Pengalaman Bekerja dalam Bidang Psikologi Industri dan Organisasi (PIO) (Claudia Deiny Irawan)

    Pada kelas Teknik Wawancara yang saya hadiri minggu lalu pada tanggal 2 Oktober 2013, kelas saya mendapatkan kesempatan untuk berbincang-bincang dengan para senior dari Fakultas Psikologi Universitas Tarumanagara yang telah lulus dan menjadi manager HRD pada beberapa perusahaan besar, seperti perusahaan kelapa sawit, roti BreadLife, dan PT. Dima Indonesia. Yang didiskusikan dalam kelas tidak lain adalah pengalaman mereka dan bagaimana gambaran pekerjaan yang sesungguhnya dalam bidang psikologi industri dan organisasi bagi para calon lulusan psikolgi. Banyak pengalaman yang dibagikan menjadikan saya lebih mengarti dan memahami lagi mengenai apa yang akan saya kerjakan ketika saya lulus dari bangku perkuliahan nanti. 

     Berikut adalah beberapa pengalaman yang telah dibagikan oleh kakak-kakak senior minggu kemarin. Perekrutan tenaga kerja dalam sebuah perusahaan tidak terlepas dari pengadministrasian alat tes psikologis dan wawancara. Saat bekerja di HRD, kita dituntut untuk dapat selalu berinteraksi secara baik dengan orang lain, terutama saat melakukan wawancara kerja dengan pelamar kerja maupun karyawan-karyawan kantor yang memiliki permasalahan kerja. Seorang HRD diharapkan untuk dapat membantu dan mendampingi karyawan yang memiliki permasalahan dalam bekerja agar dapat memperbaiki kinerjanya. Dari pengalaman yang dilontarkan oleh tiga kakak senior tersebut, saya mendapati bahwa terdapat kesulitan tersendiri dalam melakukan proses wawancara dengan orang yang ingin melamar kerja. Kesulitan tersebut antara lain adalah, kita sebagai pewawancara harus dapat menciptakan perasaan nyaman bagi interviewee dan menciptakan rapport yang baik sehingga diharapkan jawaban yang diberikan oleh interviewee merupakan jawaban yang sebenarnya, bukan faking good. 

     Dalam wawancara kerja yang dilakukan, tugas lain yang diemban oleh seorang HRD adalah terdapatnya tuntutan untuk mengerti job desk dari masing-masing jabatan pekerjaan seperti manager, accounting, IT, dan lain-lain. Dalam melakukan sesi wawancara, kita sebagai pewawancara juga harus dapat membedakan karakter dari kriteria pekerjaan, misalnya jika kita dalam satu hari mewawncarai orang yang ingin melamar pada jabatan manager dan accounting, kita tentunya mencari orang yang pendiam untuk jabatan accounting, sehingga tidak dapat disamakan dengan kriteria jabatan manager yang pada umumnya dituntut untuk dapat banyak berbicara. Kemampuan untuk menjaga loyalitas dari para karyawan dan kemampuan untuk membantu para karyawan menyampaikan aspirasi mereka kepada atasan juga penting. Loyalitas dari para karyawan dapat dipertahankan dengan cara menciptakan suasana lingkungan kerja yang nyaman dan kondusif, kecocokan pada bidang pekerjaan, tunjangan kerja, dan lain-lain.

8 Oktober 2013

0 komentar:

Posting Komentar