Aborsi, apakah membunuh? (Yanhardi Chandrawan)
Aborsi sendiri dapat dilakukan menggunakan beberapa cara, biasanya cara yang dilakukan tergantung dari umur janin itu sendiri. Pada kehamilan muda, dimana usia janin masih sangat kecil (+- 1 bulan), aborsi dilakukan dengan cara menggunakan alat penghisap (suction). Sang janin yang masih sangat lembut langsung terhisap dan hancur berantakan. Saat dikeluarkan, dapat dilihat cairan merah berupa gumpalan-gumpalan darah dari janin yang baru dibunuh tersebut seperti mens. Pada usia 1-3 bulan aborsi dilakukan dengan cara menusuk anak tersebut kemudian bagian-bagian tubuhnya dipotong-potong dengan menggunakan semacam tang khusus untuk aborsi (cunam abortus). Anak dalam kandungan itu diraih dengan menggunakan tang tersebut, dengan cara menusuk bagian manapun yang bisa tercapai. Bisa lambung, pinggang, bahu atau leher. Kemudian setelah ditusuk, dihancurkan bagian-bagian tubuhnya. Tulang-tulangnya di remukkan dan seluruh bagian tubuhnya disobek-sobek menjadi bagian kecil-kecil agar mudah dikeluarkan dari kandungan.
Pada usia 3-6 bulan, bayi sudah semakin besar dan bagian-bagian tubuhnya sudah terlihat jelas. Aborsi dilakukan dengan terlebih dahulu membunuh bayi ini sebelum dikeluarkan. Pertama, diberikan suntikan maut (saline) yang langsung dimasukkan kedalam ketuban bayi. Cairan ini akan membakar kulit bayi tersebut secara perlahan-lahan, menyesakkan pernafasannya dan akhirnya – setelah menderita selama berjam-jam sampai satu hari – bayi itu akhirnya meninggal. Pada usia janin 6-9 bulan, bayi sudah terlalu besar untuk dilakukan aborsi dengan cara biasa. Untuk kasus seperti ini, proses aborsi dilakukan dengan cara mengeluarkan bayi tersebut hidup-hidup, kemudian dibunuh, misalnya ditenggelamkan ke dalam air agar tidak berteriak, dipukul kepalanya dengan palu sampai pecah, atau seperti yang baru-baru ini ditemukan di China—memasukkan bayi ke dalam pipa.
Setelah semua ulasan saya di atas, bagaimanakah dengan pertanyaan pada awal artikel ini–”Aborsi, apakah membunuh?” semua itu kembali kepada anda, para wanita yang sedang mengalami kehamilan. Bagaimanapun juga, untuk apapun masalahnya, aborsi bukanlah sesuatu yang menyenangkan untuk dilakukan. Aborsi akan meninggalkan jejak luka pada hati, baik itu besar ataupun kecil, tergantung seberapa berartinya kehamilan anda pada saat dilakukannya aborsi tersebut. Karena itu mantapkanlah dulu hati anda jika anda menginginkan kehamilan, dan berhati-hati lah bagi mereka yang tidak menginginkan kehamilan tetapi ingin melakukan hubungan seksual. Banyak cara yang bisa dilakukan untuk mecegah kehamilan, dari alat kontrasepsi sampai sterilisasi. Sekian artikel saya kali ini, semoga bermanfaat bagi mereka yang membaca.
26 September 2013
0 komentar:
Posting Komentar