Posted by pendidikankita
Jumat, 27 September 2013
0 comments
Pada kelas teknik wawancara Rabu lalu, saya belajar untuk tidak menarik kesimpulan dengan cepat. Mengapa tidak cepat? Bukankah sesuatu yang diselesaikan lebih cepat itu lebih baik? Baiklah, jadi kali ini saya ingin membahas tentang menarik kesimpulan dalam mengenali seseorang karena pada kelas kemarin dibahas mengenai menarik kesimpulan masalah yang terjadi pada klien. Saya merasa dari materi kemarin, dapat juga diterapkan dalam kehidupan kita sehari-hari. Mengapa sebaiknya tidak cepat dalam menarik kesimpulan dalam mengenali seseorang? Manusia yang kita kenal saat ini, apa yang terlihat oleh mata kita dan kita simpulkan dengan logika kita, tidak se-simple yang kita ketahui. Sepanjang masa kecilnya hingga saat ini kita mengenalnya, kita tidak tahu apa yang terjadi dengannya. Kita tidak mengalami hal yang sama dengan yang dialaminya. Jikapun kita mengalami bersama seperti sahabat sejak kecil, biasanya tidak sampai seutuhnya kita mengetahui tentang dirinya dan apa yang dicarinya sebenarnya. Ada slogan bahkan yang sudah sangat umum yaitu “orang dia juga sama-sama makan nasi kok”. Memang benar sama-sama makan nasi. Tapi belum tentu cara orang tua mendidiknya sama, sehingga konsep dirinya belum tentu sama dengan orang lain. Belum tentu pengalaman pergaulannya sama, ada orang yang populer di kalangan teman-temannya, ada yang biasa-biasa saja, dan ada yang dikucilkan. Belum tentu ia mendapat peringkat di sekolahnya dulu, ada orang yang berprestasi, ada yang prestasi rendah, dan belum tentu juga dia bersekolah. Dari beberapa kata belum tentu itu saja sudah menghasilkan manusia dengan pengalaman yang berbeda-beda yang dengan disadari atau tanpa disadari telah membentuk dirinya yang sekarang. Jika kita melihat orang yang terus-terusan mengulang suatu mata kuliah, jangan langsung men-judge jika ia malas belajar atau tidak berbakat dibidang tersebut. Belum tentu! Bisa saja dia kurang suka dengan dosennya, atau karena ia sudah pernah gagal sehingga membuat ia percaya bahwa dia memang tidak berbakat dimata kuliah tersebut. Kita bukan dia, jika ia telah menceritakan tentang dirinya kepada kita pun, kita mungkin akan bisa berusaha memposisikan diri kita diposisinya, tetapi kita tidak akan merasakan hal yang sama dengan yang dia rasakan. Perjalanan hidup setiap orang berbeda. Jika ada seseorang yang cara hidup dan cara pandangnya berbeda dengan kita, mengertilah, bahwa kita tidak menjalani hidup yang sama sepertinya, kita tidak menjalani hidupnya, dan juga orang lain tidak menjalani hidup kita. Janganlah menarik kesimpulan yang cepat, sebelum kita benar-benar merasakan apa yang dialami seseorang. Setelah kita tahupun apa yang dialaminya, mengertilah …
20 September 2013
0 komentar:
Posting Komentar