WHY FEMINIST PSYCHOLOGY – WOMEN PSYCHOLOGY? (Lawita Fransiska Simbolon)
Saat mendengar kata “Psikologi Perempuan”, mungkin banyak yang beralasan bahwa konsep Psikologi Perempuan digunakan untuk memahami dan mengerti perempuan-perempuan yang ada di dunia. Pendapat itu memang tidak salah. Jadi, mengapa sampai ada Psikologi Perempuan?
Mungkin banyak yang belum tahu atau bahkan tidak menyangka bahwa riwayat Psikologi berawal dari perspektif lelaki dengan norma dari laki-laki. Apakah adil jika dunia psikologi hanya membahas tentang laki-laki? Tentunya tidak. Hal ini dapat ditunjukan bahwa laki-laki tidak merasakan dan mengalami apa yang dirasakan dan dialami oleh perempuan. Misalnya saja “kehamilan”. Membahas soal kehamilan, memang benar jika laki-laki tidak pernah mengalaminya. Tapi, mengapa perempuan sering atau bahkan selalu mendapatkan tindakan diskriminasi? Jawaban yang sering muncul adalah bahwa laki-laki lebih memiliki “power" dibandingkan perempuan. Maka dari itu, munculnya Psikologi Perempuan berorientasi pada values dan prinsip feminisme yang menekankan pada hak perempuan.
Berbicara mengenai perempuan, tentu sudah banyak tokoh-tokoh perempuan yang berkarya dalam dunia psikologi.
1. Mary Ainsworth
Seorang tokoh perempuan yang melahirkan dunia Psikologi Perkembangan, terutama untuk perkembangan masa awal kanak-kanak. Selain itu, beliau juga mencetuskan “Attachment Theory”, yaitu teori yang menjelaskan tentang proses kedekatan antara pengasuh utama dan anak dan dampak bagi kehidupan sang anak.
Kalau dipikir-pikir, apakah ada laki-laki yang terpikirkan untuk melahirkan teori tersebut. Menurut saya, belum tentu. Saya berpendapat seperti itu karena sangat penting bagi bayi untuk menjalin kedekatan dengan pengasuh utama, dalam hal ini biasanya ibu. Hal tersebut dikarenakan seorang ibu memiliki kodrati untuk hamil, melahirkan dan menyusui.
2. Sandra Bem
Teori beliau dikenal dengan “Gender Schema Theory”. Beliau mengembangkan inventori “Bem Sex Role”, yaitu menjelaskan bagaimana kekuatan atau semangat orang-orang dalam peran gender tradisional. Selain itu, beliau juga mengkarakteristikan kepribadian dalam maskulin, feminim, androgynous, atau undifferentiated.
3. Mary Whiton – Calkins
Beliau mempunyai peranan penting dalam dunia psikologi, karena merupakan presiden pertama dalam “American Psychological Association”. Akan tetapi, beliau pernah mengalami nasib yang buruk yaitu pihak Universitas Harvard tidak memberikan gelar doktor kepada beliau dengan alasan beliau adalah seorang perempuan.
Bagi saya, keputusan dari pihak Universitas Harvard sangat tidak adil. Memang benar jika pada saat itu terjadi diskriminasi besar-besaran terhadap kaum perempuan.
4. Anna Freud
Mengingat nama belakang perempuan yang satu ini memang sangat tidak asing. Benar jika beliau memang merupakan salah satu bagian keluarga Sigmund Freud, yaitu anak perempuannya. Beliau mencetuskan teori “Ego Psychology” dan “Child Psychoanalysis”. Beliau mendeskripsikan “Ego Defense Mechanisms” dalam buku yang ditulisnya, yaitu The Ego and the Mechanisms of Defense (1936).
5. Leta Stetter – Hollingworth
Saya pribadi sangat tidak asing mendengar nama tersebut. Saya akui bahwa saya sangat mengagumi beliau. Beliau sangat memperhatikan anak-anak berkebutuhan khusus. Hingga akhirnya beliau mempelajari faktor-faktor lingkungan dan pendidikan yang dapat membantu giftedness.
