Love is not about gender (Bella Remia)
Dalam proses pencarian pasangan hidup, pencarian intimasi dan komitmen, seorang laki-laki pada umumnya menginginkan seorang perempuan dan seorang perempuan juga menginginkan seorang laki-laki. Tetapi faktanya, hubungan percintaan tidak hanya terjadi pada dua insan dengan jenis kelamin berbeda. Seorang laki-laki bisa saja hanya memiliki afeksi secara seksual dan emosional dengan seorang laki-laki dan sama halnya dengan perempuan. Hal inilah yang kita sebut dengan homoseksual dimana homoseksual laki-laki disebut sebagai gay dan homoseksual pada perempuan disebut sebagai lesbian. Bagaimana dengan laki-laki yang menyukai sesama laki-laki tetapi dapat juga menyukai perempuan? Nah, orientasi seksual yang seperti itu disebut dengan biseksual.
Masyarakat timur dan masyarakat pada umumnya menganggap bahwa homoseksual adalah suatu jenis penyakit penyimpangan seksual. Apakah benar begitu? Menurut saya tidak. Mengapa? Karena cinta tidak harus terbatas pada suatu obyek tertentu. Setiap orang memiliki hak untuk memilih orang yang ia cintai. Masyarakat mungkin berpendapat bahwa hal tersebut adalah tabu dan terlarang menurut adat dan agama. Tetapi bukankah apabila hal tersebut tidak menganggu dan merugikan siapapun? Perdebatan seperti ini tidak akan berujung dan tidak akan menemukan solusi pemecahan. Kebenaran itu tergantung mata yang memandang. Anda tidak dapat memaksakan kebenaran yang Anda pegang. Kaum homoseksual akan mempertahankan pendapatnya dan begitu juga dengan kaum heteroseksual. Andai saja dua kaum tersebut dapat saling menerima dan memahami, bukankah dunia akan lebih damai? Toh mereka tidak saling merugikan.
Jika dipikir-pikir secara lebih kritis, kaum homoseksual menyumbang hal penting juga untuk dunia. Apakah itu? Berkurangnya angka kelahiran. Yah, bayangkan kalau semua manusia di dunia adalah heteroseksual. Angka kelahiran akan melonjak lahir sedangkan angka kematian akan bergerak stabil seperti sekarang. Bisa dibayangkan apa jadinya dunia apabila kebanyakan manusia? Yah, itu yang ada di imajinasi Anda sekarang akan terjadi. Maka, dunia sebenarnya sudah diciptakan agar stabil oleh suatu tangan yang tidak terlihat. Hargailah mereka yang berbeda dengan Anda. Saya secara pribadi tidak dapat mengerti mengapa orang-orang sangat anti terhadap para homoseksual, menentang keberadaan mereka dan sebagainya. Menurut saya, itu adalah hak dan pilihan mereka. Terima saja, buka hati dan pikiran Anda. Mereka sebenarnya tidak patut dikucilkan.
Terdapat banyak faktor yang dapat menyebabkan seseorang menjadi homoseksual. Faktor susunan otak, lingkungan, konflik keluarga dan masih banyak lagi. Apakah mereka dapat disembuhkan? Wait, kata "Disembuhkan" kayaknya tidak tepat karena homoseksual bukan penyakit. Memaksa para homoseksual untuk memakai topeng dan mencintai lawan jenis bukanlah hal yang bagus. Hal tersebut menciptakan konflik tersendiri di dalam diri para homoseksual. Mereka berpura-pura menjadi orang lain yang bukan diri mereka. Homoseksual bukan trend masa kini yang harus diikuti. Anda hanya perlu menjadi diri Anda senyaman mungkin. Jika Anda adalah heteroseksual maka nikmatilah, apabila Anda adalah homoseksual maka nikmatilah. Tidak ada patokan benar dan salah, sekali lagi kebenaran itu menurut mata yang memandang.
Terdapat isu yang beredar di masyarakat, tidak tahu asalnya dari mana, bahwasanya setiap lesbian akan tertarik pada semua wanita dan setiap gay akan tertarik pada semua pria. Tampaknya masyarakat percaya akan hal tersebut. Terbukti atas banyaknya homophobic dimana mereka tidak mau berteman dengan para homoseksual. Hubungan percintaan antara kaum homoseksual dengan heteroseksual sebenarnya tidak ada bedanya. Hubungan percintaan mereka juga didasari oleh passion, intimacy, dan commitment. Ubah mindset Anda menjadi lebih positif terhadap kaum mereka. Bukan berarti Anda harus ikut-ikutan untuk menjadi homoseskual. Nikmatilah diri Anda apapun orientasi seksual Anda selama Anda tidak merugikan siapapun. Sejahterakan diri Anda.
Love whoever worth your love!
Love whoever worth your heart!
Love is not about gender
Love is just love
No limit, no rule...
17 September 2013
0 komentar:
Posting Komentar