their social story (Mellyta Novi Astuti)
Pada tulisan kali ini, saya akan membagi apa yang telah saya pelajari dari kelas teknik wawancara yang saya ikuti pada kamis minggu lalu. Kelas kemarin membahas tentang social history yang perlu diketahui oleh seorang pewawancara khususnya di bidang psikologi. Lalu sebenarnya apa sih social history itu? Apakah social history itu begitu berpengaruh terhadap berjalannya proses wawancara? Nah, daripada terlalu banyak pertanyaan yang keluar di kepala, mari kita bahas lebih lanjut mengenai social history ini.
Social history merupakan riwayat hidup dari seorang klien atau orang yang ingin diwawancarai — interviewee. Dari social history ini seorang psikolog biasanya dapat mengetahui bagaimana masalah yang dialami oleh klien tersebut dapat timbul dan berkembang. Dari sini seorang psikolog bisa tau faktor lingkungan dan bawaan apa saja yang mempengaruhi masalah yang dihadapi klien tersebut. seorang psikolog perlu mengetahui hal tersebut karena faktor yang mempengaruhi tiap orang akan berbeda. Dari faktor yang diketahui tersebut, psikolog dapat melihat juga bagaimanakah peoblem solving yang telah dilakukan oleh klien tersebut. apakah problem solving yang digunakan sudah sesuai atau malah sama sekali tidak sesuai. Semua yang klien ceritakan ini lebih dari sekedar fakta, tapi merupakan cerita klien yang didalamnya banyak hal yang dapat berbeda dari fakta pada umumnya. Tujuan dari social history ini adalah untuk mengumpulkan informasi dari klien yang dapat menjadi sebuah kumpulan data yang menjelaskan lebih dalam mengenai konsep dari masalah yang dialami oleh klien tersebut. selain itu, dari sesi social history ini seorang psikolog juga dapat lebih memahami bagaimana persepsi dan sudut pandang klien mengenai masalah yang dihadapinya tersebut. dengan pahamnya pandangan satu sama lain, tentu saja ini dapat membantu psikolog membina rapport secara baik dengan klien tersebut.
Nah, dalam social history ini terdapat beberapa area yang harus digali lebih dalam oleh seorang interviewer:
2. Educational History
Sekolah merupakan tempat kedua seorang individu mengetahui dan mendapat pelajaran tentang hidupnya. Sekolah juga menjadi tempat pertama seseorang berkomunikasi intensif dengan orang lain. Sekolah juga menjadi tempat seorang mengembangkan kepribadiannya. Pertanyaan yang biasa dilontarkan mengenai educational history adalah mengenai prestasi akademik dia waktu di sekolah, persepsi mengenai sekolah dan prestasinya, dan tentu saja tentang hubungan sosial yang dijalin di sekolahnya. Akademik ini perlu digali lebih dalam karena terkadang prestasi akademik tidak menjamin seseorang memiliki kehidupan yang tidak bermasalah. Sementara mengenai bagaimana seseorang menjalin hubungan sosial di sekolahnya dapat berkaitan dengan bagaimana keberhasilan seseorang menjalin hubungan dengan orang-orang yang ada di sekitarnya. Biasanya orang-orang yang berhasil menjalin hubungan pertemanan yang baik, nantinya akan lebih mudah dalam bersosialisasi.
3. Occupational History
Pada bagian ini, pewawancara akan menanyakan mengenai pekerjaan yang dijalani oleh klien. Akan lebih baik jika pewawancara tidak mengenakan kata pekerjaan, tetapi menanyakan mengenai kesibukan yang sedang dijalani oleh klien. Indikator yang baik untuk mengetahui apakah klien bermasalah dengan pekerjaannya adalah lewat job history yang dimiliki oleh klien. Hal yang biasa ditanyakan oleh pewawancara adalah mengenai riwatyat kerjanya, sudah mengikuti training apa saja, dan yang terpenting adalah apakah pekerjaan yang dijalani oleh klien sudah sesuai dengan passionnya atau belum.
4. Marital History
Seorang pewawancara harus mengetahui bagaimana status dari kliennya. Apakah dia singele, sudah menikah, bercerai, atau lainnya. Namun topik ini sedikit sensitif untuk dibicarakan, jadi sebisa mungkin saa menanyakan mengenai hal ini pewawancara sudah memiliki rapport yang baik dengan kliennya. Dalam bertanya mengenai marital history ini, pewawancara juga harus mempertanyakan secara spesifik mengenai bagaimana status klien dan pandangan klien mengenai status dia saat ini.
5. Interpersonal Relationship
Dari hal ini, pewawancara dapat mengetahui bagaimana caara kliennya membangun sebuah hubungan dan bagaimana hubungan klien dengan orang-orang di sekitarnya saat ini. Dari situ nantinya omongan klien juga akan berkembang mengenai bahgaimana teman-temannya dan lingkungan lainnya merespon dia selama ini.
