keduanya? Dalam sosiologi manusia dan kebudayaan dinilai sebagai dwitunggal, maksudnya adalah bahwa walaupun keduanya berbeda tapi keduanya merupakan satu kesatuan. Manusia menciptakan kebudayaan. Dan setelah kebudayaan itu tercipta maka kebudayaan mengatur hidup manusia agar sesuai dengannya. Tampak bahwa keduanya akhirnya merupakan satu kesatuan
 Contoh :
1. Kebudayaan-kebudayaan khusus atas dasar faktor kedaerahan
            Contoh: Adat-istiadat melamar di Lampung dan Minangkabau. Di Minangkabau biasanya pihak permpuan yang melamar sedangkan di Lampung, pihak laki-laki yang melamar.
2. Cara hidup di kota dan di desa yang berbeda ( urban dan rural ways of life )
            Contoh: Perbedaan anak yang dibesarkan di kota dengan seorang anak yang dibesarkan di desa. Anak kota bersikap lebih terbuka dan berani untuk menonjolkan diri di antara teman-temannya sedangkan seorang anak desa lebih mempunyai sikap percaya pada diri sendiri dan sikap menilai ( sense of value)
3. Kebudayaan-kebudayaan khusus kelas sosial
            Di masyarakat dapat dijumpai lapisan sosial yang kita kenal, ada lapisan sosial tinggi, rendah dan menengah. Misalnya cara berpakaian, etiket, pergaulan, bahasa sehari-hari dan cara mengisi waktu senggang. Masing-masing kelas mempunyai kebudayaan yang tidak sama, menghasilkan kepribadian yang tersendiri pula pada setiap individu.
4. Kebudayaan khusus atas dasar agama
            Adanya berbagai masalah di dalam satu agama pun melahirkan kepribadian yang berbeda-beda di kalangan umatnya.
5. Kebudayaan berdasarkan profesi
            Misalnya: kepribadian seorang dokter berbeda dengan kepribadian seorang pengacara dan itu semua berpengaruh pada suasana kekeluargaan dan cara mereka bergaul. Contoh lain seorang militer mempunyai kepribadian yang sangat erat hubungan dengan tugas-tugasnya. Keluarganya juga sudah biasa berpindah tempat tinggal.
VII. Unsur-unsur kebudayaan
1.  Bahasa
   Adalah alat atau perwujudan budaya yang digunakan manusia untuk saling berkomunikasiatau berhubungan, baik lewat tulisan, lisan, ataupun gerakan (bahasa isyarat), dengan tujuan menyampaikan maksud hati atau kemauan kepada lawan bicaranya atau orang lain.
   Bahasa memiliki beberapa fungsi yang dapat dibagi menjadi fungsi umum dan fungsi khusus. Fungsi bahasa secara umum adalah sebagai alat untuk berekspresi, berkomunikasi, dan alat untuk mengadakan integrasidan adaptasisosial. Sedangkan fungsi bahasa secara khusus adalah untuk mengadakan hubungan dalam pergaulan sehari-hari, mewujudkan seni (sastra), mempelajari naskah-naskah kuno, dan untuk mengeksploitasi ilmu pengetahuandan teknologi
2.  Sistem teknologi
   Teknologimenyangkut cara-cara atau teknik memproduksi, memakai, serta memelihara segala peralatan dan perlengkapan.
   Masyarakat kecil yang berpindah-pindah atau masyarakat pedesaan yang hidup dari pertanianpaling sedikit mengenal delapan macam teknologi tradisional (disebut juga sistem peralatan dan unsur kebudayaan fisik),
3.  Sistem mata pencaharian
   Perhatian para ilmuwan pada sistem mata pencaharian ini terfokus pada masalah-ma/salah mata pencaharian tradisional saja, di antaranya:
·                 berburu dan meramu
·                 beternak
·                 bercocok tanam di ladang
·                 menangkap ikan
4.  Organisasi social
   Adalah perkumpulan sosial yang dibentuk oleh masyarakat, baik yang berbadan hukum maupun yang tidak berbadan hukum, yang berfungsi sebagai sarana partisipasi masyarakat dalam pembangunan bangsa dan negara. Sebagai makhlukyang selalu hidup bersama-sama, manusia membentuk organisasi sosialuntuk mencapai tujuan-tujuan tertentu yang tidak dapat mereka capai sendiri. Yang meliputi: kekerabatan, asosiasi dan perkumpulan, system kenegaraan, system kesatuan hidup dan perkumpulan.
5.  Sistem pengetahuan
   Adalah segala sesuatu yang diketahui manusia tentang benda, sifat, keadaan, dan harapan-harapan.
Sistem pengetahuan tersebut dikelompokkan menjadi:
·                 pengetahuan tentang alam
·                 pengetahuan tentang tumbuh-tumbuhandan hewandi sekitarnya
o       pengetahuan tentang tubuh manusia, pengetahuan tentang sifat dan tingkah laku sesama manusia
o       pengetahuan tentang ruang dan waktu
6.  Religi dan upacara keagamaan
   Dapat dicontohkan agama merupakan sebuah unsure kebudayaan yang penting dalam sejarah umat manusia yang merupakan sebuah institusi dengan keanggotaan yang diakui dan biasa berkumpul bersama untuk beribadah dan untuk mendapatkan kebahagiaan sejati. Yang meliputi:
a)  Sistem kepercayaan
   Merupakan suatu keyakinan pada sesuatu hingga mengakibatkan penyembahan kepada Tuhan, roh atau lainnya
b)  Sistem nilai dan pandangan hidup
Merupakan suatu konsep atau cara pandang manusia yang mengandung nilai-nilai yang bersifat mendasar tentang diri dan dunianya yang menjadi panduan untuk meraih keh”






