Until Death do Us Apart (Meylisa Permata Sari)

Pada minggu ini, kelas Perilaku Seksual membicarakan mengenai adulthood sexual relationship. No, saya tidak akan menulis bagaimana mereka melakukan hubungan seksual. Lebih ke arah hubungan orang dewasa itu sendiri.
Sebelum menikah, sebagian besar pasangan terlibat dalam hubungan berpacaran. Dalam hubungan ini, mereka mencoba untuk mengenali satu sama lain (seharusnya mengenali pribadinya loh, bukan fisiknya). Setelah beberapa waktu menjalin hubungan, pasangan akan menentukan apakah mereka akan melanjutkan hubungan ke jenjang selanjutnya ataukah memutuskan hubungan. Memutuskan hubungan bukanlah keputusan yang mudah, terlebih jika hubungan tersebut telah dibangun dalam waktu yang lama beberapa pasangan mungkin telah menjalin hubungan dalam waktu yang cukup panjang, namun setelah mengenal, ternyata tidak cocok satu sama lain untuk dilanjutkan dalam pernikahan. Bagi saya, ada baiknya untuk berpisah saja kalau memang tidak cocok, daripada nanti membuat “neraka” rumah tangga, karena keukuh dilanjutkan hanya karena sayang sudah buang “investasi” yang banyak.
Kemudian, jika akhirnya memutuskan untuk menikah nantinya, seseorang harus berusaha untuk membangun keluarga yang bahagia. Bukan berarti tidak ada masalah, namun bagaimana anggota keluarga saling bekerja sama dalam menyelesaikan masalah tersebut. Tiap masalah yang dihadapi dan diselesaikan, hal tersebut dapat memperkuat hubungan. Hingga akhirnya pasangan menjadi tua bersama.
Pada hari Minggu, kakak dan saya sering pergi untuk makan pagi di sebuah kedai kopi. Setiap kali kami ke sana, kami melihat sepasang opa dan oma yang juga menikmati secangkir kopi dan roti. Mereka menggunakan pakaian berolahraga, seakan sehabis olahraga pagi bersama. Saya sering mengobservasi mereka, terkadang “nguping”. Ada saja yang mereka bicarakan, masalah politik, sosial, dsb. Sehabis berbicara dan menghabiskan makanan dan minuman, mereka keluar bersama.
Bagi saya mereka adalah pasangan yang hebat. Saya tidak tahu bagaimana cara mereka mempertahankan hubungan mereka dengan baik (walaupun hanya dari luar). Mereka menghabiskan waktu bersama dan saling berinteraksi, tidak dalam dunia masing-masing, walaupun mungkin mereka telah bersama dalam waktu yang lama.
Sepasang opa oma tersebut dapat kita jadikan sebagai contoh. Di usia mereka yang sudah lanjut, mereka tetap saling bertukar pikiran, bahkan rutin mengikuti kegiatan bersama. Saat memilih untuk menikah nanti, carilah pasangan yang kita dapat hidup bersama selamanya, jangan sebatas seperti opa oma, jika bisa lebih, hingga maut yang memisahkan.
“So it’s not gonna be easy. It’s going to be really hard; we’re gonna have to work at this everyday, but I want to do that because I want you. I want all of you, forever, everyday. You and me… everyday.”
― Nicholas Sparks, The Notebook

“I don’t want to be married just to be married. I can’t think of anything lonelier than spending the rest of my life with someone I can’t talk to, or worse, someone I can’t be silent with.”
― Mary Ann Shaffer

24 September 2013

0 komentar:

Posting Komentar