5 TIPS Agar Anak Terhindar dari Cedera Saat Olahraga
Olahraga sangat penting untuk pertumbuhan anak-anak.
Nah untuk menghindari cedera pada anak saat sedang berolahraga, bis mengikuti tips di bawah ini.
5 TIPS Agar Anak Terhindar dari Cedera Saat Berolahraga.
1. Anak berolahraga di luar pengawasan guru olahraga atau pelatih
Menurut sebuah penelitian yang dipresentasikan dalam American Academy of Pediatrics National Conference tahun lalu, tingkat cedera pada anak-anak meningkat hingga 1,7 kali lipat ketika melakukan kegiatan olahraga tanpa didampingi oleh guru olahraga atau pelatihnya.
2. Anak menekuni satu cabang olahraga dengan sangat intensif.
Ketika anak menggemari olahraga tertentu, dirinya akan meluangkan lebih banyak waktu untuk melibatkan diri dalam tim olahraga, seperti taekwondo. Keikutsertaannya dalam tim olahraga dapat memaksa anak untuk semakin mengasah keterampilannya dan lebih intens berolahraga.
Menurut sebuah penelitian yang dilakukan di Loyola University's Health System, anak-anak yang menghabiskan lebih dari 75 persen waktunya untuk menekuni satu cabang olahraga tertentu saja, memiliki risiko cedera hingga 2 kali lipat, termasuk hal-hal serius seperti patah tulang belakang.
Semakin sering anak melakukan olahraga yang sama, dirinya akan semakin sering melakukan gerakan berulang yang menyebabkan stres pada tubuh. Olahraga memang baik untuk memperkuat tubuh, tetapi olahraga dengan gerakan yang sama dan intensitas tinggi tidak dianjurkan untuk anak-anak.
3. Anak tidak mendapatkan waktu tidur yang mencukupi
Anda tentu telah mengetahui bahwa anak yang kurang tidur, memiliki performa yang buruk di sekolah, begitu juga ketika berolahraga. Menurut sebuah studi dalam Journal of Pediatrics, anak yang kurang tidur lebih rentan cedera hingga 68 persen dibandingkan anak yang memiliki lebih banyak waktu untuk tidur malam.
Kurang tidur telah terbukti mempengaruhi fungsi motorik, suasana hati dan fungsi kognitif, yang semuanya dapat mempengaruhi anak. Pastikan anak mendapatkan waktu tidur hingga 8 jam atau lebih tiap malamnya agar terhindar dari risiko cedera saat berolahraga.
Kebanyakan anak-anak tidak begitu memperhatikan bagaimana teknik yang benar dalam berolahraga. Sehingga diperlukan pengawasan oleh orang yang lebih ahli untuk mencegah anak melakukan gerakan-gerakan yang dapat menyebabkan cedera.
4. Anak mengonsumsi minuman olahraga atau minuman energi
Konsumsi minuman olahraga mungkin tidak mempromosikan cedera parah seperti terkilirnya pergelangan kaki dan sebagainya, akan tetapi minuman ini dapat menyebabkan kerusakan gigi. Gigi yang rusak bukanlah cedera olahraga yang merupakan efek samping dari konsumsi minuman dengan pemanis.
Sebuah studi dalam jurnal General Dentistry menemukan bahwa konsumsi minuman olahraga dalam tingkat yang lebih tinggi dapat menyebabkan keasaman dalam mulut dan mengakibatkan kerusakan permanen pada gigi, mengikis enamel dan membuat gigi lebih rentan terhadap pembusukan.
5. Anak tidak mendapatkan vitamin D yang cukup
Sebuah studi yang melibatkan anak-anak perempuan yang berusia 9 sampai 15 tahun, menunjukkan bahwa kadar vitamin D berpengaruh terhadap besarnya risiko seorang anak untuk mengembangkan cedera ketika berolahraga. Berikan makanan yang mengandung vitamin D seperti salmon, produk susu fortifikasi, atau suplemen vitamin D yang dianjurkan oleh dokter.