idupan yang bermakna
c)   Komunikasi keagamaan
Adalah suatu proses penyampaian informasi keagaaman (pesan, ide, gagasan) dari satu pihak kepada pihak lain agar terjadi saling mempengaruhi diantara keduanya
d)  Upacara keagamaan
Adalah suatu tindakan yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang yang melakukan ritual-ritual untuk memuja Tuhan dan biasanya disertai dengan persembahan

7.  Kesenian
Kesenian mengacu pada nilai keindahan (estetika) yang berasal dari ekspresi hasrat manusia akan keindahan yang dinikmati dengan mata ataupun telinga. Sebagai makhluk yang mempunyai cita rasa tinggi, manusia menghasilkan berbagai corak kesenian mulai dari yang sederhana hingga perwujudan kesenian yang kompleks.
4.5   Jenis-jenis kebudayaan di Indonesia
Prof. Dr Koentjaraningrat menguraikan tnetang jenis kebudayaan dibagi menjadi 3 :
·                 Jenis kebudayaan sebagi kompleks dari ide-ide, gagasan, nilai, norma, peraturan.à abstrak à terikat àsistem budayaàadat-istiadat
·                 Sebagai suatu kompleks akativitas serta tindkan berpola dari manusia dalam masyarakat à konkrit à sistem sosial
·                 Sebagai benda-benda hasil karya manusia à kebudayaan fisik à seluruh hasil karya manusia
Ciri-ciri kebudayaan di Indonesia
Sebagai potensi dasar, unsur-unsur kebudayaan Bali yang khas, unggul dan menyiratkan nilai-nilai luhur yang positif perlu dikedepankan
Sebagai cara atau pendekatan, terkristalisasi bahwa hakikat pendekatan kebijaksanaan
VII.      PERKEMBANGAN SOSIAL BUDAYA MASYARAKAT INDONESIA
     Posisi Indonesia terletak di persimpangan dua Samudra (Hindia dan Pasifik) dan dua Benua (Asia dan Australia), yang sejak dahulu merupakan daerah perlintasan dan pertemuan berbagai macam agama dan ideologi serta kebudayaan.
     Dalam kondisi yang demikian, maka terdapat 5 lapisan perkembangan sosial budaya Indonesia:
1.        Lapisan sosial budaya lama dan asli, yang memperlihatkan persamaan yang mendasar (bahasa, budaya,dan adat) di samping perbedaab-perbedaan dari daerah kedaerah. Persatuan dan kesatuan yang bersumber kepada lapisan ini tidak di tiadakan oleh datangnya agama dan nilai-nilai baru.
2.        Lapisan keagamaan dan kebudayaan yang berasal dari India . wilaya             Indonesia  merupakan pusat pengenmangan peradaban Hindia di pulau Jawa, namun kesadaran akan kebersamaan tetap dijunjung tinggi (Bineka Tunggal Ika).
3.        Lapisan yang datang dengan agama islam tersebar luas di Wilayah Indonesia yang sekaligus juga memberikan corak tata kemasyarakatan, sebagaimana halnya agama Budha dan Hindu yang telah memberi warna pada tatanan masyarakat dan struktur ketata Negaraan.
4.        Lapisan yang datang dari Barat bersama dengan agama Kristen melengkapi kehidupan umat beragama di Indonesia di tengah tengah pengaruh dominasi asing yang silih berganti dari kerajaan kerajaan Spanyol, Portugis, Belanda, dan Inggris.
5.        Lapisan kebudayaan Indonesia yang dimualai kesadaran bangsa. Munculnya rasa nasionalisme yang tinggi terhadap kekuasaan asing telah memberikan inspirasi dan tekad untuk mendorong lahirnya gerakan Budi Utomo tanggal 20 Mei 1908, kemudian disusul dengan pemantapan Sumpah Pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928.
Sejak periode perkembangan Nasional, semakin dirasakannya perkembangan perceturan ideologi yang pada garis besarnya terbagi atas 3 kategori yaitu:
1.        Ideologi yang menitikberatkan pada nilai-nilai agama
2.        Ideologi yang menitikberatkan pada sosialisme
3.        Ideologi yang menitikberatkan pada nasionalisme.
