Posted by  pendidikankita
Rabu, 18 September 2013
0 comments
 
      Pada saat kelas teknik wawancara Rabu kemarin, dosen kami Ibu  Henny, menyuruh kami mempraktikkan sebuah permainan yang cukup  menjengkelkan. Jadi permainan itu dilakukan berpasangan, yang satu  disuruh menceritakan apa saja yang ingin diceritakan, yang satu lagi  disuruh melakukan sesuatu lain selain mendengarkan dan dilakukan  bergantian. Setelah itu, masih dalam pasangan, kami disuruh menceritakan  juga apa yang ingin diceritakan, tetapi kali ini pasangannya mendengar  dan memberikan feedback. Setelah permainan tersebut selesai  dilakukan, saya mempelajari sesuatu yang baru. Sesuatu yang terkadang  saya anggap enteng tetapi ternyata sangat berefek pada orang lain.  Mengapa telinga kita ada dua tetapi mulut hanya satu? Karena kita  diharapkan untuk lebih banyak mendengar dibanding berbicara. Orang-orang  yang di sekitar kita, baik yang sedang memiliki masalah ataupun tidak,  butuh untuk didengarkan. Mendengarkan bukan hanya pekerjaan psikolog  tetapi juga kita semua harus mampu mendengarkan orang lain. Mengapa  orang yang tidak mempunyai masalah juga butuh untuk didengarkan? ini  poin utama yang saya dapat dari permainan tersebut. Pada saat seseorang  bercerita mungkin tentang kegiatan jalan-jalannya yang menyenangkan pun,  dia berharap agar ceritanya didengar. Jika kita menganggap enteng  cerita orang dengan mengabaikan ceritanya mungkin kita sambil melakukan  hal lain seperti bermain gadget, kita akan merasa fine-fine saja, tetapi orang yang bercerita tersebut akan merasa sedih, tidak  diharapkan untuk bercerita, atau mungkin si pendengar tidak tertarik  dengan ceritanya. Pendengar mungkin tidak akan menyadari apa yang  dirasakan si pencerita, tapi ketika si pendengar yang menjadi pencerita,  maka ia akan mengerti bagaimana rasanya tidak didengarkan. Dengarkanlah  apa cerita orang disekitar kita, hargailah ia mau melakukan sharing dengan kita, karena kita sendiri juga membutuhkan telinga orang lain.
14 September 2013 
 
 
0 komentar:
Posting Komentar