Keep Learning and Be Grateful (Cherine Sugiarto)
Perkuliahan Teknik Wawancara ditutup manis dengan adanya 3 praktikum wawancara yang masing-masing ber-setting PIO, Pendidikan, dan Klinis. Pada minggu pertama saat praktikum wawancara PIO, kelompok saya mendapat giliran pertama sebagai interviewer. Hal ini agak membuat saya kocar-kacir, karena jujur saya belum mendapat gambaran bagaimana wawancara nanti dan belum melihat bagaimana cara mempraktekkannya dari kelompok lain. Alhasil, saya berhasil menyelesaikannya, meskipun masih ada kekurangan di sana-sini…
Minggu kedua wawancara berlanjut ke topik Pendidikan. Saya berpikir bahwa wawancara ini lebih mudah daripada PIO kemarin karena topiknya sangat berhubungan dengan kegiatan sehari-hari, yaitu masalah pemilihan jurusan di perguruan tinggi. Dan ternyata benar. Saya merasa lebih lancar dalam bertanya jika sedang menjadi pewawancara, lebih tahu gambaran teknik wawancara yang seharusnya, dan lebih santai dibanding minggu kemarinnya :D
Nah minggu terakhir ini, wawancara berlanjut ke topik terakhir, yaitu Klinis. Sebenarnya saya agak kurang memiliki gambaran wawancara dengan setting klinis, karena saya masih penasaran bakal “diapakan” kita saat berkunjung ke psikolog :P.. Kadang masih bingung apa yang perlu ditanya, karena kita harus memahami kasus yang kita tangani lebih dalam. Apalagi untuk jadi kliennya. Untungnya permintaan kelompok lain tidak macam-macam :D. Ada yang unik sekaligus menggelikan dalam wawancara minggu ketiga ini. Kelompok saya memilih kasus anoreksia dalam setting klinis ini, tetapi kami malah mendapat klien yang satu kelompok anggotanya laki-laki semua. Padahal, gangguan ini lebih banyak diderita oleh perempuan. Kliennya menjadi bingung, kelompok kamipun juga menjadi bingung hahaha…
Oh iya, Sabtu minggu kemarin kami juga mendapat tugas akhir mewawancarai orang lanjut usia di panti. Saya mendapat panti RPLU. Di sana saya bisa belajar lebih banyak betapa kerasnya kehidupan yang sesungguhnya, sekaligus bersyukur karena nasib saya tergolong masih jauh lebih beruntung dibanding mereka. Sebagian besar dari mereka diambil dari jalanan, ada juga yang dibuang keluarga mereka, anak entah pergi ke mana, ada juga yang terkena sakit penyakit. Saya juga jadi teringat kedua orang tua saya, bagaimana jika mereka tua nanti, Saya bertekad tidak akan meninggalkannya seperti yang anak-anak oma-opa itu telah lakukan kepada mereka, meskipun mungkin saya tidak mengetahui alasan mereka menelantarkan orang tuanya.
Saya sampai berganti subyek 2 kali. Kedua subyek saya memang memiliki latar belakang pendidikan yang sangat berbeda. Sabtu minggu pertama saya mewawancarai subyek pertama saya. Ada hal-hal yang bisa saya dapatkan meskipun sedikit dan tidak jelas informasinya, mungkin juga dapat disebabkan oleh penyakit yang diderita subyek. Kemudian, saya datang kembali Sabtu minggu depannya lagi dan berganti subyek. Kami bercerita panjang sekali, sampai sejam lebih lamanya. Saya banyak mendapatkan pelajaran berharga dari subyek kedua saya ini. Kedua subyek saya ini memang berbeda latar belakang pendidikan dan status sosial ekonominya dahulu, namun ada beberapa hal yang bisa saya simpulkan. Mereka sama-sama ingin diperhatikan kita dan sebenarnya mereka sangat membutuhkan teman bercerita. Mereka ingin sekali diperhatikan keluarga mereka, jadi ketika keluarga mereka tidak ada di samping mereka, banyak dari mereka yang sebenarnya merasa senang sekali melihat kedatangan kita :’)
20 Mei 2013
Minggu kedua wawancara berlanjut ke topik Pendidikan. Saya berpikir bahwa wawancara ini lebih mudah daripada PIO kemarin karena topiknya sangat berhubungan dengan kegiatan sehari-hari, yaitu masalah pemilihan jurusan di perguruan tinggi. Dan ternyata benar. Saya merasa lebih lancar dalam bertanya jika sedang menjadi pewawancara, lebih tahu gambaran teknik wawancara yang seharusnya, dan lebih santai dibanding minggu kemarinnya :D
Nah minggu terakhir ini, wawancara berlanjut ke topik terakhir, yaitu Klinis. Sebenarnya saya agak kurang memiliki gambaran wawancara dengan setting klinis, karena saya masih penasaran bakal “diapakan” kita saat berkunjung ke psikolog :P.. Kadang masih bingung apa yang perlu ditanya, karena kita harus memahami kasus yang kita tangani lebih dalam. Apalagi untuk jadi kliennya. Untungnya permintaan kelompok lain tidak macam-macam :D. Ada yang unik sekaligus menggelikan dalam wawancara minggu ketiga ini. Kelompok saya memilih kasus anoreksia dalam setting klinis ini, tetapi kami malah mendapat klien yang satu kelompok anggotanya laki-laki semua. Padahal, gangguan ini lebih banyak diderita oleh perempuan. Kliennya menjadi bingung, kelompok kamipun juga menjadi bingung hahaha…
Oh iya, Sabtu minggu kemarin kami juga mendapat tugas akhir mewawancarai orang lanjut usia di panti. Saya mendapat panti RPLU. Di sana saya bisa belajar lebih banyak betapa kerasnya kehidupan yang sesungguhnya, sekaligus bersyukur karena nasib saya tergolong masih jauh lebih beruntung dibanding mereka. Sebagian besar dari mereka diambil dari jalanan, ada juga yang dibuang keluarga mereka, anak entah pergi ke mana, ada juga yang terkena sakit penyakit. Saya juga jadi teringat kedua orang tua saya, bagaimana jika mereka tua nanti, Saya bertekad tidak akan meninggalkannya seperti yang anak-anak oma-opa itu telah lakukan kepada mereka, meskipun mungkin saya tidak mengetahui alasan mereka menelantarkan orang tuanya.
Saya sampai berganti subyek 2 kali. Kedua subyek saya memang memiliki latar belakang pendidikan yang sangat berbeda. Sabtu minggu pertama saya mewawancarai subyek pertama saya. Ada hal-hal yang bisa saya dapatkan meskipun sedikit dan tidak jelas informasinya, mungkin juga dapat disebabkan oleh penyakit yang diderita subyek. Kemudian, saya datang kembali Sabtu minggu depannya lagi dan berganti subyek. Kami bercerita panjang sekali, sampai sejam lebih lamanya. Saya banyak mendapatkan pelajaran berharga dari subyek kedua saya ini. Kedua subyek saya ini memang berbeda latar belakang pendidikan dan status sosial ekonominya dahulu, namun ada beberapa hal yang bisa saya simpulkan. Mereka sama-sama ingin diperhatikan kita dan sebenarnya mereka sangat membutuhkan teman bercerita. Mereka ingin sekali diperhatikan keluarga mereka, jadi ketika keluarga mereka tidak ada di samping mereka, banyak dari mereka yang sebenarnya merasa senang sekali melihat kedatangan kita :’)
20 Mei 2013
0 komentar:
Posting Komentar