     Dalam negara Republik Indinesia yang diproklamasikan pada tanggal 17 Agustus 1945 itu, nilai-nilai luhur yang merupakan       kepribadian yang merupakan kepribadian dan pandangan hidup bangsa inilah yang kemudian menjadi ideologi dan dasar negara yang di kenal sebagai pancasila, yang akhirnya di tuangkan dalam pembukaan UUD 1945. Dengan demikian, pertumbuhan dan perkembangan sosial budaya di Indonesia pada hakikatnya bersumber pada nilai-nilai luhur yang terkandung di dalam falsafah dan dasar negara pancasila.
     Setelah kemerdekaan, salah satu hal penting yang menyangkut konsepsi nusantara dan yang berkembang menjadi wawasan nusantara ialah Deklarasi 13 Desember 1957 tentang wilayah perairan Indonesia (Mochtar Kusumaatmadja, 1993).
     “Bahawa segala perairan di sekitar, diantara dan yang menghubungkan pulau-pulau atau bagian pulau-pulau yang termasuk daratan Negara Republik Indonesia, dengan tidak memandang luas atau lebarnya adalah bagian-bagian yang wajar daripada wilayah daratan Negara Republik Indonesia dan dengan demikian merupakan bagian dari pada perairan pedalaman atau perairan nasional yang berada di bawah kedaulatan mutlak daripada negara Republik Indonesia. Lalu lintas yang damai di perairan pedalaman ini bagi kapal asing terjamin selama dan sekedar tidak bertentangan dengan kedaulatan dan keselamatan negara Indonesia. Penentuan batas laut teritorial yang lebarnya 12 mil yang di ukur dari garis-garis yang menghubungkan titik-titik yang terluar daripada pulau-pulau negara Republik Indonesia akan di tentukan dengan UDD”.
     Ada beberapa pertimbangan yang mendorong pemerintah mengeluarkan pernyataan wilayah perairan Indonesia adalah sebagai berikut:
1)        Bentuk geografi RI sebagai suatu negara kepulauan memiliki sifat dan corak tersendiri yang memerlukan pengaturan sendiri pula
2)        Bagi kesatuan wilayah RI, semua kepulauan dan laut harus dianggap sebagai suatu kesatuan yang bulat
3)        Penetapan batas laut teritorial (1939) tidak sesuai lagi dengan kepentingan keslamatan dan keamanan Negara RI
4)        Setiap negara yang berdaulat berhak dan berkewajiban untuk mengambil tindakan yang di pandangnya perlu untuk melindungi keutuhan dan keselamatan negaranya.
B.   Konsep Masyarakat dan Sosial Budaya masyarakat
Dinamika sosial dan kebudayaan itu, tidak terkecuali melanda masyarakat Indonesia, walaupun luas spektrum dan kecepatannya berbeda-beda. Demikian pula masyarakat dan kebudayaan Indonesia pernah berkembang dengan pesatnya di masa lampau, walaupun perkembangannya dewasa ini agak tertinggal apabila dibandingkan dengan perkembangan di negeri maju lainnya. Betapapun, masyarakat dan kebudayaan Indonesia yang beranekaragam itu tidak pernah mengalami kemandegan sebagai perwujudan tanggapan aktif masyarakat terhadap tantangan yang timbul akibat perubahan lingkungan dalam arti luas maupun pergantian generasi.
Ada sejumlah kekuatan yang mendorong terjadinya perkembangan sosial budaya masyarakat Indonesia. Secara kategorikal ada 2 kekuatan yang mmicu perubahan sosial,
·         Petama, adalah kekuatan dari dalam masyarakat sendiri (internal factor), seperti pergantian generasi dan berbagai penemuan dan rekayasa setempat.
·         Kedua, adalah kekuatan dari luar masyarakat (external factor), seperti pengaruh kontak-kontak antar budaya (culture contact) secara langsung maupun persebaran (unsur) kebudayaan serta perubahan lingkungan hidup yang pada gilirannya dapat memacu perkembangan sosial dan kebudayaan masyarakat yang harus menata kembali kehidupan mereka .
Betapapun cepat atau lambatnya perkembangan sosial budaya yang melanda, dan factor apapun penyebabnya, setiap perubahan yang terjadi akan menimbulkan reaksi pro dan kontra terhadap masyarakat atau bangsa yang bersangkutan. Besar kecilnya reaksi pro dan kontra itu dapat mengancam kemapanan dan bahkan dapat pula menimbulkan disintegrasi sosial terutama dalam masyarakat majemuk dengan multi kultur seperti Indonesia.
C.   MASYARAKAT PEDESAAN DAN PERKOTAAN

