kunjungan panti sosial (Annisa Ayu Primadani)


     Selama sebulan ini saya mendapatkan pengalaman yang sangat berharga. Dalam rangka mengerjakan tugas mata kuliah Teknik Wawancara, saya mengunjungi salah satu Panti Sosial di kawasan Jakarta Barat untuk mewawancarai salah satu WBS setempat. Pada awalnya saya sempat kaget karena ambience-nya yang sangat nyaman dan higienitas yang sangat terjaga. Jujur saja, dalam pikiran saya selama ini, kata panti sosial selalu memiliki konotasi yang negatif. Saya pikir, seperti panti-panti pada umumnya, tempatnya akan sempit, berisik dan agak jorok. Namun ternyata panti tersebut cukup luas dan bersih. Penghuni-penghuninya sangat bersahabat, petugasnya juga cukup helpful. Saya seperti berada di rumah sendiri.
     Awalnya saya datang bersama teman-teman sekelas. Namun karena kondisi saat itu yang sangat hectic, saya tidak berhasil mendapatkan subyek untuk diwawancarai. Karena itu lah saya terpaksa kembali lagi ke panti tersebut untuk kedua kalinya. Pada kunjungan kedua, saya ditemani 2 teman saya yang merupakan teman sekelompok saya pada project tersebut. Saat itu saya berangkat dari kampus tercinta sekitar pukul 13.30 siang. Mungkin memang nasib saya yang sedang sial, lagi-lagi saya belum berhasil mendapatkan data yang dibutuhkan karena di hari itu ada sebuah acara perpisahan yang diselenggarakan oleh suster-suster yang magang di panti tersebut.
     Saat acara perpisahan berlangsung, saya dan teman-teman diizinkan untuk menonton. Suster-suster tersebut mengadakan sebuah kuis yang pesertanya tidak lain adalah oma-oma tersebut. Walaupun mereka sudah cukup berumur dan memiliki kondisi fisik yang sudah tidak prima lagi, mereka masih bisa bersenang-senang. Bahkan ada salah satu oma yang heboh joged-joged dengan diiringi musik dangdut.
     Walaupun hari itu saya tidak berhasil wawancara, saya tidak merasa kecewa sama sekalikarena saya sangat menikmati kunjungan tersebut. Oma-oma di sana sangat friendly dan lucu-lucu dengan keunikannya masing-masing. Mungkin karena kebanyakan dari mereka sudah tidak memiliki keluarga lagi, mereka terlihat sangat senang ketika saya dan teman-teman mengajak mereka untuk ngobrol-ngobrol. Saya jadi ketagihan untuk main ke sana lagi.
     Pada kunjungan ketiga, akhirnya saya berhasil untuk mewawancarai salah satu oma di sana. Orangnya sangat ceria dan lucu. Pada saat wawancara, tidak ada kesulitan yang berarti karena beliau sangat kooperatif dan terbuka. Walaupun ia memiliki keterbatasan fisik dan tidak memiliki keluarga, beliau mampu mensyukuri keadaannya dan menjalani hidup layaknya orang-orang pada umumnya. Hal ini juga berlaku pada beberapa penghuni panti tersebut. Banyak hal-hal positif yang dapat dipelajari dari oma-oma tersebut. Saya juga semakin menyadari passion saya pada bidang klinis dewasa. Kelak jika saya sudah menjadi psikolog yang mumpuni, saya sangat ingin menolong orang-orang seperti mereka sesuai kemampuan saya.

26 Mei 2013

0 komentar:

Posting Komentar