6. Recreational Preference
Hal ini lebih berfokus kepada bagaimana klien menghabiskan waktu luangnya selama ini. Banyak orang yang sulit ubtuk mendapatkan kesenangan di dalam kehidupnya, dan hidupnya menjadi tidak seimbang. Tapi ada juga yang kebalikannya dan cenderung menimbulkan “childlike” behavior atau suatu sikap yang masih kekanak-kanakan. Orang-orang yang sulit merasa senang akan berujung pada ketergantungan alkohol dan obat-obatan.
7. Sexual History
Seperti halnya marital history, topik mengenai sexual history juga menjadi hal yang sensitif untuk dibicarakan. Selain telah membina rapport yang baik, pewawancara juga harus memilih pertanyaan yang tepat. Pertanyaan mengenai sexual history dapat dimulai dengan bagaimana ketertarikan klien dalam menjadi pelaku seksual yang aktif. Dari situ hal yang ditanyakan dapat berkembang menjadi : Isexual preferences, sexual practices, sexual functioning, sexual problems, sexual orientation, sexually transmitted disease, sexual abuse, dan lain-lain.
8. Psychiatric/ psychotherapy history
Penting adanya pewawancara mengetahui apakah klien pernah mendapatkan terapi psikologis atau belum. Jika pewawancara telah mengetahuinya, pewawancara dapat mennggali lebih dalam mengenai kecenderungan apakah kliennya mengalami masalah serupa seperti sebelumnya.
9. Legal history
Dalam hal ini pewawancara harus menggali informasi apakah klien pernah mengalami permasalahan dalam bidang hukum. Karena biasanya orang yang mengalami permasalahan dalam bidang hukum memiliki kecenderungan memiliki penyakit psikopatologi.
10. Alcohol and substance use/abuse & nicotine or caffeine consumption
Pertanyaan yang biasanya dikemukakan adalah minuman favorit klien. Dari situ seorang pewawancara dapat mengarahkan pertanyaan apakah dia rutin mengonsumsi minuman tersebut dan mengalami ketergantungan atau tidak.
Penerapan social history ditiap individu tentu saja berbeda satu sama lain, berikut merupakan daftar social history yang biasanya ditanyakan pada anak dan dewasa.
1. Dewasa:
27 Maret 2013
Social history merupakan riwayat hidup dari seorang klien atau orang yang ingin diwawancarai — interviewee. Dari social history ini seorang psikolog biasanya dapat mengetahui bagaimana masalah yang dialami oleh klien tersebut dapat timbul dan berkembang. Dari sini seorang psikolog bisa tau faktor lingkungan dan bawaan apa saja yang mempengaruhi masalah yang dihadapi klien tersebut. seorang psikolog perlu mengetahui hal tersebut karena faktor yang mempengaruhi tiap orang akan berbeda. Dari faktor yang diketahui tersebut, psikolog dapat melihat juga bagaimanakah peoblem solving yang telah dilakukan oleh klien tersebut. apakah problem solving yang digunakan sudah sesuai atau malah sama sekali tidak sesuai. Semua yang klien ceritakan ini lebih dari sekedar fakta, tapi merupakan cerita klien yang didalamnya banyak hal yang dapat berbeda dari fakta pada umumnya. Tujuan dari social history ini adalah untuk mengumpulkan informasi dari klien yang dapat menjadi sebuah kumpulan data yang menjelaskan lebih dalam mengenai konsep dari masalah yang dialami oleh klien tersebut. selain itu, dari sesi social history ini seorang psikolog juga dapat lebih memahami bagaimana persepsi dan sudut pandang klien mengenai masalah yang dihadapinya tersebut. dengan pahamnya pandangan satu sama lain, tentu saja ini dapat membantu psikolog membina rapport secara baik dengan klien tersebut.
Nah, dalam social history ini terdapat beberapa area yang harus digali lebih dalam oleh seorang interviewer:
- Family of origin
- Extended family
- Present family constellation
- Educational level attained
- Occupational training/ job history
- Marital (significant other) history
- Interpersonal relationship history/ Social network
- Recreational preferences/ Leisure activities
- Sexual history
- Medical history – including significant family medical history
- Psychiatric/ psychotherapy history
- Legal history
- Alcohol and substance abuse
- Nicotine and caffeine consumption
- Current living situation
- Source of support
- Religion
- Family of Origin
2. Educational History
Sekolah merupakan tempat kedua seorang individu mengetahui dan mendapat pelajaran tentang hidupnya. Sekolah juga menjadi tempat pertama seseorang berkomunikasi intensif dengan orang lain. Sekolah juga menjadi tempat seorang mengembangkan kepribadiannya. Pertanyaan yang biasa dilontarkan mengenai educational history adalah mengenai prestasi akademik dia waktu di sekolah, persepsi mengenai sekolah dan prestasinya, dan tentu saja tentang hubungan sosial yang dijalin di sekolahnya. Akademik ini perlu digali lebih dalam karena terkadang prestasi akademik tidak menjamin seseorang memiliki kehidupan yang tidak bermasalah. Sementara mengenai bagaimana seseorang menjalin hubungan sosial di sekolahnya dapat berkaitan dengan bagaimana keberhasilan seseorang menjalin hubungan dengan orang-orang yang ada di sekitarnya. Biasanya orang-orang yang berhasil menjalin hubungan pertemanan yang baik, nantinya akan lebih mudah dalam bersosialisasi.