A.   Definisi Masyarakat Perdesaan dan Perkotaan
I.   MASYARAKAT PEDESAAN
    Pengertian pedesaan:
a.    Menurut Sutardjo kartohadi kusuma mengemukakan, desa adalah  suatu kesatuan hukum di mana bertempat tinggal suatu masyarakat pemerintahan sendiri.
b.    Menurut bintarto,desa merupakanperwujudan atau kesatuan geografi, sosial ekonomi politik,dan kultural yang terdapat di situ, dalam hubungannya dan pengaruhnya secara timbal balik dengan daerah lain.
II. MASYARAKAT PERKOTAAN
    Masyarakat perkotaan sering di sebut juga urban community. Pengertian masyarakat kota lebih di tekankan pada sifat sifat kehidupannya yang berbeda dengan masyarakat pedesaan. Pengertian kota dapat dikenakan pada daerah atau lingkungan komunitas tertentu dengan tingkatan dalam struktur pemerintahan.

B.   Ciri-ciri Masyarakat Perdesaan dan Perkotaan
I.   CIRI-CIRI MASYARAKAT PEDESAAN
a)  Di dalam masyrakat pedesaan di antara warganya mempunyai hubungan lebih mendalm dan erat bila dibandingkandengan pedesaan lainya diluar batas-batas wilahnya.
b)  Sistem kehidupan umumnya berkelompok dengan dasar kekeluargaan/paguyuban.
c)   Sebagian besar warga masyarakat pedesaan hidup dari pernian, pekerjaan –pekejaan yang bukan pertanian merupakn pekerjaan sambilan yang biasanya  sebagai pengisi waktu luang.
d)  Masyarakat tersebut homogen, seperti dalam hal mata pencarian,agama,adat istiadat dan sebagainya.
   Tetapi, sebenarnya di dalam masyarakat pedesaan kita ini mengenal bermacam-macam gejala, diantaranya:
a.       Konflik (Pertengkaran)
b.      KontraversiPertentangan)
c.       Kompetisi (Persiapan)
d.      Kegiatan pada masyrakat pedesaan
II. CIRI-CIRI MASYARAKAT PERKOTAAN
1.      Kehidupan keagamaan berkurang bila dibandingkan dengankehidupan keagamaan di desa.Cara kehidupan perkotaanmempunyai kecenderungan ke arah keduniawian,bila di bandingkan dengan kehidupan warga masyarakat desa yang cenderung ke arah keagamaan.
2.      Orang kota pada umumnya dapat mengurus diri sendiri tanpa bergantung pada orang-orang lain.
3.      Pembagian kerja di antara warga-warga kota juga lebih tegas dan mempunyai batas- batas yang nyata.
4.      lebih mudah mendapatkan pekerjaan.pekerjaan para warga desa lebih bersifat seragam, terutama dalam bidang bertani. Lain halnya di kota ,pembagian kerja sudah meluas, sudah ada macam-macam kegiatan industri,sehingga tidak hanya terbatas pada satu sektor pekerjaan.
5.      jalan pikiran rasional yang pada umumnya di anut oleh masyarakat perkotaan
6.      jalan kehidupan yang cepat di kota-kota,mengakibatkan pentingnya faktor waktu bagi warga kota,sehingga pembagian waktu yang teliti sangat penting.Untuk mengejar kebutuhan- kebutuhan seorang individu.
7.      perubahan-perubahan sosial tampak dengan nyata di kota-koya, sebab kota-kota biasanya terbuka dalam menerima pengaru-pengaruh dari luar.hal ini sering menimbulkan pertentangan antara golongan tua dengan golongan muda. Oleh karena itu golongan muda yang sepenuhnya belum terwujud kepribadiannya, lebih senang mengikuti pola-pola barudalam kehidupannya.
III. Perbedaan Masyarakat Perdesaan dan Perkotaan
Perbedaan antara desa dan kota
·         Dalam masyarakat modern, sering dibedakan antara masyarakat pedesaan (rural community) dan masyarakat perkotaan (urban community). Menurut Soekanto (1994), per-bedaan tersebut sebenarnya tidak mempunyai hubungan dengan pengertian masyarakat sederhana, karena dalam masyarakat modern, betapa pun kecilnya suatu desa, pasti ada pengaruh-pengaruh dari kota. Perbedaan masyarakat pedesaan dan masyarakat perkotaan, pada hakekatnya bersifat gradual.
