Sex Ed.(Meylisa Permata Sari)
Pada minggu ini kelas Perilaku Seksual mempelajari mengenai isu-isu seputar kehamilan, kelahiran, kontrasepsi dan aborsi. Setelah kelompok selesai mempresentasikan bahan yang telah dipersiapkan, diadakan lah sesi tanya jawab. Perdebatan yang seru adalah mengenai bagaimana mengurangi free-sex. Apakah dengan “Ya sudah, menikah saja agar dapat melakukan hubungan seks”. Jawaban ini sangatlah buruk. Ci Tasya mengatakan bahwa alasan tersebut adalah salah satu dari dua alasan terburuk untuk menikah. Iya, ternyata memang hubungan seksual tersebut menyenangkan baginya. Kalau ternyata akhirnya aktivitas seksual menghambar, langsung bercerai kah?
Alasan terburuk lainnya adalah menikah untuk mendapatkan anak. Kalau ternyata akhirnya pasangan tersebut tidak dapat memiliki anak? Menuduh bahwa pasangannya yang “mandul”, padahal bisa saja dirinya yang infertil. Kemudian, dimulailah pertengkaran-pertengkaran lainnya, dan diakhiri dengan perceraian lalu cari pasangan lagi untuk mendapatkan anak.
Lalu bagaimana agar mengurangi free-sex? Sebenarnya untuk benar-benar menghilangkan free-sex dari muka bumi ini sulit sekali, bahkan di setiap daerah sangat mungkin ada pasangan yang melakukan free-sex, karena seks merupakan insting dasar manusia selain makan. Kalau ingin ditelusuri lagi, banyak orang melakukan free sex karena coba-coba atau ingin tahu rasanya seks itu seperti apa sih. Untuk menanggulanginya, dapat saja dengan keterbukaan orangtua. Tidak jarang orangtua yang menghindar, menjelaskan dengan ambigu atau salah, maupun marah dengan anaknya karena bertanya mengenai seks. Ada baiknya sebagai orangtua menjelaskan kepada anak seperti apa sih hubungan seksual itu tapi dengan cara yang benar. Kalau Ci Tasya bilang, setelah menstruasi atau mimpi basah pertama, berikan sex education kepada anak Anda. Berikan film-nya, bukan film porno, tapi film yang seperti dari discovery channel. Hal tersebut membuat anak tidak takut untuk bertanya kepada orangtua dan lebih memahami tahap-tahap dalam melakukan hubungan seksual. Daripada akhirnya anak bertanya kepada temannya yang sama-sama tidak tahu apa-apa, nonton film porno yang kebanyakan menggambarkan secara salah hubungan seksual yang sebenarnya. Lalu coba-coba deh.
Jadi berikanlah sex education sejak dini agar anak sudah paham dan tidak ingin coba-coba karena sudah diajari bahwa hubungan seksual yang benar itu seperti apa dan dilakukan hanya dengan pasangan yang sudah menikah.
3 Oktober 2013
0 komentar:
Posting Komentar