3. Occupational History
Pada bagian ini, pewawancara akan menanyakan mengenai pekerjaan yang dijalani oleh klien. Akan lebih baik jika pewawancara tidak mengenakan kata pekerjaan, tetapi menanyakan mengenai kesibukan yang sedang dijalani oleh klien. Indikator yang baik untuk mengetahui apakah klien bermasalah dengan pekerjaannya adalah lewat job history yang dimiliki oleh klien. Hal yang biasa ditanyakan oleh pewawancara adalah mengenai riwatyat kerjanya, sudah mengikuti training apa saja, dan yang terpenting adalah apakah pekerjaan yang dijalani oleh klien sudah sesuai dengan passionnya atau belum.
4. Marital History
Seorang pewawancara harus mengetahui bagaimana status dari kliennya. Apakah dia singele, sudah menikah, bercerai, atau lainnya. Namun topik ini sedikit sensitif untuk dibicarakan, jadi sebisa mungkin saa menanyakan mengenai hal ini pewawancara sudah memiliki rapport yang baik dengan kliennya. Dalam bertanya mengenai marital history ini, pewawancara juga harus mempertanyakan secara spesifik mengenai bagaimana status klien dan pandangan klien mengenai status dia saat ini.
5. Interpersonal Relationship
Dari hal ini, pewawancara dapat mengetahui bagaimana caara kliennya membangun sebuah hubungan dan bagaimana hubungan klien dengan orang-orang di sekitarnya saat ini. Dari situ nantinya omongan klien juga akan berkembang mengenai bahgaimana teman-temannya dan lingkungan lainnya merespon dia selama ini.
6. Recreational Preference
Hal ini lebih berfokus kepada bagaimana klien menghabiskan waktu luangnya selama ini. Banyak orang yang sulit ubtuk mendapatkan kesenangan di dalam kehidupnya, dan hidupnya menjadi tidak seimbang. Tapi ada juga yang kebalikannya dan cenderung menimbulkan “childlike” behavior atau suatu sikap yang masih kekanak-kanakan. Orang-orang yang sulit merasa senang akan berujung pada ketergantungan alkohol dan obat-obatan.
7. Sexual History
Seperti halnya marital history, topik mengenai sexual history juga menjadi hal yang sensitif untuk dibicarakan. Selain telah membina rapport yang baik, pewawancara juga harus memilih pertanyaan yang tepat. Pertanyaan mengenai sexual history dapat dimulai dengan bagaimana ketertarikan klien dalam menjadi pelaku seksual yang aktif. Dari situ hal yang ditanyakan dapat berkembang menjadi : Isexual preferences, sexual practices, sexual functioning, sexual problems, sexual orientation, sexually transmitted disease, sexual abuse, dan lain-lain.
8. Psychiatric/ psychotherapy history
Penting adanya pewawancara mengetahui apakah klien pernah mendapatkan terapi psikologis atau belum. Jika pewawancara telah mengetahuinya, pewawancara dapat mennggali lebih dalam mengenai kecenderungan apakah kliennya mengalami masalah serupa seperti sebelumnya.
9. Legal history
Dalam hal ini pewawancara harus menggali informasi apakah klien pernah mengalami permasalahan dalam bidang hukum. Karena biasanya orang yang mengalami permasalahan dalam bidang hukum memiliki kecenderungan memiliki penyakit psikopatologi.
10. Alcohol and substance use/abuse & nicotine or caffeine consumption
Pertanyaan yang biasanya dikemukakan adalah minuman favorit klien. Dari situ seorang pewawancara dapat mengarahkan pertanyaan apakah dia rutin mengonsumsi minuman tersebut dan mengalami ketergantungan atau tidak.
Penerapan social history ditiap individu tentu saja berbeda satu sama lain, berikut merupakan daftar social history yang biasanya ditanyakan pada anak dan dewasa.
1. Dewasa:
- Work history
- Legal history
- Religion
- Current living situation
- Social network
- Marital status
- Recreational preferences/ leisure activities
- Medical history
- Personality traits and disorder
- Family history
- Childhood Nuclear Family
- Growing Up
- Asking about Abuse
- Childhood Health
- Education
- Medical history
- Personality traits and disorder
- Family history
27 Maret 2013
0 komentar:
Posting Komentar