·         Kita dapat membedakan antara masya-rakat desa dan masyarakat kota yang masing-masing punya karakteristik tersendiri. Masing-masing punya sistem yang mandiri, dengan fungsi-fungsi sosial, struktur serta proses-proses sosial yang sangat berbeda, bahkan kadang-kadang dikatakan "berlawanan" pula. Perbedaan ciri antara kedua sistem tersebut dapat diungkapkan secara singkat menurut Poplin (1972) sebagai berikut:  
·          
Masyarakat Pedesaan
Masyarakat Kota
Perilaku homogen
Perilaku yang dilandasi oleh konsep kekeluargaan dan kebersamaan
Perilaku yang berorientasi pada tradisi dan status Isolasi sosial, sehingga statik
Kesatuan dan keutuhan kultural
Banyak ritual dan nilai-nilai sakral
Kolektivisme
Perilaku heterogen
Perilaku yang dilandasi oleh konsep pengandalan diri dan kelembagaan
  Perilaku yang berorientasi pada rasionalitas dan fungsi
Mobilitas sosial, sehingga dinamik
Kebauran dan diversifikasi kultural
Birokrasi fungsional dan nilai-nilai secular
Individualisme
·         Warga suatu masyarakat pedesaan mempunyai hubungan yang lebih erat dan lebih mendalam ketimbang hubungan mereka dengan warga masyarakat pedesaan lainnya. Sistem kehidupan biasanya berkelompok atas dasar sistem kekeluargaan (Soekanto, 1994). Selanjutnya Pudjiwati (1985), menjelaskan ciri-ciri relasi sosial yang ada di desa itu, adalah pertama-tama, hubungan kekerabatan. Sistem kekerabatan dan kelompok kekerabatan masih memegang peranan penting. Penduduk masyarakat pedesaan pada umumnya hidup dari pertanian, walaupun terlihat adanya tukang kayu, tukang genteng dan bata, tukang membuat gula, akan tetapi inti pekerjaan penduduk adalah pertanian. Pekerjaan-pekerjaan di samping pertanian, hanya merupakan pekerjaan sambilan saja.
·         Golongan orang-orang tua pada masyarakat pedesaan umumnya memegang peranan penting. Orang akan selalu meminta nasihat kepada mereka apabila ada kesulitan-kesulitan yang dihadapi. Nimpoeno (1992) menyatakan bahwa di daerah pedesaan kekuasaan-kekuasaan pada umumnya terpusat pada individu seorang kiyai, ajengan, lurah dan sebagainya.
·         Ada beberapa ciri yang dapat dipergunakan  sebagai petunjuk untuk membedakan antara desa dan kota. Dengan melihat perbedaan perbedaan yang ada mudah mudahan akan dapat mengurangi kesulitan dalam menentukan apakah suatu masyarakat dapat disebut sebagi masyarakat pedeasaan atau masyarakat perkotaan.
Ciri ciri tersebut antara lain :
1)      jumlah dan kepadatan penduduk
2)      lingkungan hidup
3)      mata pencaharian
4)      corak kehidupan sosial
5)      stratifiksi sosial
6)      mobilitas sosial
7)      pola interaksi sosial
8)      solidaritas sosial
9)      kedudukan dalam hierarki sistem administrasi nasional
VIII.      Sumber daya yang ada di Pedesaan dan Perkotaan dalam upaya kesehatan ibu dan anak :
·         Sumber daya ada seperti :
1)    Sumber daya manusia : Jumlah penduduk yang cukup tinggi dapat dipakai sebagai modal dasar pembangunan, bila dibarengi dengan kwalitas yang cukup memadai. Bila sebaliknya akan menjadi beban dalam upaya kesehatan ibu dan anak. Begitu pula dari segi tenaga kesehatan baik yang bersumber dari swadaya masyarakat seperti kader kesehatan, dukun terlatih akan mendukung upaya kesehatan ibu dan anak.
2)    Sumber daya sarana kesehatan : Kwantitas & kwalitas sarana pelayanan kesehatan seperti Rumah sakit, Puskesmas, Puskemas Pembantu, Polindes, Posyandu dsb, yang ada baik di perkotaan dan pedesaan akan mempunyai arti penting dalam upaya kesehatan ibu dan anak. Begitu pula dalam kesediaan peralatan medis dan non medis, bahan medis dan non medis serta obat-obatan.
3)    Sumber daya dana kesehatan : Kecukupan dalam pembiayaan kesehatan terutama untuk pelayanan kesehatan ibu dan anak mempunyai arti penting yang sangat besar dalam kelancaran program-program kesehatan yang ada.
4)    Teknologi dan pemilihan metode dalam upaya pelayanan kesehatan ibu dan anak akan membantu meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.