6. Karen Horney
Dalam dunia “Psychology of Personality”, pasti ada nama beliau. Dalam teorinya, banyak menyinggung tentang neurosis. Selain itu, Teori lainnya adalah ”Feminime Psychology” dan “Self Psychology”. Beliau merupakan neo-Freudian yang menentang banyak teori dari Sigmund Freud mengenai perempuan, salah satunya adalah penis envy vs. womb envy.
7. Melanie Klein
Beliau adalah seorang psikoanalis dari Austria yang mengkreasikan “Play Therapy”. Beliau merupakan satu-satunya perempuan yang menggunakan psikoanalisis tradisional dengan anak-anak.
8. Christine Ladd – Franklin
Saya akui bahwa sebelumnya saya tidak pernah mendengar nama atau bahkan cerita tentang beliau. Setelah saya mendengar nama dan kisahnya, saya menjadi sangat terkagum-kagum. Bagaimana tidak? Beliau merupakan “Psychologist” dan “Logician”. Beliau menjalani studinya di John Hopkins dan membuat suatu karya yang berjudul “The Algebra of Logic”. Kabar buruknya, beliau tidak diizinkan untuk mendapatkan gelar Ph. D. Beliau baru mendapatkan gelar tersebut 42 tahun kemudian setelah mengeluarkan karyanya tersebut.
Dari 8 tokoh yang telah disebutkan, pastinya masih banyak tokoh perempuan yang sangat berjasa tidak hanya dalam dunia psikologi. Misalnya saja Titiek Puspa , sebagai musisi perempuan yang sampai detik ini diusianya yang sudah tidak muda lagi masih berkarya. Selain itu, Merry Riana dalam dunia bisnis dan sebagai motivator. Tentunya masih sangat banyak tokoh perempuan lainnya, katakan saja Raden Ajeng Kartini, dan pahlawan perempuan lainnya.
Sebagai perempuan, saya bercita-cita menjadi orang besar dalam dunia psikologi dan sastra. Mengingat banyak tokoh perempuan yang banyak berjasa, pastinya saya juga mau melakukan banyak hal positif yang berguna.
FEMINIST PSYCHOLOGY ORGANIZATIONS
1. The Association for Women in Psychology (AWP)
Dibuat pada tahun 1969, dalam merespon “American Psychological Association” yang kurang membahas mengenai “Women’s Liberation Movement”. Tujuannya adalah untuk berjuang dan meningkatkan kesadaran dari isu feminis dalam dunia psikologi. Organisasi ini berfokus pada representasi feminis dalam “American Psychological Association”. Pada akhirnya, telah berhasil dimuat dalam “American Psychological Association” divisi 35 tahun 1973.
2. The Society for the Psychology of Women
Selain AWP, ternyata masih ada organisasi yang bergerak dalam bidang Psikologi Perempuan. Organisasi ini ada di dalam “American Psychological Association” divisi 35 yang diterbitkan pada tahun 1973. Organisasi ini menyediakan ‘tempat” bagi siapa saja yang tertarik dengan Psikologi Perempuan untuk mengakses segala informasi dan bisa mengembangkan diri menjadi dosen dan praktisi maupun profesi lainnya. Mungkin lebih tepatnya bukan hanya profesi, melainkan berkarya.
SOME IMPORTANT TERMS:
1. Gender
Istilah tersebut merupakan rentang karakteristik dari feminitas dan maskulinitas. Biasanya, feminitas identik dengan perempuan. Peka terhadap perasaan dan bersifat lemah lembut. Sedangkan maskulinitas identik dengan laki-laki. Lebih menggunakan kekuatan dan bersikap rasional.
2. Sex
Terkadang, banyak orang yang sulit membedakan perbedaan antara gender dan sex. Perbedaannya mudah diingat. Jika gender merupakan karakteristik antara feminitas maupun maskulinitas, maka sex merupakan anatomi atau bagian-bagian tubuh yang dimiliki laki-laki dan perempuan. Sex laki-laki terdiri dari penis dan jakun. Sedangkan sex perempuan adalah payudara dan vagina. Hal itulah yang membedakan sex antara laki-laki dan perempuan.
