Setiap Individu adalah Unik, namun Beberapa Di Antaranya Sangat Unik (Melly Preston)


Kamis, 16 Mei 2013, kelas Perilaku Seksual membahas hal yang menurut saya paling menarik perhatian, yaitu Parafilia dan Rape. Di bagian Parafilia dibahas tentang bermacam-macam jenis cara orang untuk mendapatkan rangsangan seksual yang sama sekali berbeda dari orang pada umunya. Beberapa diantaranya yang menurut saya paling tidak masuk akal adalah mendapatkan rangsangan seksual dengan mendapatkan rasa sakit atau dipermalukan (masochism) dan mengenakan pakaian lawan jenis (fetishism).

Apabila kita mengetahui salah satu diantara teman atau kenalan kita adalah parafilia, bagaimana perilaku kita seharusnya terhadap orang tersebut? Kebanyakan dari kita mungkin akan menimbulkan reaksi takut, jijik, atau benci terhadap orang tesebut. Reaksi yang muncul pasti lebih banyak reaksi negatifnya. Bahkan rekasi ini juga terjadi di kelas ketika pembahasan sedang berlangsung.

Reaksi negatif yang muncul sebetulnya adalah sebuah sikap negatif kita terhadap perilaku atau (kasarnya) keanehan mereka. Akan tetapi, sering kali sikap negatif tersebut berimbas sampai ke orangnya sekaligus. Padahal kalau kita mencari tahu penyebab mereka menjadi seperti demikian, reaksi kita terhadap orangnya mungkin akan berbeda. Contohnya adalah kasus pedofilia yang dilakukan oleh kakek-kakek yang sudah pernah beberapa kali diberitakan di televisi. Reaksi pertama orang pada kakek tersebut mungkin adalah marah sekali dan jijik terhadap kakek tersebut.
Berdasarkan riset-riset, seorang pedofilia juga kemungkinan dulunya adalah korban dari pedolifia.. Hukuman penjara sering kali tidak membuat mereka jerah karena mereka sendiri tidak dapat mengontrol hal yang terjadi pada diri mereka. Jadi sebetulnya mereka adalah orang yang perlu untuk ditangani dengan baik dan intens secara psikologis (salah satunya), bukan dihukum saja.
Hal pertama yang saya pikir perlu untuk dilakukan adalah berusaha menerima atau memperlakukan orang sebagaimana seorang manusia bagaimana pun orangnya atau apa pun yang pernah ia lakukan. Kesampingkan dulu penilaian negatif kita terhadap orang tersebut. (Sulit? Ya, itu memang sulit. Itulah yang saya dan teman-teman pelajari dan latih dalam Psikologi.) Bagaimana pun, setiap manusia memiliki kebutuhan yang sama untuk mendapatkan rasa aman, dicintai, untuk diterima oleh orang lain.
Selanjutnya untuk bagian Rape atau Pemerkosaan. Untuk hal ini saya masih kekeh dengan prinsip saya bahwa pelaku pemerkosaan harus dihukum karena perbuatan mereka jelas kriminal, tidak beradab dan tidak manusiawi. Perbuatan mereka jelas meremukan hidup korbannya sampai berkeping-keping. Setiap kali mendengar cerita tentang bagaimana para korban pemerkosaan, khususnya pada saat kejadian Mei ’98, rasanya sungguh memilukan sampai-sampai saya tidak dapat menahan air mata. Yang lebih memilukan adalah ketika ada yang justru menyalahkan para korban sebagai penyebab dari pemerkosaan yang terjadi pada diri mereka sendiri. Pada akhirnya banyak yang menyimpan luka tersebut sendiri karena merasa apa yang terjadi+diri mereka sendiri adalah aib.
Pelajaran yang paling penting dari hal ini bagi diri sendiri adalah berusaha sebaik mungkin menjaga diri kita dan orang di sekitar, khususnya yang kita sayangi. Kalau pun ada diantara yang kita kenal adalah korban pemerkosaan, mari kita tanya apa yang mereka perlukan; apa yang dapat kita lakukan untuk mereka? Mereka pastinya perlu dukungan sosial untuk dapat bangkit kembali. Tapi ingat, jangan memaksa yah.. J
 
22 Mei 2013

0 komentar:

Posting Komentar