Love – berkembang seiring berjalannya kehidupan (Yanhardi Chandrawan)
Universitas Tarumanagara, Fakultas Psikologi, merupakan tempat dilaksanakannya kelas perilaku seksual di hari Kamis sore. Pertemuan kali ini membahas tentang love and intimacy, dan salah satu kalimat yang paling melekat bagi saya ada bahwa Love develops over the life cycle-bahwa cinta itu berkembang seiring dengan berjalannya siklus kehidupan. Mulai dari masa balita, di mana kedekatan dimulai kepada Ibu, atau pengasuh. Sampai ketika masa remaja di mana kita mulai memberontak orang tua kita, dan mulai mencari dan mencoba cara-cara orang dewasa memaknai cinta. Intinya di sini, bahwa membangun cinta bukan hanya soal ketika kita menemukan pasangan hidup saja. Namun kita harus memenuhi diri kita dengan penuh cinta kasih, bahkan sejak awal kehidupan. Dengan begitu atribut atau sifat penuh cinta kasih akan bertumbuh terus dalam diri kita, sehingga lama-lama menjadi sebuah kebiasaan dalam berpikir dan bertindak.
Karena itu bagi kalian, teman-teman saya, terutama yang sebentar lagi menjadi orangtua. Ingatlah bahwa anak kalian akan selalu mengingat apa yang mereka dengar, lihat, dan rasakan dari perilaku kalian ketika di depannya. Gambaran tersebutlah yang kemudian akan menjadi patokan dan cara dia hidup di kemudian harinya. Kebudayaan dan adat istiadat memang baik, tetapi jangan sampai hal tersebut menjadi penghalang atau bahkan penghancur kehidupan berkeluarga anda, kehidupan anak anda kelak. Jadilah orang yang cerdas dalam berpikir dan bertindak, jangan terbawa arus kehidupan yang tidak jelas arahnya dikarenakan banyaknya pengaruh buruk dari luar. Berperilakulah seperti yang kau inginkan pada anakmu kelak, karena itu merupakan salah satu langkah awal untuk menjadikan anakmu manusia yang baik, atau bahkan lebih baik dari generasi kita.
28 Agustus 2013
Karena itu bagi kalian, teman-teman saya, terutama yang sebentar lagi menjadi orangtua. Ingatlah bahwa anak kalian akan selalu mengingat apa yang mereka dengar, lihat, dan rasakan dari perilaku kalian ketika di depannya. Gambaran tersebutlah yang kemudian akan menjadi patokan dan cara dia hidup di kemudian harinya. Kebudayaan dan adat istiadat memang baik, tetapi jangan sampai hal tersebut menjadi penghalang atau bahkan penghancur kehidupan berkeluarga anda, kehidupan anak anda kelak. Jadilah orang yang cerdas dalam berpikir dan bertindak, jangan terbawa arus kehidupan yang tidak jelas arahnya dikarenakan banyaknya pengaruh buruk dari luar. Berperilakulah seperti yang kau inginkan pada anakmu kelak, karena itu merupakan salah satu langkah awal untuk menjadikan anakmu manusia yang baik, atau bahkan lebih baik dari generasi kita.
28 Agustus 2013
0 komentar:
Posting Komentar