Dasar-dasar Keterampilan Wawancara (Felicia Limantara)
Hal yang paling penting ialah kemampuan membina rapor dengan klien. hal ini dilakukan agar klien dapat merasa nyaman, terbuka dan percaya dengan kita, dengan begitu klien akan dengan terbuka dan nyaman menceritakan permasalahan yang sedang dihadapinya. mungkin proses pembinaan rapor ini tidak dapat terbina dengan sekali pertemuan. namun sebagai psikolog, konselor atau terapis, harus membina rapor terlebih dahulu, karena cerita yang akan klien ungkapkan adalah mungkin cerita yang tidak mengenakkan, bersifat traumatik bagi klien, dan lainnya.
berikutnya adalah empati. ini juga merupakan hal yang penting dalam keterampilan wawancara karena sangat penting kita sebagai pendengar yang baik dapat merasakan emosi yang dialami dan dirasakan oleh klien. Walaupun penting untuk bisa merasakan apa yang klien rasakan, namun catatan penting bahwa kita tidak boleh terhanyut dalam kesedihan cerita yang klien ungkapkan.
hal berikutnya ialah attending behavior. apa si attending behavior itu? attending behavior adalah kita memberikan waktu kepada klien untuk bercerita mengenai diri mereka. pada saat ini, kita harus fokus pada klien dan mendengarkannya dengan adanya kontak mata, anggukkan kepala sebagai tanda “okey” atau “yaa”. respon-respon ini penting agar klien tau bahwa kita mendengarkannya dan memperhatikan mereka. karena tidak enak loh kalau kita lagi cerita ternyata si pendengarnya gak fokus atau ga perhatiin kita lagi cerita. :p
dalam wawancara, teknik bertanya dibagi menjadi dua bagian yaitu pertanyaan terbuka dan pertanyaan tertutup. pertanyaan terbuka yaitu dimana kita tidak mengarahkan klien, klien bebas mengekspresikan perasaannya, klien juga bebas bercerita. sedangkan pertanyaan tertutup ialah pertanyaan yang merujuk pada jawaban “ya” atau “tidak”.
dalam pelajaran ini hal penting yang saya catat ialah bagaimana kita merespon klien, kita tidak boleh terlalu berlebihan atau kata orang-orang jangan lebay seperti “Oh yaa??!”, “Terus gimana???, “Ya ampun!!” namun kita juga ga boleh terlalu datar dan tidak berekspresif dalam merespon seperti contohnya hanya diam atau “mmmh” Selain itu, hal penting lainnya yang saya catat ialah kita harus fokus dan menjadi pendengar yang baik saat wawancara dilakukan. Nah, yuk kita belajar jadi pendengar yang baik, ga enak loh orang lagi cerita terus dicuekin. :p
Sekian dulu post saya kali ini mengenai keterampilan dasar wawancara, enjoy
19 Maret 2013
0 komentar:
Posting Komentar