it's my time (Ferary Agustini Saragih)
Kali ini saya akan sharing tentang pengalaman saya mengenai praktikum yang saya jalani dan kunjungan saya ke Panti Sosial Bina Daksa. Let’s talk.
Pada saat saya ke Panti Sosial Bina Daksa banyak pengalaman yang saya dapatkan. Salah satunya saya pada awalnya tidak mendapatkan subyek untuk diwawancara karena saya dan teman saya lebih memilih untuk berkeliling di sekitar panti tersebut, sehingga ketika ingin memulai mewawancarai subyek saya dan teman saya tidak kebagian subyek karena ada subyek yang sedang tidur dan subyek yang bangun sudah diwawancarai oleh teman saya yang lainnya sehingga saya dan teman saya menunggu untuk mewawancarai setelah mereka selesai melakukan wawancara. Setelah itu saya mendapatkan subyek yang baru bangun tidur dan langsung saya tanya tentang kebersediaannya untuk saya wawancarai. Singkat cerita, saya mewawancarai subyek sekitar 30 menit, selama waktu itu banyak sekali pengalam yang saya dapat dari cerita subyek. Berhubungan subyek saya terkena virus polio, sehingga terlihat secara fisik ada kekurangan dari subyek. Tetapi saya salut dengan subyek karena subyek tidak malu dan tetap optimis dalam menjalani hidup. Subyek juga bercerita bahwa subyek sempat kerja dibidang percetakan bagian desainer, jujur saya bangga dengan subyek bisa mendapatkan pekerjaan yang bagus seperti itu, karena bagi saya belum tentu orang yang lengkap secara fisik bisa mendapatkan posisi seperti subyek.
Okeee, kita berpindah ke topic selama saya melakukan praktikum di kampus. Praktikum hari pertama dengan setting pio, saya sangat gugup karena saya takut salah bertanya, takut kehabisan pertanyaan sebelum waktu habis, karena saya harus melakukan wawancara selama 10 menit. Tetapi banyak juga pengalaman seru yang saya dapat, seperti contoh saya menunggu giliran dipanggil oleh asdos untuk masuk ke ruang saya dan bersama teman-teman saya mempersiapkan diri sambil berlatih menjadi pewawancara yang baik. Saat itulah yang menarik karena bisa lebih dekat dengan satu sama lain dan bisa bersenda gurau dan bisa belajar dengan teman yang lainnya. Setelah hari itu berlalu, masuklah diminggu kedua praktikum teknik wawancara setting pendidikan. Saya dan kelompok saya lainnya berperan sebagai guru konseling di sekolah yang mempunya permasalahan mengenai seorang anak yang suka membully siswa lainnya. Pada saat itu saya senang karena bisa merasakan peran seperti guru bimbingan konseling saya pada waktu SMA. Saya bisa merasakan bagaimana peran dan perasaan menjadi seorang guru konseling. Masuk keminggu ketiga saya menjalani praktikum setting klinis, di sini menurut saya praktikum yang paling jelek yang pernah saya lakukan karena pada saat itu saya kehabisan pertanyaan pada saat sesi wawancara berlangsung sehingga saya bertanya lagi mengenai kehidupan sehari-hari subyek. Pada saat sesi wawancara juga saya sempat lupa tentang pertanyaan yang akan saya tanyakan, karena pada setting klinis tidak boleh membawa daftar pertanyaan ke dalam ruang wawancara sehingga saking gugupnya saya takut lupa pertanyaannya malah lupa beneran. Hahaha.
6 Juni 2013
0 komentar:
Posting Komentar