let's talk about virginty (Ivonne Tjendra)

     Pada saat saya mengikuti kelas Perilaku Seksual yang diajarkan oleh Ibu Henny Wirawan, kami sempat membahas soal keperawanan. Namun jangan berpikir yang negatif dulu, karena ini merupakan topik yang sensitif jadi perlu untuk dikonfirmasi terlebih dahulu bahwa hal ini tidak hanya berbicara seputar aktivitas seksual saja, namun juga berbicara apa makna dari keperawanan itu sendiri. Seperti yang orang kebanyakan tahu bahwa seorang perempuan dianggap tidak perawan jika selaput darah pada vagina (hymen) telah robek, hal tersebut terjadi karena telah melakukan hubungan seksual dengan lawan jenis. Ya, hal itu benar adanya. Namun tidak hanya semata-mata karena itu saja, ada faktor lain yang menyebabkan hymen ini robek, mungkin bisa terjadi karena kecelakan, jatuh, melakukan kegiatan olahraga, kegiatan atletik, dll. Coba saja bayangkan para pesenam atau atlet yang sering melakukan split. Terlebih hymen yang dimiliki tiap-tiap perempuan berbeda-beda, ada yang mudah robek dan ada yang tidak. Berbicara tentang keperawanan juga tdak hanya berbicara soal hymen, hal ini dikaitkan juga dengan otak. Bila otak kita selalu hanya memikirkan mengenai seks saja, apakah bisa disebut masih perawan? Walaupun secara fisik belum pernah melakukan hubungan seksual. Saya setuju dengan pendapat dari Ibu Henny wirawan bahwa keperawanan bukan hanya berbicara soal aktivitas seksual tapi juga kognitif yang dimiliki seseorang. Saya harapkan juga bahwa masyarakat lebih terbuka tentang hal ini, serta menganggap hal ini bukan hal yang tabu untuk dibicarakan di dalam konteks pengetahuan yang positif.
 
4 September 2013

Keep Your Love (Hanna Hadi Pranoto)

     Hampir semua orang di dunia tidak asing dengan kata-kata cinta meskipun mereka menyebutnya dalam bahasa mereka masing-masing. Cinta tidak memiliki rumus untuk dikatakan sebagai cinta yang salah dan yang benar. Salah satu teori mengatakan bahwa cinta hadir karena kita berpikir bahwa kita mencintai orang tersebut. Seperti kata seorang filsuf yang mengatakan “cogito ergo sum” yang artinya saya berpikir maka saya ada.
     Sejak dulu cinta sering dikait-kaitkan dengan romantisme. Romantisme sendiri biasanya tidak jauh dari ketertarikan fisik. Namun, cinta sebaiknya tidak hanya behubungan dengan ketertarikan fisik, tetapi sebaiknya juga terdapat komitmen di dalamnya. Komitmen untuk mempertahankan hubungan yang sehat dapat membuat sebuah hubungan diantara dua orang menjadi langgeng. Hal ini disebabkan karena sebuah hubungan memang membutuhkan usaha dari kedua belah pihak yang bersangkutan. Tanpa adanya usaha, cinta dapat lenyap seiring berjalannya waktu. Salah satu usaha yang diperlukan adalah dengan tidak banyak menuntut. Menurut Ibu Henny pada perkuliahan pertama mengenai perilaku seksual, prinsip menerima dapat membuat suatu keluarga menjadi utuh.
     Berbagai usaha memang diperlukan untuk mempertahankan cinta, tetapi usaha tersebut jangan malah membuat menjadi mudah cemburu atau menjadikan kita sebagai orang yang possesive. Banyak orang yang mengatakan bahwa cemburu merupakan tanda cinta. Tapi apakah benar demikian? Orang-orang yang possessive juga sering mengatakan mereka melakukan hal demikian karena mereka sangat menyayangi pasangannya. Benarkah demikian? Berdasarkan kuliah psikologi tentang perilaku seksual yang saya dapatkan, cemburu merupakan tanda bahwa kita tidak percaya dengan orang yang kita cintai. Cemburu menunjukkan bahwa kita tidak merasa aman dengan cinta itu sendiri. Kita merasakan kecemasan dengan hubungan kita. Sedangkan orang-orang yang dikategorikan sebagai orang possessive menunjukkan bahwa mereka memiliki masalah harga diri.
     So, dari kalian para pembaca, apakah kalian termasuk orang yang sering cemburu? Atau possessive? Cobalah mulai menilik kepada diri sendiri, karena hal tersebut tidak akan memberikan bumbu yang menambah sedap kepada hubungan anda dengan pasangan, tetapi malah dapat saja merusak. Dan jangan lupakan usaha untuk tetap merawat cinta yang telah ada agar tidak lenyap dimakan waktu, karena hidup ini harus realistis, semua membutuhkan usaha. Tanpa adanya usaha, semua akan sia-sia