*detik
Nah untuk menghindari cedera pada anak saat sedang berolahraga, bis mengikuti tips di bawah ini.
5 TIPS Agar Anak Terhindar dari Cedera Saat Berolahraga.
1. Anak berolahraga di luar pengawasan guru olahraga atau pelatih
Menurut sebuah penelitian yang dipresentasikan dalam American Academy of Pediatrics National Conference tahun lalu, tingkat cedera pada anak-anak meningkat hingga 1,7 kali lipat ketika melakukan kegiatan olahraga tanpa didampingi oleh guru olahraga atau pelatihnya.
2. Anak menekuni satu cabang olahraga dengan sangat intensif.
Ketika anak menggemari olahraga tertentu, dirinya akan meluangkan lebih banyak waktu untuk melibatkan diri dalam tim olahraga, seperti taekwondo. Keikutsertaannya dalam tim olahraga dapat memaksa anak untuk semakin mengasah keterampilannya dan lebih intens berolahraga.
Menurut sebuah penelitian yang dilakukan di Loyola University's Health System, anak-anak yang menghabiskan lebih dari 75 persen waktunya untuk menekuni satu cabang olahraga tertentu saja, memiliki risiko cedera hingga 2 kali lipat, termasuk hal-hal serius seperti patah tulang belakang.
Semakin sering anak melakukan olahraga yang sama, dirinya akan semakin sering melakukan gerakan berulang yang menyebabkan stres pada tubuh. Olahraga memang baik untuk memperkuat tubuh, tetapi olahraga dengan gerakan yang sama dan intensitas tinggi tidak dianjurkan untuk anak-anak.
3. Anak tidak mendapatkan waktu tidur yang mencukupi
Anda tentu telah mengetahui bahwa anak yang kurang tidur, memiliki performa yang buruk di sekolah, begitu juga ketika berolahraga. Menurut sebuah studi dalam Journal of Pediatrics, anak yang kurang tidur lebih rentan cedera hingga 68 persen dibandingkan anak yang memiliki lebih banyak waktu untuk tidur malam.
Kurang tidur telah terbukti mempengaruhi fungsi motorik, suasana hati dan fungsi kognitif, yang semuanya dapat mempengaruhi anak. Pastikan anak mendapatkan waktu tidur hingga 8 jam atau lebih tiap malamnya agar terhindar dari risiko cedera saat berolahraga.
Kebanyakan anak-anak tidak begitu memperhatikan bagaimana teknik yang benar dalam berolahraga. Sehingga diperlukan pengawasan oleh orang yang lebih ahli untuk mencegah anak melakukan gerakan-gerakan yang dapat menyebabkan cedera.
4. Anak mengonsumsi minuman olahraga atau minuman energi
Konsumsi minuman olahraga mungkin tidak mempromosikan cedera parah seperti terkilirnya pergelangan kaki dan sebagainya, akan tetapi minuman ini dapat menyebabkan kerusakan gigi. Gigi yang rusak bukanlah cedera olahraga yang merupakan efek samping dari konsumsi minuman dengan pemanis.
Sebuah studi dalam jurnal General Dentistry menemukan bahwa konsumsi minuman olahraga dalam tingkat yang lebih tinggi dapat menyebabkan keasaman dalam mulut dan mengakibatkan kerusakan permanen pada gigi, mengikis enamel dan membuat gigi lebih rentan terhadap pembusukan.
5. Anak tidak mendapatkan vitamin D yang cukup
Sebuah studi yang melibatkan anak-anak perempuan yang berusia 9 sampai 15 tahun, menunjukkan bahwa kadar vitamin D berpengaruh terhadap besarnya risiko seorang anak untuk mengembangkan cedera ketika berolahraga. Berikan makanan yang mengandung vitamin D seperti salmon, produk susu fortifikasi, atau suplemen vitamin D yang dianjurkan oleh dokter.
*detik
0 komentar:
Posting Komentar