psikologi perempuan (Syifa Saviriandini)

Udah masuk semester baru nih. dan kamis kemaren saya pertama kali masuk psikologi perempuan. ini mata kuliah pilihan dan sepertinya cukup seru. oh iyaaa berhubung dengan tugas mau curhat-curhat sedikit nih tentang materi yang didapat kamis kemaren.

Sebenernya sih karena masih awal masuk jadi baru pengenalan SAP aja sama  belajar tentang istilah-istilah yang ada di mata kuliah ini. Tau nggak kenapa ada psikologi perempuan tapi nggak ada psikologi laki-laki ? karena menurut penelitian psikologi itu udah laki-laki. kalo kalian tau tokoh-tokoh psikologi dan objek penelitian itu kebanyakan laki-laki dan yang perempuan hanya sedikit.

nah sekarang apa psikologi perempuan  ituuuu?????
psikologi perempuan adalah suatu wujud psikologi yang fokus pada struktur sosial dan gender pada perempuan. ada beberapa nama perempuan hebat yang menjadi tokoh psikologi seperti Mary Ainsworth, Sandra Bem, Mary Whiton-Calkins, Anna Freud, Melanie Klein dan masih ada beberapa nama lagi. zaman mereka dulu wanita itu seperti direndahkan. ada yang tidak diberi gelar S3 karena dia seorang perempuan terus gelarnya baru dikasih setelah 42 tahun kemudian. kebayang nggak? apa sih salahnya perempuan sampai begitu direndahkan pada zaman dahulu? kalau kalian jadi dia apa yang kalian lakukan ? dan sekarang saya bersukur karena saya hidup di jaman emansipasi wanita yang berarti perempuan dan laki-laki itu derajatnya sama. Teimakasih ibu Kartini :)

oh iya saya juga pernah baca artikel gitu di negara mana ya saya lupa pokoknya di negara itu nggak boleh ada bayi perempuan yang lahir. kalau misalnya ada bayi perempuan yang lahir dan ketahuan bakalan dibunuh. nggak kebayang ya kalau jadi ibunya.


mengenai istilah-istilah kemaren itu belajar tentang perbedaan gender,  sex, gender role, sexism, feminism, dan feminist. kalau gender itu rentang karakteristik perempuan dan laki-laki. jadi seperti cara jalan, cara berbicaranya itu perempuan atau laki-laki sesuai sama aturan masyarakatnya.. kalau sex itu dilihat dari anatomi tubuhnya . jadi kayak kalau perempuan itu punya payudara dan rahim kalau cowok punya penis. gituuu....
sedangkan gender role itu aturan sosial dan norma tingkah laku jadi misalnya kalo perempuan tuh kerjaanya dirumah masak, bersihin rumah kalau cowok cari nafkah. kalo sexism itu prasangka pada jenis kelamin. jadi misalnya seperti yg sering kita temui di kehidupan sehari-hari tuh kalo kita liat ada mobil didepan kita jalannya lambat kita pasti mikir 'pasti yang bawa cewek nih' gitu. kalo feminism itu adalah aliran yg bertujuan untuk mempertahankan, memperjuangkan kesetaraan politik, ekonomi dan sosial untuk perempuan. kalau feminist itu pendukung kesetaraan perempuan. jadi lebih ke orangnya.

bicara mengenai kodrat, kodrat perempuan itu bukannya harus bisa masak, bersiin rumah dan lain-lain. tetapi kodrat perempuan itu menstruasi dan menopause. arti dari kodrat itu sendiri adalah sesuatu yang sudah diberi jadi kayak semacam takdir. jadi perempuan harus bisa hamil, melahirkan dan menyusui. kalau memasak, membersihkan rumah itu lebih ke gender role.kalau kodratnya laki-laki itu punya sperma untuk menghamili :)

25 Agustus 2013

Women Psychology....(VIrna Anggraeni)

Mengapa ada psikologi perempuan dan tidak ada psikologi laki-laki ?

Karena, pada dasarnya riwayat psikologi berawal dari laki-laki dan juga karena laki-laki tidak memiliki pengalaman seperti perempuan. Misalnya saja dalam hal melahirkan dan menstruasi. Laki-laki tidak akan pernah tahu bagaimana rasanya sakit pada saat menstruasi atau bagaimana perjuangan seorang perempuan pada saat melahirkan seorang anak.