 IX.      Masalah-masalah Masyarakat Desa dan Kota

     Permasalahan masyarakat di pedesaan terkait dengan sektor sosial seperti usaha-usaha perikemanusiaan, pendidikan yang masih rendah terutama kaum perempuannya dan masih rendahnya status kesehatan masyarkat.
     Dari sektor ekonomi sarana prasana untuk produksi barang dan jasa masih kurang begitu pula dari sektor budaya : masih kentalnya adat-istiadat sehingga lebih lambat dalam menerima perubahan. Untuk itu diperlukan pembangunan masyarakat dan Pembangunan desa dengan pendekatan kepada masyarakat serta pendekatan organisasi untuk bersama-sama membangun masyarakat.
     Permasalahan daerah perkotaan yang palin mendasar adalah tingginya kepadatan penduduk sebagai akibat dari tingginya pertumbuhan penduduk. Hal ini mengakibatkan turunnya kuantitas dan kualitas fasilitas masyarakat kota seperti air minum, kesehatan, transportasi dsb. Untuk itu diperlukan program perbaikan kampung, pembangunan perumahan murah, peningkatan kuantitas dan kualitas air minum, sistem sanitasi, fasilitas pendidikan dasar & menengah, fasilitas kesehatan, dan pusat-pusat perbelanjaan.Bottom of Form
D.  Pengertian dan Definisi Masyarakat Menurut Para Ahli
Konsep tentang masyarakat pasti sering kita dengar, seperti: masyarakat   desa, masyarakat kota, masyarakat Betawi, masyarakat Jawa, dll. Meskipun secara mudah bsia diartikan bahwa masyarakat itu berarti warga namun pada dasarnya konsep masyarakat itu sendiri sangatlah abstrak dan sulit ditangkap.
            Istilah masyarakat berasal dari kata musyarak yang berasal dari Bahasa Arab yang memiliki arti ikut serta atau berpartisipasi, sedangkan dalam bahasa Inggris disebut Society.
Sehingga bisa dikatakan bahwa masyarakat adalah sekumpulan manusia yang berinteraksi dalam suatu hubungan sosial. Mereka mempunyai kesamaan budaya, wilayah, dan identitas.
            Berikut ini adalah pengertian dan definisi tentang masyarakat menurut beberapa ahli :
1. MENURUT PETER L. BERGER
            Definisi masyarakat adalah suatu keseluruhan kompleks hubungan manusia yang luas sifatnya. Keseluruhan yang kompleks sendiri berarti bahwa keseluruhan itu terdiri atas bagian-bagian yang membentuk suatu kesatuan.