4 September 2013

Communication (Ratna Sari Dewi)

    Tulisan saya kali ini seputar bagaimana komunikasi yang baik dalam suatu hubungan, dimana pola komunikasi di Indonesia sangatlah beragam, yang kadang menyebabkan miscommunication. Tentu kita semua tahu dalam suatu hubungan ada wanita dan pria dimana keduanya memiliki pola pikir yang berbeda, latar belakang berbeda, dan juga kebiasaan yang jelas berbeda. Untuk bisa menjaga hubungan agar tetap awet, komunikasi menjadi hal penting agar akhirnya bisa saling mengerti tentang bagaimana kebiasaan pasangan kita. Komunikasi juga membuat hubungan semakin erat karena adanya sharing. 
     Kebiasaan perempuan dalam menjalin suatu hubungan, tidak dapat mengkomunikasikan segala sesuatu secara verbal, sedangkan laki-laki tidak dapat mendapat menangkap semua pesan nonverbal. Komunikasi dua arah antara pria dan wanita, sangat dibutuhkan agar tidak terjadi adanya yang mendominasi suatu hubungan. Tentu kita semua tahu dalam suatu hubungan ada wanita dan pria dimana keduanya memiliki pola pikir yang berbeda, latar belakang berbeda, dan juga kebiasaan yang jelas berbeda. Untuk bisa menjaga hubungan agar tetap awet, komunikasi menjadi hal penting agar akhirnya bisa saling mengerti tentang bagaimana kebiasaan pasangan kita. Komunikasi juga membuat hubungan semakin erat karena adanya sharing.
     Komunikasi hanya bisa berjalan dua arah, komunikasi dua arah membuat kita lebih mengerti keinginan pasangan, namun yang sering kali terjadi adalah terkadang perempuan seringkali mendominasi komunikasi antar pasangan dan menyebabkan komunikasi hanya berjalan satu arah saja. Mendominasi pembicaraan akan membuat perempuan terkesan intimidatif terhadap pasangan, sehingga pria lebih memilih mengalah untuk menghindari konflik, disisi lain terkadang salah satu pasangan terkadang juga menyampaikan pesan dengan bertele-tele, tidak mau peduli dengan pasangan, pikiran berubah terlalu cepat, dan pemilihan tempat berbicara kurang tepat.  Meski sikap seperti ini biasanya dilakukan tanpa sadar, cobalah untuk intropeksi dan mengenali sifat-sifat negatif dalam diri yang menganggu kelancaran dalam berkomunikasi. Pemilihan kata yang baik dan sehat, juga dapat menyampaikan dengan tepat, karena pemilihan salah kata bisa menimbulkan arti yang berbeda dan juga bisa dapat menyakiti satu sama lain. 
     Selain kemampuan memilih kata/ berbicara ,hubungan yang baik juga bisa saling mendengarkan satu dengan yang lain, dan bisa bertukar pikiran/bertukar pendapat. Jika sudah terjalin hubungan dimana satu dengan  yang lain mau saling mendengar, mengkomunikasikan pendapat dengan baik dan benar, hubungan dapat berjalan dengan baik dan lancar, berkemungkinan bertahan lama. 



4 September 2013

Pentingnya Komunikasi Dalam Suatu Hubungan (Priskila Shela Habibuw)