Kemudian sering juga kita mendengar banyak sekali yang menjudge sesuatu berdasarkan jenis kelamin. Misalnya saja pada suatu ketika ada salah seorang teman saya mengatakan bahwa tulisan laki-laki kebanyakan adalah jelek dan sangat tidak terbaca, dan dia mengatakan kalau hal tersebut wajar karena dia adalah seorang laki-laki. Dan prilaku seperti itu bisa dikatakan bahwa teman saya sudah melakukan sexism yaitu dimana berprasangka dan menempatkan seseorang pada gender. Dan itu sudah sangat banyak terjadi di kalangan masyarakat dan sangat sulit mengubah kebiasaan yang sudah sangat menyebar tersebut. Dan jujur saya pun baru mengetahuinya setelah mengikuti kuliah psikologi perempuan yang diberikan oleh dosen saya bernama bu Henny Wirawan. Ada beberapa term yang awalnya saya tidak mengetahui artinya dengan jelas dan sekarang saya mengetahuinya.

Dan saya juga memiliki suatu cerita, pada waktu itu sekitar awal perkuliahan saya sempat menjalin suatu hubungan dengan seorang laki-laki. Laki-laki tersebut adalah seorang yang pemikir, memiliki wawasan yang luas dan bisa dibilang adalah orang yang pintar. Namun setelah kira-kira 8 bulan saya menjalin hubungan dengan laki-laki tersebut saya semakin mengerti siapa laki-laki tersebut, dia pernah sesekali berbicara kepada saya, jika suaru hari nanti saya menjadi istrinya saya hanya boleh di rumah, mengurusi anak-anak, membereskan semua pekerjaan rumah, dan melayani suami. Dan saya sempat menanyakan, “kenapa seperti itu?”, lalu laki-laki tersebut menjawabnya, “perempuan sudah kodratnya seperti itu, perempuan harus banyak di rumah dan tidak boleh berkeliaran ke mana-mana”. Laki-laki tersebut mengatakan seperti itu dan saat itu juga saya menentang pembicaraannya tentang hal tersebut, karena sebelum saya kuliah pun saya sudah memiliki cita-cita ingin memiliki karir yang cemerlang walaupun saya perempuan. Karena saya juga anak tunggal jadi saya berpikir siapa yang akan membiayai orangtua saya kelak bila saya tidak bekerja dan memiliki sekolah yang tinggi. Namun laki-laki tersebut tetap membantahnya dan sama sekali tidak ingin memiliki istri yang bekerja. Dan sejak saat itu pula saya sudah menjadi tidak respect dengan laki-laki tersebut. Dan pada saat kuliah psikologi perempuan bersama bu henny kemarin yang membahas tentang ”kodrat” saya pun mengetahui arti kodrat yang sebenarnya. Kodrat adalah berasal dari bahasa arab yang disebut kudrat yaitu pemberian / yang terberi (secara fisiologis, biologis (mens & menopouse)). Jadi darah mens itu adalah kodrat seorang perempuan mendapatkan mens setiap bulannya.

Jadi yang saya simpulkan adalah bahwa selama ini pendapat saya tentang diri saya sudah cukup benar dan saya tidak salah kalau memiliki keinginan untuk bersekolah sampai tinggi. Karena orangtua saya pun tidak pernah menyuruh saya untuk cepat menikah, namum beliau selalu mengajarkan saya kalau saya harus sukses, saya adalah harapan kedua orangtua saya. Dan dengan saya bersekolah tinggi ataupun saya berkakrir adalah bukan berarati saya tidak menghormati laki-laki. Laki-laki tetap akan selalu menjadi imam dan saya akan selalu menghormatinya. Jadi sebenarnya perempuan juga memiliki hak kebebasan dalam berpendidikan dan berkarir sesuai keinginanya. Namun, pada jaman sekarang saat kita pergi ke daerah-daerah tertentu masih sangat banyak yang terkadang meledeki saya dengan pertanyaan kapan menikah? Perempuan nantinya ikut suami sudah sekolahnya tidak usah tinggi-tinggi. Terkadang saya kesal mendengar pembicaraan seperti itu karena saya akan tetap kuat dengan prinsip yang sudah saya tanam dalam dir saya dan cita-cita yang sudah saya tempel 5 cm didepan pandangan saya. Walaupun setiap manusia tidak munafik ingin sekali merasakan pernikahan, namun saya percaya jikalau waktunya sudah tepat pasti ALLAH akan memberikan waktu itu. Jadi untuk semua perempuan yang ada di dunia jangan pernah patah semangat untuk bersekolah sampai tinggi dan sampai puas. Karena kita hidup hanya sekali jika tidak sekarang kita menikmati semuanya kapan lagi. Perempuan juga berhak atas appaun di dalam dunia ini. Jujur saya sangat menentang keras bila ada seorang suami atau laki-laki yang tidak memperbolehkan istrinya atau pacarnya untuk melakukan kegitaan yang disuakinya dan berkarir sesuai minatnya. karena sama saja itu menutup pintu kesuksesan dari perempuan tersebut.