2. MENURUT MARX
            Masyarakat ialah keseluruhan hubungan - hubungan ekonomis, baik produksi maupun konsumsi, yang berasal dari kekuatan-kekuatan produksi ekonomis, yakni teknik dan karya.

3. MENURUT GILLIn & GILLIN
            Masyarakat adalah kelompok manusia yang mempunyai kebiasaan, tradisi, sikap, dan perasaan persatuan yang diikat oleh kesamaan.
4.MENURUT HAROLD J. LASKI
            Masyarakat adalah suatu kelompok manusia yang hidup dan bekerjasama untuk mencapai terkabulnya keinginan-keinginan mereka bersama

5. MENURUT ROBERT MACIVER
            Masyarakat adalah suatu sistim hubungan-hubungan yang ditertibkan (society means a system of ordered relations)

6.MENURUT SELO SOEMARDJAN
            Masyarakat adalah orang-orang yang hidup bersama dan menghasilkan kebudayaan

7. MENURUT HORTON & HUNT
            Masyarakat adalah suatu organisasi manusai yang saling berhubungan

8. MENURUT MANSUR FAKIH
            Masyarakat adalah sesuah sistem yang terdiri atas bagian-bagian yang saling berkaitan dan masing-masing bagian secara terus menerus mencari keseimbangan  (equilibrium) dan harmon.
a)  Pengertian
Masyarakat adalah sejumlah manusia yang merupakan satu kesatuan golongan yang berhubungan tetap dan mempunyai kepentingan yang sama.Seperti; sekolah, keluarga,perkumpulan, Negara semua adalah masyarakat.
            Dalam ilmu sosiologi kita mengenal ada dua macam masyarakat, yaitu masyarakat paguyuban dan masyarakat petambayan.Masyarakat paguyuban terdapat hubungan pribadi antara anggota- anggota yang menimbulkan suatu ikatan batin antara mereka.Kalau pada masyarakat patambayan terdapat hubungan pamrih antara anggota-anggota nya.
b)  Unsur-unsur suatu masyarakat
Masyarakat mengandung unsur-unsur seperti berikut ini :
  • Paling tidak ada 2 orang individu;
  • Mereka menyadari satu kesatuan mereka;
  • Jangka waktu dalam berhubungan termasuk lama. Hubungan itu melahirkan manusia yang baru yang tetap selalu berkomunikasi dan membuat berbagai aturan yang berhubungan dengan keterkaitan/hubungan antar masyarakat tersebut.
  • Mereka menjadi sebuah sistem, yang hidup secara bersama-sama yang pada akhirnya melahirkan apa yang di sebut kultur / kebudayaan serta saling berhubungan antara sesama masyarakat.
c)   Syarat- Syarat Masyarakat
a. Harus ada perkumpulan manusia dan harus banyak
b. Telaah bertempat tinggal dalam waktu lama disuatu daerah tertentu.
c. Adanya aturan atau undang-undang yang mengatur masyarakat untuk menuju kepada kepentingan dan tujuan bersama.
·         Bila dipandang cara terbentuk nya masyarakat:
1.Masyarakat paksaan,misalnya negara, masyarakat tawanan
2.Masyarakat mardeka
a).Masyarakat natur,yaitu masyarakat yang terjadi dengan sendiri nya, seperti: geromboklan (harde), suku (stam), yang bertalian karena hubungan darah atau keturunan.
b).Masyarakat kultur,yaitu masyarakat yang terjadi karena kapantingn kedunian atau kepercayaan.
·         Masyarakat dipandang dari sudut Antropologi terdapat dua type masyarakat:
1) Masyarakat kecil yang belum begitu kompleks, belum mengenal pembagian kerja, belum mengenal tulisan, dan tehknologi nya sederhana.
2).Masyarakat sudah kompleks, yang sudah jauh menjalankan spesialisasi dalam segala bermasyarakat bidang, kerena pengetahuan modern sudah maju,tehknologi pun sudah berkembang dan sudah mengenal tulisan.