3. Gender Role
Karena mengandung kata “role”, otomatis istilah ini berhubungan dengan peran. Jadi, gender role merupakan perbedaan peran antara laki-laki dan perempuan. Laki-laki yang identik dengan kekuatan, biasanya berperan dalam aktivitas yang berhubungan dengan kekuatan. Sedangkan perempuan lebih banyak berperan dalam kegiatan yang berhubungan dengan pekerjaan rumah tangga. Akan tetapi seiring perkembangan zaman, banyak perempuan yang berperan ganda, misalnya sebagai mahasiswi dan bekerja, sebagai mahasiswi dan berorganisasi, sebagai ibu rumah tangga dan bekerja, maupun peran ganda lainnya. Banyak perempuan di zaman modern ini yang melakukan pekerjaan laki-laki, misalnya menjadi supir bis ataupun kondektur.
4. Sexism
Istilah tersebut memberikan pengertian yang sangat saya tidak sukai. Sexism merupakan tindakan diskriminasi terhadap jenis kelamin, yang dalam hal ini kasusnya adalah perempuan. Bahkan sampai detik ini masih banyak anggapan bahwa perempuan tidak layak menjadi pemimpin meskipun memiliki potensi untuk menjadi pemimpin.
5. Feminism
Feminism merupakan aliran untuk mempertahankan atau memperjuangkan kesetaraan perempuan dalam pendidikan dan perusahaan maupun organisasi.
6. Feminist
Jika feminism merupakan aliran, maka feminist adalah tokoh-tokoh yang mendukung kesetaraan perempuan. Dalam hal ini bisa laki-laki maupun perempuan.
Setelah berkenalan dengan dunia “Psikologi Perempuan”, saya sebagai perempuan ingin menjadi seorang feminist. Perempuan memiliki kodrati yang mulia yaitu hamil, melahirkan dan menyusui. Bayangkan jika diskriminasi terhadap perempuan masih terjadi sampai detik ini atau bahkan sudah tidak ada lagi perempuan di dunia ini, maka tidak akan ada generasi. Sebagai perempuan, alangkah baiknya jika bersyukur karena dilahirkan sebagai perempuan. Mungkin perempuan memang lebih lemah dalam hal fisik dibandingkan laki-laki. Tetapi, wanita lebih kuat dalam hal menggunakan perasaannya. Hal itulah yang membuat banyak perempuan yang mampu bersimpati dan berempati jika dibandingkan laki-laki. Tentunya, masih banyak pembahasan mengenai “Psikologi Perempuan” yang ingin saya dapatkan. Saya berharap agar penulis dan pembaca dapat menerapkannya dalam kehidupan nyata.
28 Agustus 2013
Mungkin banyak yang belum tahu atau bahkan tidak menyangka bahwa riwayat Psikologi berawal dari perspektif lelaki dengan norma dari laki-laki. Apakah adil jika dunia psikologi hanya membahas tentang laki-laki? Tentunya tidak. Hal ini dapat ditunjukan bahwa laki-laki tidak merasakan dan mengalami apa yang dirasakan dan dialami oleh perempuan. Misalnya saja “kehamilan”. Membahas soal kehamilan, memang benar jika laki-laki tidak pernah mengalaminya. Tapi, mengapa perempuan sering atau bahkan selalu mendapatkan tindakan diskriminasi? Jawaban yang sering muncul adalah bahwa laki-laki lebih memiliki “power" dibandingkan perempuan. Maka dari itu, munculnya Psikologi Perempuan berorientasi pada values dan prinsip feminisme yang menekankan pada hak perempuan.
Berbicara mengenai perempuan, tentu sudah banyak tokoh-tokoh perempuan yang berkarya dalam dunia psikologi.
1. Mary Ainsworth
Seorang tokoh perempuan yang melahirkan dunia Psikologi Perkembangan, terutama untuk perkembangan masa awal kanak-kanak. Selain itu, beliau juga mencetuskan “Attachment Theory”, yaitu teori yang menjelaskan tentang proses kedekatan antara pengasuh utama dan anak dan dampak bagi kehidupan sang anak.
Kalau dipikir-pikir, apakah ada laki-laki yang terpikirkan untuk melahirkan teori tersebut. Menurut saya, belum tentu. Saya berpendapat seperti itu karena sangat penting bagi bayi untuk menjalin kedekatan dengan pengasuh utama, dalam hal ini biasanya ibu. Hal tersebut dikarenakan seorang ibu memiliki kodrati untuk hamil, melahirkan dan menyusui.