25 Agustus 2013

Introduction of Woman Psychology (Nadya Puspita Ekawardhani)

     Apa itu Psikologi? Berdasarkan informasi yang Saya dapat di kelas Psikologi Perempuan dijelaskan bahwa sebagian masyarakat awam beranggapan Psikologi indentik dengan Rumah Sakit Jiwa, keterbalakangan mental, dan berbagai macam hal yang berbau kejiwaan. Tentu saja pikiran tersebut perlu untuk diklarifikasi. Psikologi adalah ilmu yang mempelajari perilaku dan kognitif seseorang. Sejarah terbentuknya Psikologi adalah berasal dari perspektif laki-laki. Mengapa dikatakan berasal dari perspektif laki-laki? Karena pada jaman diskriminasi warna kulit dan gender, psikolog yang diakui pada jaman itu adalah yang berjenis kelamin laki-laki. Selain itu, subyek dari berbagai penelitian adalah laki-laki, sehingga sejak awal Psikologi dikenal dan dibentuk berdasarkan perspektif laki-laki. Banyak psikolog berjenis kelamin wanita yang memiliki pengaruh dalam perkembangan Psikologi, namun tidak diakui sebagai psikolog di jaman itu. Karen Horney adalah salah satu contoh psikolog wanita pada jaman itu. Beliau berkontribusi dalam psikoanalisis (bertolak belakang dari ajaran Freud), psikologi kepribadian, dan psikologi feminin. Melanie Klein juga berkontribusi di bidang Psikologi yang membahas tentang teknik terapi bermain. Kemudian Mary Ainsworth juga berkontribusi dalam psikologi perkembangan. Diskriminasi gender yang jelas terlihat dialami oleh psikolog Mary Whiton-Calkins, beliau adalah wanita pertama yang menjadi ketua orgaisasi American Psychological Association. Gelar doktor yang ingin beliau capai ditolak oleh Universitas Harvard dikarenakan beliau berjenis kelamin wanita. Christine Ladd-Franklin juga mengalami diskriminasi gender yang mengakibatkan beliau memperoleh gelar doktor setelah 42 tahun dari sejak beliau menyelesaikan disertasi. Karya-karya dari para psikolog tersebut pada akhirnya diakui oleh publik dikarekan perkembangan jaman. Diskriminasi warna kulit dan gender semakin berkurang oleh berkembangnya jaman. Oleh karena terdapatnya diskriminasi gender dibentuklah Psikologi Perempuan untuk mempelajari struktur masyarakat dan gender.
     The Association for Woman in Psychology (AWP) berdiri pada tahun 1969. Organisasi ini memperjuangkan terbentuknya Psikologi Perempuan. Dalam Psikologi Perempuan dijelaskan mengenai konsep-konsep Psikologi khususnya yang berhubungan dengan perempuan dan masalah-masalah psikologis perempuan yang berkaitan dengan situasi sosial budaya dalam masyarakat dan pola hubungan gender. Dalam Pengantar Psikologi Perempuan akan dijelaskan pengertian dari gender, sex, gender role, sexism, feminism, dan feminis. Semua istilah tersebut saling berhubungan satu sama lain.
     Gender adalah rentang karakteristik feminis dan maskulin dan merupakan postruk sosial budaya yang menentukan peran dan tanggung jawab berdasarkan anatomi. Dalam masyarakat sering kali terdapat pernyataan bahwa seseorang yang secara fisik dianggap sebagai seorang wanita bertugas untuk mengurus rumah, sedangkan seorang laki-laki bertugas untuk mencari nafkah bagi keluaga. Pernyataan lain juga mengatakan bahwa seorang laki-laki adalah pribadi yang kuat dan tangguh, sedangkan wanita adalah seorang yang lemah dan selalu bergantung. Kedua pernyataan tersebut memperlihatkan bahwa tampilan fisik mempengaruhi pandangan masyarakat. Tampilan fisik yang dimaksudkan di atas adalah pengertian dari sex. Anggapan bahwa seorang wanita bertugas mengurus rumah dan laki-laki bertugas untuk menafkahi keluarga adalah aplikasi dari pengertian gender role. Ketika seorang wanita yang memiliki pekerjaan dengan shift malam yang mengharuskan ia pulang dini hari, seperti perawat atau bartender di diskotik, masyarakat bisa saja beranggapan buruk terhadap pribadi tersebut karena dianggap wanita berpergaulan buruk. Hal tersebut juga termasuk gender role. Sedangkan seperti yang sudah Saya jelaskan mengenai diskriminasi gender yang dialami psikolog wanita di dunia adalah aplikasi dari istilah sexism. Kemudian terdapat istilah feminism, feminism adalah suatu bentuk pergerakan untuk memperjuangkan kesetaraan politik, ekonomi, dan sosial untuk perempuan, serta kesetaraan dalam kesempatan perempuan untuk mendapatkan pendidikan dan pekerjaan. Sedangkan feminis adalah para pendukung feminism. Selain beberapa istilah di atas, terdapat istilah tambahan yang berhubungan dengan Psikologi Perempuan, yaitu kodrat. Kodrat adalah perkembangan fisiologis maupun biologis yang terjadi pada manusia secara alami. Contoh kodrat pada wanita adalah mengandung, melahirkan, menyusui, dan menstruasi.
       Di jaman modern saat ini, terutama di kota-kota besar sudah sangat jarang terjadi diskriminasi gender, bahkan wanita sudah didahulukan di beberapa area fasilitas umum, seperti Trans Jakarta dan kereta api dalam kota, disediakan tempat khusus untuk wanita agar menjaga keamanan wanita. Selain itu, sudah banyak wanita yang mencari nafkah bagi dirinya maupun keluarga. Lain halnya di perkampungan atau pedesaan, wanita masih dianggap seseorang yang memiliki tugas mengurus rumah dan bergantung pada laki-laki.
     Para tokoh Psikologi yang sudah dijelaskan di atas menginspirasi Saya untuk terus belajar dan berkarya agar mempertahankan kesetaraan gender. Mereka terus berkarya dibalik tuntutan diskriminasi gender yang mereka alami. Tentunya para wanita pada jaman modern ini patut bersyukur atas berkembangnya emansipasi wanita dan patutnya memiliki motivasi untuk mempertahankan kesetaraan gender. Sekian penjelasan sederhana mengenai Pengantar Psikologi Perempuan. Diharapkan penjelasan di atas dapat membantu Anda untuk lebih memahami konsep-konsep Psikologi khususnya yang berhubungan dengan perempuan dan dapat menjadi inspirasi bahwa sebuah karya tidak memandang usia, warna kulit, maupun gender.

