Taboo or not?! Depending how you look at it? (Indri Kusumawati)

Tak terasa sudah masuk ke dalam tulisan ketiga :D (curahan hati penulis amatir hahaha…) ok baiklah.. kali ini penulis mau berbagi info tentang orientasi seksual individu.
Apa itu orientasi seksual?? Orientasi seksual mengacu pada ketertarikan seseorang secara emosional, fisik, seksual dan romantis. Orientasi seksual sendiri dibagi dalam tiga tipe ketertarikan yakni heteroseksual (menyukai lawan jenis), homoseksual (gay atau lesbian) dan biseksual (kombinasi heteroseksual dan homoseksual)
Apa aja sih yang menentukan orientasi seksual itu? Ada yang bilang ditentukan dari dengan siapa melakukan hubungan seksual, tapi bisa dari perilaku seksual, fantasi seksual, kelekatan emosional dan konsep seksual seseorang. Yang sering menimbulkan kontroversi di masyarakat adalah orientasi homoseksual dan biseksual, yang menurut mereka tidak sesuai dengan norma-norma yang berlaku dalam kehidupan sosial masyarakat.
Faktanya juga terdapat kontroversi jumlah GLB (gay, lesbian dan biseksual) yang terdapat di dunia, namun yang pasti 3%-4% di antara laki-kaki terdapat gay, 1.5%-2% lesbian diantara wanita dan 2%-5% biseksual.
Pertanyaan kembali muncul, kenapa ada perbedaan orientasi seksual? Apa yang membuat adanya orientasi seksual? Oke, ada lima hal yg mempengaruhi pertama itu faktor biologis, di mana adanya perbedaan fisiologis yg buat kita punya orientasi baik itu hetero, homo, ataupun biseksual. Nah bukan hanya itu faktor biologis lain yang mempengaruhi bisa berupa gen, hormon, urutan lahir, dan ciri fisik. Ada sebuah penelitian tentang si urutan lahir ini nih, 1 dari 7 pria gay merupakan hasil dari urutan lahir dan pasti memiliki kakak pertama laki-laki. Loh kok bisa?? Begini ceritanya, menurut maternal immune hypotesis seorang ibu punya imun progresif pada antigen khusus untuk pria setelah melahirkan anak laki-laki pertama yang meningkatkan anti-mate antibodies dalam pembedaan seksual pada otak fetus yang berkembang (hayooo mari dibuka kamus biologinya ^_^…).
Faktor yang kedua ada perkembangan, kemudian faktor behavior di mana orientasi merupakan perilaku yg dipelajari yang dapat reward atau penguatan positif dari perilaku seksual atau penguatan negatif (hukuman) dari hubungan heteroseksual (yang bisa membuat beralih menjadi homo ataupun biseksual). Yang keempat faktor sosiologi dan terakhir faktor interaksi.
Untuk homoseksualitas sudah ada sejak ratusan tahun yang lalu, pada era klasik abad 19 homo ditudin sebagai seorang penjahat yang menyodomi tp aktivitas seksualnya sudah umum bahkan prostitusi homo dibebani pajak negara. Pada era middle age di Eropa menjalankan hukum berdasarkan pengajaran gereja, tapi tidak ada hukum untuk orang homoseksual. Pada tahun 1250 itu semua sah adanya, tapi berbeda di tahun 1300 hampir di mana saja pelaku homoseksual dihukum mati.
Sampai pada era modern seperti sekarang ini, memang tidak seekstrem era middle age, tp ttp menimbulkan pro kontra dalam masyarakat seperti Amerika, Asia dan  sebagainya. Di satu pihak berdasarkan norma dan nilai yang dijunjung tinggi masyarakat sosial menolak adanya orientasi homoseksual dan biseksual, di pihak lainnya bagi HAM yang menjunjung nilai kemanusiaan itu merupakan bagian dari hak tiap individu.
Semua tergantung bagaimana kita bisa menyikapi hal tersebut, menghakimi bukan merupakan hal yang baik untuk dilakukan tetapi membiarkan juga bukan hal yang bijak untuk dilakukan :) )

0 komentar:

Posting Komentar