2. Sandra Bem
Teori beliau dikenal dengan “Gender Schema Theory”. Beliau mengembangkan inventori “Bem Sex Role”, yaitu menjelaskan bagaimana kekuatan atau semangat orang-orang dalam peran gender tradisional. Selain itu, beliau juga mengkarakteristikan kepribadian dalam maskulin, feminim, androgynous, atau undifferentiated.
3. Mary Whiton – Calkins
Beliau mempunyai peranan penting dalam dunia psikologi, karena merupakan presiden pertama dalam “American Psychological Association”. Akan tetapi, beliau pernah mengalami nasib yang buruk yaitu pihak Universitas Harvard tidak memberikan gelar doktor kepada beliau dengan alasan beliau adalah seorang perempuan.
Bagi saya, keputusan dari pihak Universitas Harvard sangat tidak adil. Memang benar jika pada saat itu terjadi diskriminasi besar-besaran terhadap kaum perempuan.
4. Anna Freud
Mengingat nama belakang perempuan yang satu ini memang sangat tidak asing. Benar jika beliau memang merupakan salah satu bagian keluarga Sigmund Freud, yaitu anak perempuannya. Beliau mencetuskan teori “Ego Psychology” dan “Child Psychoanalysis”. Beliau mendeskripsikan “Ego Defense Mechanisms” dalam buku yang ditulisnya, yaitu The Ego and the Mechanisms of Defense (1936).
5. Leta Stetter – Hollingworth
Saya pribadi sangat tidak asing mendengar nama tersebut. Saya akui bahwa saya sangat mengagumi beliau. Beliau sangat memperhatikan anak-anak berkebutuhan khusus. Hingga akhirnya beliau mempelajari faktor-faktor lingkungan dan pendidikan yang dapat membantu giftedness.
6. Karen Horney
Dalam dunia “Psychology of Personality”, pasti ada nama beliau. Dalam teorinya, banyak menyinggung tentang neurosis. Selain itu, Teori lainnya adalah ”Feminime Psychology” dan “Self Psychology”. Beliau merupakan neo-Freudian yang menentang banyak teori dari Sigmund Freud mengenai perempuan, salah satunya adalah penis envy vs. womb envy.
7. Melanie Klein
Beliau adalah seorang psikoanalis dari Austria yang mengkreasikan “Play Therapy”. Beliau merupakan satu-satunya perempuan yang menggunakan psikoanalisis tradisional dengan anak-anak.
8. Christine Ladd – Franklin
Saya akui bahwa sebelumnya saya tidak pernah mendengar nama atau bahkan cerita tentang beliau. Setelah saya mendengar nama dan kisahnya, saya menjadi sangat terkagum-kagum. Bagaimana tidak? Beliau merupakan “Psychologist” dan “Logician”. Beliau menjalani studinya di John Hopkins dan membuat suatu karya yang berjudul “The Algebra of Logic”. Kabar buruknya, beliau tidak diizinkan untuk mendapatkan gelar Ph. D. Beliau baru mendapatkan gelar tersebut 42 tahun kemudian setelah mengeluarkan karyanya tersebut.
Dari 8 tokoh yang telah disebutkan, pastinya masih banyak tokoh perempuan yang sangat berjasa tidak hanya dalam dunia psikologi. Misalnya saja Titiek Puspa , sebagai musisi perempuan yang sampai detik ini diusianya yang sudah tidak muda lagi masih berkarya. Selain itu, Merry Riana dalam dunia bisnis dan sebagai motivator. Tentunya masih sangat banyak tokoh perempuan lainnya, katakan saja Raden Ajeng Kartini, dan pahlawan perempuan lainnya.
Sebagai perempuan, saya bercita-cita menjadi orang besar dalam dunia psikologi dan sastra. Mengingat banyak tokoh perempuan yang banyak berjasa, pastinya saya juga mau melakukan banyak hal positif yang berguna.
FEMINIST PSYCHOLOGY ORGANIZATIONS
1. The Association for Women in Psychology (AWP)
Dibuat pada tahun 1969, dalam merespon “American Psychological Association” yang kurang membahas mengenai “Women’s Liberation Movement”. Tujuannya adalah untuk berjuang dan meningkatkan kesadaran dari isu feminis dalam dunia psikologi. Organisasi ini berfokus pada representasi feminis dalam “American Psychological Association”. Pada akhirnya, telah berhasil dimuat dalam “American Psychological Association” divisi 35 tahun 1973.