     Dalam suatu hubungan, baik itu hubungan keluarga, pertemanan, pacar, pasti dibutuhkan suatu komunikasi. Komunikasi sendiri dapat berarti sebagai penyampaian pesan dari satu orang ke orang lain, agar maksud pemberi pesan dapat dipahami oleh penerima pesan. Komunikasi dilakukan untuk menyamakan pemahaman, antara pemberi pesan dan penerima pesan. Komunikasi dapat dilakukan baik secara verbal, maupun non verbal.
     Buruknya keterampilan komunikasi dapat menjadi sumber masalah dalam suatu hubungan. Dapat menjadi masalah, karena antara individu yang satu dengan yang lain tidak memahami keinginan dan maksud satu sama lain. Seringkali perempuan melakukan komunikasi secara non verbal untuk menggungkapkan keinginannya. Jika pasangannya tidak peka, maka dapat terjadi kesalah pahaman sehingga akhirnya terjadi pertengkaran dalam hubungan tersebut. Jika sudah terjadi pertengkaran, biasanya banyak pasangan hanya mengkritik satu sama lain. Dalam keadaan marah, biasanya pasangan mengungkit kembali kesalahan pasangannya, tanpa mengingat hal positif yang telah dilakukan oleh pasangannya tersebut. Sebaiknya jika terjadi kesalah pahaman, bicarakan hal yang menjadi permasalahan tersebut secara baik-baik. Bicarakan secara tenang, agar masalah dapat terselesaikan dengan baik dan tidak lagi terjadi salah paham.
     Pasangan yang baik yaitu setiap individu sensitif atau dapat memahami kebutuhan dan keinginan pasangannya. Selain itu masing-masing individu dapat mengkomunikasikan dengan baik kebutuhan dan keinginannya kepada pasangannya tersebut. jika suatu pasangan sudah memahami kebutuhan dan keinginan pasangan satu sama lain, maka kesalah pahaman pun dapat dihindari.
     Perlu juga diperhatikan cara menyampaikan pesan kepada pasangan. Kata-kata yang digunakan, nada bicara ketika berkomunikasi, juga situasi dan kondisi sekitar, apakah dalam keadaan ramai atau tidak, harus menjadi pertimbangan ketika ingin mengkomunikasikan sesuatu. Pergunakanlah kata-kata yang baik, jangan menggunakan kata-kata yang kasar, agar tidak menyakiti pasangan. Nada bicara ketika berkomunikasi juga perlu diperhatikan, komunikasikan apa yang ingin kita sampaikan dengan tenang. Juga situasi dan kondisi sekitar, jika dalam keadaan ramai, bisa saja pasangan tidak dapat mendengarkan kata-kata yang kita sampaikan dengan baik. Secara umum, komunikasi menjadi aspek terpenting jika menginginkan hubungan yang baik. Dibutuhkan keterampilan komunikasi yang baik agar pasangan dapat memahami kebutuhan dan keinginan kita. Sehingga tidak lagi terjadi kesalah pahaman dan dapat tercipta hubungan yang baik.
 
4 September 2013

What Do You REALLY Want? (Monica Unsri)

Di kelas Perilaku Seksual hari Kamis minggu lalu, dibahas topik yang menarik mengenai bedanya cara mengomunikasikan cinta dan keintiman diantara pria dan wanita. Ada beberapa perbedaan dari cara berkomunikasi di antara pria dan wanita. Biasanya, pria akan berbicara apabila ada sesuatu yang akan dilaporkan, atau karena ada sesuatu yang penting saja untuk dibahas. Kalau wanita, ada saja hal penting yang dibicarakannya. Misalnya, membahas pasangannya, sharing mengenai banyak hal dengan teman-temannya.

Tampaknya wanita mudah sekali berbicara mengenai apa saja yang diinginkannya dengan teman-teman terdekat. Namun, tampaknya tidak begitu mudah jika lawan bicaranya adalah pasangan wanita tersebut. Seringkali saya mendengar pengalaman teman-teman wanita yang suka mengutarakan isi hatinya ke pasangan dengan menggunakan bahasa batin, atau isyarat-isyarat, serta “pancingan” yang seringkali salah diartikan si pasangan. Di lain sisi, si pria atau pasangannya akan mulai garuk-garuk kepala kebingungan, terheran-heran, bahkan sampai kehabisan akal lantaran tidak bisa menebak apa isi hati dan keinginan pasangannya, dan seterusnya. Hal kecil seperti ini bisa saja memunculkan konflik-konflik yang sebetulnya tidak perlu. Oleh karena itu, sebaiknya wanita utarakan saja apa sih keinginannya pada pasangan, dan pria bisa mencoba untuk menghargai keinginan pasangan, supaya stabilitas hubungan terjaga dengan baik.

Mengenai perilaku seksual, ternyata tidak jauh berbeda. Wanita cenderung menyembunyikan keinginannya dan berpura-pura merasakan kepuasan saat berhubungan dengan pasangan, yang penting pasangannya terpuaskan dan semuanya akan baik-baik saja. Sebenarnya hal ini harus dihindari agar kesejahteraan si wanita terjaga dan justru keduanya bisa, bahkan sangat mungkin untuk sama-sama merasakan kepuasan. Caranya adalah dengan mencari tahu beberapa titik penting yang disenangi di tubuh pria maupun wanita itu sendiri agar dapat mencapai kepuasan seksual.

Selain alat reproduksi, ternyata otak dan kulit juga memainkan peran penting. Sentuhan demi sentuhan yang dilakukan oleh pasangan saat melakukan hubungan seksual dapat memberikan sinyal ke otak bahwa ini hal yang disenanginya sehingga dapat membantu pasangannya untuk mencapai kepuasan. Maka dari itu, cobalah untuk bertanya, mencari tahu dan mengenali titik-titik penting pada suami atau istri anda (mungkin di sekitar leher, telinga, kaki, tergantung pasangan masing-masing karena pasti pasangan yang satu berbeda dengan yang lainnya) agar keduanya sama-sama dapat merasakan kepuasan saat melakukannya.