24 Agustus 2013

Sexism di Kalangan Muda (Talissa Carmellia)

Pada usia awal 20 tahun-an yang termasuk tahapan young adulthood. Kami tumbuh menjadi  anak muda modernyang mengikuti perkembangan jaman sekarang. Kemajuan teknologi memudahkan kamiuntuk menerima berbagai informasi di seluruh dunia. Melalui informasi tersebut,menjadi inspirasi untuk kami mengekspresikan diri. Para anak muda jamansekarang menggunakan gaya berpakaian, stylerambut maupun gaya berkomunikasi sebagai salah satu cara mengekspresikandirinya secara bebas. Akhirnya para anak muda mengikti berbagai tren di negaralain, seperti Korea dan Amerika. Setiap orang memang memiliki hak untukberekspresi. Namun sering sekali hal itu, yang mulai memicu prasangka ataukomentar buruk tentang orang.
   Sering sekali kita lihat bagaimana orang di sekitar kita dengan mudah berkomentar tentang orang lain. Mungkin yang kita kenal ataupun tidak kita kenal sekalipun. Saat kita melihat sesuatu yang menurut kita berbeda atau aneh maka kita akan langsung berkomentar. Hal yang saya alami adalah saat saya berjalan ke salah satu mal di Jakarta. Saya pergi dengan beberapa teman saya. Tiba-tiba sayabertemu dengan lelaki yang menggunakan pakaian yang cukup aneh menurut saya. Lelaki ini menggunakan celana yang panjangnya hanya tiga perempat ala Korea,yang memiliki potongan celana yang tidak umum. Apalagi lelaki ini memiliki potongan rambut yang bentuknya menyerupai jamur.  Hal yang paling mengganggu saya  dan teman saya adalah bagaimana cara dirinyamembawa tas. Tas yang digunakannya seperti tas perempuan yang di tenteng, bukan tas ransel atau selempang yang sering digunakan laki-laki. Saya dan teman-teman saya tidak kenal dengan lelaki itu. Kami hanya berpapasan secara tidak sengaja. Namun di saat kami melihat itu, kami secara tidak sadar langsung berkomentarmengenai penampilannya yang mencolok. Kami berkomentar ,”Eh pada liat ga laki-laki yang barusan? Kok girly banget ya?”,  Kokcelananya  aneh ya potongan, kayaknyatemen laki gw kagak ada yang kayak gtu?”, Atau juga “ Aduh ni laki, kok bawa tasnya kayak perempuan banget ya? Kagak ada laki-lakinya ya.”
    Pembicaraanseperti itu sering muncul dan menjadi  topik pembicaraan yang umum bagi anak muda. Setiap kali mereka bertemu, makan, nongkrong, mungkin saja topik mengenai  orang lain itu muncul. Padahal membicarakan orang lain secara buruk itu termasuk sexism.
    Untuk orang awam, maka mereka tidak akan memahami arti sexism.Sexism adalah gender discrimination, di mana orang yang mengatakan hal buruk tentang orang lain yang lawan jenis ataupun sejenis. Kalau kita bertanya pada orang awam, apakah membicarakan hal buruk tentang orang lain adalah sexism (genderdiscrimination)? Sebagian besar dari mereka akan menjawab tidak. Karena memang istilah “ sexism”  bukanlah hal yang umum.Walaupun awalnya hanya ingin berpendapat saja tanpa ada maksud menyakiti. Kita pasti berpikir bahwa kita cuma komentar, tidak ada maksud apapun. Kenal saja tidak sehingga itu bukan hal yang penting. Padahal di saat kita melakukan hal tersebut, kita sudah melakukan sexism (gender discrimination). Orang yang dibicarakan pun akan  merasa disakiti dan dilecehkan secara tidaklangsung dengan setiap perkataan kita.
