Final Reflection and Valuable Lesson (Teguh Lesmana)
Mata kuliah teknik wawancara bagi saya merupakan mata kuliah yang kalau cuma teori saja tidak akan ada hasilnya, mata kuliah ini memang akan lebih kelihatan hasilnya kalau sudah praktek di lapangan. Ya benar saja pada waktu saya datang ke panti PSBD di Cengkareng, akhirnya saya benar-benar tahu bagaimana rasanya melakukan wawancara yang sebenarnya dengan orang yang tidak kita kenal dan perasaan yang saya rasakan pertama kali adalah gugup dan cemas....ya kedua perasaan itu yang saya alami saat pertama kali datang masuk ke panti. Saya bingung harus memulai dari mana...terlebih lagi saya harus mencari sendiri dan mendekati subyek yang akan saya wawancara...makin bertambah lagi beban yang saya rasakan. Oleh karena itu saat ada salah seorang bapak mendekati saya, saya langsung tersenyum pada bapak itu dan untungnya dia juga ikut tersenyum kalau tidak wah saya tidak tahu harus memulai bagaimana.....karena saya pernah dapat pengalaman untuk mendatangi suatu panti juga (meski panti yang berbeda) saat saya tersenyum dan mendekati orang yang hendak saya ajak bicara, orang tersebut malah membuang muka dan pergi meninggalkan saya. Untung kejadian itu tidak terulang dan pada situasi ini bapak yang menjadi subyek saya sangat kooperatif dalam menjawab pertanyaan yang saya tanyakan setelah sebelumnya bapak tersebut setuju untuk diwawancara.
Akhirnya setelah selesai wawancara saya berpikir mungkin wawancara itu ternyata tidak sesulit yang saya bayangkan...bagian yang tersulit menurut saya adalah ketika hendak memulai wawancara karena saat hendak memulai itu kita masih belum tahu bagaimana karakteristik subyek kita dan cara kita mendekati subyek agar mau terbuka pada kita dalam menceritakan hidupnya juga tentu harus melalui percakapan kecil yang membuat kita lebih dekat dengan subyek. Setelah melalui semua itu saya rasa melakukan wawancara itu tidaklah sulit dan tanya jawab yang dilakukan antara saya dengan subyek pun seperti air mengalir karena mengalir begitu saja seperti orang mengobrol dan tidak ada beban sama sekali. Ya setidaknya hal itulah yang saya rasakan saat melakukan praktek langsung wawancara dengan orang yang ada di panti yang saya kunjungi hehehe :D
Nah selain praktek langsung itu kemarin juga ada sesi role play dimana semua mahasiswa itu masing-masing akan memerankan sebagai pewawancara, klien dan observer berdasarkan setting yang telah ditentukan. Dari ketiga setting yang ada mulai dari setting PIO, Pendidikan, dan Klinis; yang menurut saya paling sulit adalah setting klinis karena setting klinis itu kasusnya macam-macam dan juga saat melakukan wawancara itu kita harus sudah hapal pertanyaan yang kita ajukan tanpa melihat daftar pertanyaan wawancara. Jadi setidaknya kita itu harus sudah menghapal semuanya dulu gitu...karena pada praktek nantinya saat kita jadi psikolog juga tidak akan mungkin kita memakai kertas daftar pertanyaan yang mau kita tanyakan....semua pertanyaan harus sudah ada dalam kepala.
Kesan saya selama mengikuti kelas teknik wawancara dalam satu semester ini adalah mata kuliah teknik wawancara benar-benar merupakan mata kuliah yang luar biasa ilmunya dan pengalamannya saya rasa merupakan suatu pengalaman yang sulit dilupakan. Jadi saya sangat senang sudah dapat mengikuti mata kuliah ini bersama dengan pembimbing yang juga selalu menyenangkan dan tidak bikin ngatuk di kelas..bikin tertawa iya hahaha terima kasih Bu Henny dan Ci Tasya untuk semua yang telah diajarkan selama satu semester ini dan saya yakin semuanya yang diajarkan di kelas ini akan selalu diingat dalam hati kami semua mahasiswa :D
5 Juni 2013
Akhirnya setelah selesai wawancara saya berpikir mungkin wawancara itu ternyata tidak sesulit yang saya bayangkan...bagian yang tersulit menurut saya adalah ketika hendak memulai wawancara karena saat hendak memulai itu kita masih belum tahu bagaimana karakteristik subyek kita dan cara kita mendekati subyek agar mau terbuka pada kita dalam menceritakan hidupnya juga tentu harus melalui percakapan kecil yang membuat kita lebih dekat dengan subyek. Setelah melalui semua itu saya rasa melakukan wawancara itu tidaklah sulit dan tanya jawab yang dilakukan antara saya dengan subyek pun seperti air mengalir karena mengalir begitu saja seperti orang mengobrol dan tidak ada beban sama sekali. Ya setidaknya hal itulah yang saya rasakan saat melakukan praktek langsung wawancara dengan orang yang ada di panti yang saya kunjungi hehehe :D
Nah selain praktek langsung itu kemarin juga ada sesi role play dimana semua mahasiswa itu masing-masing akan memerankan sebagai pewawancara, klien dan observer berdasarkan setting yang telah ditentukan. Dari ketiga setting yang ada mulai dari setting PIO, Pendidikan, dan Klinis; yang menurut saya paling sulit adalah setting klinis karena setting klinis itu kasusnya macam-macam dan juga saat melakukan wawancara itu kita harus sudah hapal pertanyaan yang kita ajukan tanpa melihat daftar pertanyaan wawancara. Jadi setidaknya kita itu harus sudah menghapal semuanya dulu gitu...karena pada praktek nantinya saat kita jadi psikolog juga tidak akan mungkin kita memakai kertas daftar pertanyaan yang mau kita tanyakan....semua pertanyaan harus sudah ada dalam kepala.
Kesan saya selama mengikuti kelas teknik wawancara dalam satu semester ini adalah mata kuliah teknik wawancara benar-benar merupakan mata kuliah yang luar biasa ilmunya dan pengalamannya saya rasa merupakan suatu pengalaman yang sulit dilupakan. Jadi saya sangat senang sudah dapat mengikuti mata kuliah ini bersama dengan pembimbing yang juga selalu menyenangkan dan tidak bikin ngatuk di kelas..bikin tertawa iya hahaha terima kasih Bu Henny dan Ci Tasya untuk semua yang telah diajarkan selama satu semester ini dan saya yakin semuanya yang diajarkan di kelas ini akan selalu diingat dalam hati kami semua mahasiswa :D
5 Juni 2013
0 komentar:
Posting Komentar