Penting untuk keduanya sama-sama merasakan kepuasan, karena bagaimanapun juga sesuatu yang menyenangkan akan lebih terasa jika dapat dirasakan bersama-sama, tidak hanya dirasakan oleh suami, ataupun istrinya saja. Katakan saja apa yang sebenarnya anda inginkan, hargailah kebutuhan dan keinginan anda. Tetapi cobalah untuk mengomunikasikannya dengan baik, karena bisa saja pasangan merasa tersinggung dan merasa sensitif ketika anda mengutarakannya. Mungkin pasangan akan menjadi rendah diri karena menyangka dirinya tidak dapat memuaskan kebutuhan seksual anda, ataupun sebaliknya. Anda dapat melakukannya dengan cara memberitahukan pada pasangan titik mana yang anda senangi, juga yang tidak anda senangi dengan baik-baik dan jangan lupa untuk menanyakan bagian mana yang disenangi pasangan, karena sebuah pasangan pada hakikatnya terdiri dari dua orang yang seharusnya saling menghargai, menghormati dan memperhatikan perasaan, serta kesejahteraan pasangannya agar dapat tercapai keseimbangan yang setara.

4 September 2013

Apa? Putus? (Novi)

Seringkali kata putus terdengar pada individu yang sedang menjalani sebuah hubungan mulai dari cinta monyet, pelampiasan, hingga serius. kata-kata ini juga sering terdengar dalam sebuah hubungan dengan sangat mudah, apalagi baru beberapa minggu pacaran sudah mengucapkan kata putus. Apa sih yang membuat kata tersebut dengan mudahnya keluar?

Walaupun terdengar sepele, sebenarnya penting sekali loh memelihara sebuah komunikasi yang baik dalam sebuah hubungan. Justru komunikasi adalah salah satu kunci dalam mempererat sebuah hubungan. jika dalam sebuah hubungan mengalami komunikasi yang buruk, hal ini memungkinkan kata "putus" keluar di setiap individu. Komunikasi yang buruk membuat seseorang lama-lama jengkel kemudian menjadi emosi dan akhirnya tanpa di sadari kata putuslah yang keluar dengan mudah dari mulut kita, padahal putus itu bukan menyelesaikan masalah akan tetapi menambah masalah di mana ada yang bergalau ria dengan penyesalannya atau menjadi tidak bersemangat akibat sakit hati dengan pasangannya atau mungkin menjadi pertengkaran yang sengit setelah kata tsb dilontarkan.

Komunikasi yang buruk tercipta karena adanya salah paham dalam menerjemahkan maksud yang diutarakan oleh pasangan, tidak suka di kritik, suka menuntut dan hanya ingin didengarkan saja alias tidak mau mendengar perkataan orang lain yang sebenarnya mungkin saja perkataan tersebut dapat merubah pasangannya ke arah pribadi yang lebih baik. Komunikasi seperti inilah yang secara tidak langsung akan menimbulkan kata "lu tuh ye GAK PERNAH atau SELALU atau SERING BANGET bla bla bla". Padahal mungkin pasangan anda baru pertama kali melakukan kesalahan tapi di judge dengan kata-kata seperti itu. Semakin lama hal itu mungkin memicu emosional seseorang yang mungkin dapat berakibat fatal baik dalam hubungan maupun kepada pasangannya. Apalagi jika emosinya tidak dapat dikendalikan, kekerasan fisik mungkin bisa terjadi.

Maka dari itu jika ingin menjalani hubungan yang baik dengan pasangan, binalah komunikasi yang baik sedini mungkin. Kemudian, khusus untuk para wanita, jika ingin, butuh atau minta sesuatu yah ungkapkan langsung kepada pasangannya jangan mengutarakan maksud dengan simbol, gestur ataupun dengan kata bertele-tele karena pria itu rata-rata tidak dapat menterjemahkan maksud anda melalui bahasa tubuh atau perkataan, beda sama perempuan yang dapat memahami betul gestur atau bahasa isyarat seseorang. Serta dalam menjalin hubungan yang paling penting adalah pahami dan kenali kebutuhan pasangan anda, coba pahami dan mengerti akan sesuatu yang dibutuhkan oleh pasangan kita. Karna dalam pacaran hal yang terpenting adalah saling melengkapi dan batasi sejauh mana hubungan tersebut akan dijalani, jangan sampai melanggar aturan yang pernah pertama kali diucap. ^^ 

4 September 2013