    Seperti pepatah yang sering kita dengar, lidahmu lebih tajam dari pedang. Artinyapepatah ini adalah segala perkataan yang diucapkan harus dipikirkan terlebihdahulu haruslah berhati-hati. Jadi  kita sebagai anak muda, sudah seharusnya menjaga setiap perkataan yang akandiucapkan, pikirkan setiap perkataan dan akibatnya. Dari perkataan bisa memulai pertemanan. Dari perkataan juga kita bisa memulai permusuhan. So keep your mouth and mind together, to bea better person in the future. Stop Sexism now.

25 Agustus 2013

Psikologi Perempuan dan Kesetaraan Gender (Hertha Christabelle)

Mengapa psikologi perempuan? Tidak psikologi laki-laki?
Salah satu alasannya karena dari awal psikologi yang menjadi peneliti dan objek penelitian adalah laki-laki. Selain itu, perempuan mengalami beberapa pengalaman yang berbeda dengan laki-laki. Seperti pada masa kehamilan, saat melahirkan, saat mensturasi, dll.

Jadi adanya psikologi perempuan adalah untuk memperkaya ilmu psikologi agar tidak hanya laki-laki yang menjadi objek dan subjek penelitian. Tetapi memberikan kesempatan bagi perempuan untuk memberikan kontribusi dalam psikologi. Yang merupakan salah satu bentuk kesetaraan gender dalam ilmu Psikologi.

Tulisan di bawah ini saya buat menurut pendapat saya pribadi dari yang saya alami jika ada kesalahan saya minta maaf, karena saya masih belajar dan akan terus belajar.. Hehe.. Bila ada pendapat berbeda silahkan dibagikan.. :)

Saya setuju dengan pernyataan kesetaraan gender harusnya diperjuangkan..
Di sisi lain dari yang saya lihat.. Dari lingkungan dan masa sekarang yang saya jalani terkadang emansipasi wanita "kebablasan"..
Beberapa bulan lalu saya melihat banner di dekat loket pembelian kacis trans jakarta.. Dimana tertulis untuk mengutamakan wanita.. Di dalam bus juga ada tempat khusus wanita yang tidak boleh diduduki laki-laki.. Dengan tujuan yang baik, yaitu mencegah terjadinya pelecehan seksual.. Namun untuk tempat laki-laki boleh saja diduduki wanita..
Bahkan pernah sekali waktu, beberapa laki-laki berdiri karena tempat duduk untuk laki-laki sudah penuh di duduki oleh laki-laki maupun perempuan.. Sedangkan tempat perempuan masih terdapat bangku yang kosong.. Lalu apa yang terjadi? Peraturan awal tetap berlaku.. Laki-laki tidak boleh duduk di tempat perempuan walaupun beberapa bangku masih kosong.. Tidak ada pula satu perempuan pun yang duduk di tempat laki-laki mau beranjak ke tempat duduk khusus perempuan..
Apa hal tersebut kesetaraan gender? Menurut pendapat saya, hal tersebut tidak menunjukkan kesetaraan gender.. Malah menjadi diskriminasi untuk laki-laki..

