Pengalaman Wawancara (Andri Setia Darma)
Satu bulan terakhir ini, saya merasakan pengalaman yang sangat luar biasa. Tugas dan dan praktikum wawancara yang diberikan pada mata kuliah teknik wawancara memberikan banyak pelajaran bagi diri saya. Praktikum yang dilakukan di kampus dilakukan dengan cara role play. Kami diminta untuk mewawancarai satu sama lain. Adakalanya kami diminta berperan sebagai klien, observer, dan tentunya sebagai pewawancara. Berdasarkan praktikum yang dilakukan, saya makin menyadari bahwa tidak mudah untuk dapat melakukan wawancara dengan baik. Sebagai pewawancara yang baik, kita tidak boleh terlalu terpaku pada panduan wawancara. Apabila kita terlalu berfokus pada panduan wawancara, proses wawancara yang dilakukan menjadi tidak terasa natural. Hal ini juga dapat menyebabkan topik pembicaraan yang melompat-lompat.
Selain itu, kami juga ditugaskan untuk mewawancarai orang-orang yang tinggal di sebuah panti sosial. Kebetulan saya mendapatkan kesempatan untuk mewawancarai salah seorang warga panti sosial bina daksa yang menaungi orang-orang penderita tuna daksa. Saat melakukan wawancara, masih terasa kekakuan pada diri saya. Hal ini disebabkan karena adanya perasaan grogi dan tegang saat saya mau melakukan wawancara. Tapi untunglah wawancara dapat selesai dilakukan dan berjalan dengan baik.
5 Juni 2013
0 komentar:
Posting Komentar