BAB III
PENUTUP
A.   KESIMPULAN
Kebudayaan adalah peradaban yang mengandung pengertian yang luas meliputi pemahaman. dan perasaan suatu bangsa yang kompleks, meliputi pengetahuan, kepercayaan, seni, moral, hukum, adat istiadat (kebiasaan) dan pembawaan lainnya yang diperoleh dari anggota masyarakat. (Taylor, 1981)
·         5 lapisan perkembangan sosial budaya Indonesia:
1.        Lapisan sosial budaya lama dan asli, yang memperlihatkan persamaan yang mendasar (bahasa, budaya,dan adat) di samping perbedaab-perbedaan dari daerah kedaerah. Persatuan dan kesatuan yang bersumber kepada lapisan ini tidak di tiadakan oleh datangnya agama dan nilai-nilai baru.
2.        Lapisan keagamaan dan kebudayaan yang berasal dari India . wilaya Indonesia  merupakan pusat pengenmangan peradaban Hindia di pulau Jawa, namun kesadaran akan kebersamaan tetap dijunjung tinggi (Bineka Tunggal Ika).
3.        Lapisan yang datang dengan agama islam tersebar luas di Wilayah Indonesia yang sekaligus juga memberikan corak tata kemasyarakatan, sebagaimana halnya agama Budha dan Hindu yang telah memberi warna pada tatanan masyarakat dan struktur ketata Negaraan.
4.        Lapisan yang datang dari Barat bersama dengan agama Kristen melengkapi kehidupan umat beragama di Indonesia di tengah tengah pengaruh dominasi asing yang silih berganti dari kerajaan kerajaan Spanyol, Portugis, Belanda, dan Inggris.
5.        Lapisan kebudayaan Indonesia yang dimualai kesadaran bangsa. Munculnya rasa nasionalisme yang tinggi terhadap kekuasaan asing telah memberikan inspirasi dan tekad untuk mendorong lahirnya gerakan Budi Utomo tanggal 20 Mei 1908, kemudian disusul dengan pemantapan Sumpah Pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928.
          Masyarakat adalah sejumlah manusia yang merupakan satu kesatuan golongan yang berhubungan tetap dan mempunyai kepentingan yang sama.Seperti; sekolah, keluarga,perkumpulan, Negara semua adalah masyarakat.
·         PERBEDAAN MASYARAKAT KOTA DAN DESA
Masyarakat Pedesaan
Masyarakat Kota
Perilaku homogen
Perilaku yang dilandasi oleh konsep kekeluargaan dan kebersamaan
Perilaku yang berorientasi pada tradisi dan status Isolasi sosial, sehingga statik
Kesatuan dan keutuhan kultural
Banyak ritual dan nilai-nilai sakral
Kolektivisme
Perilaku heterogen
Perilaku yang dilandasi oleh konsep pengandalan diri dan kelembagaan
  Perilaku yang berorientasi pada rasionalitas dan fungsi
Mobilitas sosial, sehingga dinamik
Kebauran dan diversifikasi kultural
Birokrasi fungsional dan nilai-nilai secular
Individualisme

B.       SARAN
          Diharapkan kepada para pembaca yang akan lebih mendalami tentang Perkembangan Sosial Budaya Indonesia dapat mengambil Referensi yang lain sehingga dapat membandingkan dengan Referensi yang kami gunakan dalam penyusunan makalah ini.

DAFTAR PUSTAKA