Saya rasa kuliah pertama psikologi perempuan mengingatkan memperjuangkan kesetaraan bukan untuk membuat perempuan lebih tinggi daripada laki-laki..
Kesetaraanpun harusnya di semua bidang.. Tidak hanya bidang yg menguntungkan salah satu pihak..
Misalnya mengangkat barang berat.. Memang laki-laki lebih kuat.. Tapi jika kita mengganggap itu berat apa lelaki menganggap itu ringan? Toh beratnya tidak akan berubah.. Jangan karena perempuan jadi tidak boleh membawa beban berat sama sekali.. Perempuan lebih lemah dari laki-laki, mungkin.. Tapi bukan berarti sangat sangat lemah..
Saat perempuan menginginkan kesempatan yg sama.. Berarti perempuan menginginkan pembagian status dan peran dalam masyarakat tanpa diskriminasi gender.. yang pasti juga disertai tanggung jawab yang juga besar...
Kalau laki-laki berusaha maksimal.. Perempuan juga harus berusaha maksimal.. Ditambah terdapat kesempatan yang sama untuk perempuan ataupun laki-laki.. Itu baru kesetaraan menurut saya..

24 Agustus 2013

Apa sih artinya kodrat? (Irena Nova Wijaya)

Kalian pernah ga sih dengar kata kata seperti ini?

Kamu itu wanita jadi sudah kodrat nya bisa memasak dan menyapu
Kamu itu wanita sudah kodrat nya lemah lembut dan menjaga agar anggota tubuh tetap cantik
Atau...
Karena kamu pria ya sudah seharusnya kamu menafkahkan keluarga karena memang kodratnya
Anda itu laki-laki sudah kodratnya anda memimpin

Ya, pasti sering sekali bukan? Entah di kehidupan nyata kita, di sinetron, di film, di ceramah, di buku bacaan,dll. Belum lagi yang mengucapkan seperti itu hampir dari semua kalangan.. kakak, tante, om, ibu, bapak, oma, opa, dll.
Sebenarnya apasih artinya kodrat? apa benar kodrat wanita memasak? tapi kok sekarang banyak sekali chef kelas dunia yang berjenis kelamin pria. apa benar kodrat wanita harus pandai menyapu? tapi kok kalau kita berkunjung ke perusahaan banyak ya office boy. apa benar kodrat wanita harus lemah lembut? tapi kok ada saja ya model pria androginy, malah terkenal lagi. apa benar kodrat wanita harus selalu menjaga tubuh nya tetap cantik? mungkin wanita memang butuh perawatan, tapi apakah itu kodrat? buktinya sekarang banyak pria yang doyan merawat diri, itulah sebab nya sekarang banyak salon yang memberi tempat khusus untuk pria.
mhhhh... coba pikirkan...
Coba kita balik pemikiran kita agar adil. Kodrat pria adalah menafkahkan keluarga? mh.. jaman sekarang banyak sekali wanita yang bekerja dan berpenghasilan. Kodrat pria adalah sebagai pemimpin? lalu bagaimana dengan salah satu mantan presiden kita yang adalah wanita.

Mari saya jelaskan ;D
Sebenarnya arti kodrat adalah APA YANG HANYA BISA DILAKUKAN OLEH WANITA/PRIA. coba dipirkan.. apa sih yang hanya bisa dilakukan wanita tapi tidak bisa dilakukan pria?
....
....
....

Yup! Menstruasi dan menopause! Itulah kodrat wanita
Dan, apa sih yang hanya bisa dilakukan pria tapi tidak bisa dilakukan wanita?
mmmh...
....
....
....
lalala... emosi noktural! atau biasa disebut mimpi basah ;p

Jadi, kalau ada yang bilang kodrat nya wanita adalah memasak atau kodrat nya pria adalah memimpin. Mungkin itu lebih mengacu kepada sisi feminin atau maskulin seseorang. Atau apabila ada yang berkata wanita kodrat nya mengurus anak dan pria kodrat nya menafkahi keluarga. Mungki itu lebih mengacu kepada role (peran).

23 Agustus 2013