2. The Society for the Psychology of Women
Selain AWP, ternyata masih ada organisasi yang bergerak dalam bidang Psikologi Perempuan. Organisasi ini ada di dalam “American Psychological Association” divisi 35 yang diterbitkan pada tahun 1973. Organisasi ini menyediakan ‘tempat” bagi siapa saja yang tertarik dengan Psikologi Perempuan untuk mengakses segala informasi dan bisa mengembangkan diri menjadi dosen dan praktisi maupun profesi lainnya. Mungkin lebih tepatnya bukan hanya profesi, melainkan berkarya.
SOME IMPORTANT TERMS:
1. Gender
Istilah tersebut merupakan rentang karakteristik dari feminitas dan maskulinitas. Biasanya, feminitas identik dengan perempuan. Peka terhadap perasaan dan bersifat lemah lembut. Sedangkan maskulinitas identik dengan laki-laki. Lebih menggunakan kekuatan dan bersikap rasional.
2. Sex
Terkadang, banyak orang yang sulit membedakan perbedaan antara gender dan sex. Perbedaannya mudah diingat. Jika gender merupakan karakteristik antara feminitas maupun maskulinitas, maka sex merupakan anatomi atau bagian-bagian tubuh yang dimiliki laki-laki dan perempuan. Sex laki-laki terdiri dari penis dan jakun. Sedangkan sex perempuan adalah payudara dan vagina. Hal itulah yang membedakan sex antara laki-laki dan perempuan.
3. Gender Role
Karena mengandung kata “role”, otomatis istilah ini berhubungan dengan peran. Jadi, gender role merupakan perbedaan peran antara laki-laki dan perempuan. Laki-laki yang identik dengan kekuatan, biasanya berperan dalam aktivitas yang berhubungan dengan kekuatan. Sedangkan perempuan lebih banyak berperan dalam kegiatan yang berhubungan dengan pekerjaan rumah tangga. Akan tetapi seiring perkembangan zaman, banyak perempuan yang berperan ganda, misalnya sebagai mahasiswi dan bekerja, sebagai mahasiswi dan berorganisasi, sebagai ibu rumah tangga dan bekerja, maupun peran ganda lainnya. Banyak perempuan di zaman modern ini yang melakukan pekerjaan laki-laki, misalnya menjadi supir bis ataupun kondektur.
4. Sexism
Istilah tersebut memberikan pengertian yang sangat saya tidak sukai. Sexism merupakan tindakan diskriminasi terhadap jenis kelamin, yang dalam hal ini kasusnya adalah perempuan. Bahkan sampai detik ini masih banyak anggapan bahwa perempuan tidak layak menjadi pemimpin meskipun memiliki potensi untuk menjadi pemimpin.
5. Feminism
Feminism merupakan aliran untuk mempertahankan atau memperjuangkan kesetaraan perempuan dalam pendidikan dan perusahaan maupun organisasi.
6. Feminist
Jika feminism merupakan aliran, maka feminist adalah tokoh-tokoh yang mendukung kesetaraan perempuan. Dalam hal ini bisa laki-laki maupun perempuan.
Setelah berkenalan dengan dunia “Psikologi Perempuan”, saya sebagai perempuan ingin menjadi seorang feminist. Perempuan memiliki kodrati yang mulia yaitu hamil, melahirkan dan menyusui. Bayangkan jika diskriminasi terhadap perempuan masih terjadi sampai detik ini atau bahkan sudah tidak ada lagi perempuan di dunia ini, maka tidak akan ada generasi. Sebagai perempuan, alangkah baiknya jika bersyukur karena dilahirkan sebagai perempuan. Mungkin perempuan memang lebih lemah dalam hal fisik dibandingkan laki-laki. Tetapi, wanita lebih kuat dalam hal menggunakan perasaannya. Hal itulah yang membuat banyak perempuan yang mampu bersimpati dan berempati jika dibandingkan laki-laki. Tentunya, masih banyak pembahasan mengenai “Psikologi Perempuan” yang ingin saya dapatkan. Saya berharap agar penulis dan pembaca dapat menerapkannya dalam kehidupan nyata.
28 Agustus 2013
0 komentar:
Posting Komentar