dasar-dasar wawancara dan mengenai praktisi (Susi Susanti)

Saya akan membahas mengenai psikolog klinis anak. Karena saya pribadi tertarik dengan pekerjaan tersebut. Info yang saya dapat mengenai seorang psikolog klinis anak adalah harus sabar, kreatif, dan sehat emosi serta fisik. Mengapa demikian? seorang psikolog harus sabar karena yang dia hadapi adalah seorang anak kecil yang bisa saja terlalu aktif atau tidak bisa diam ketika diberi terapi atau diwawancarai atau anak yang diam, yang tidak mau menjawab sama sekali ketika diberi pertanyaan.
Selain sabar, psikolog anak tentu saja harus kreatif karena harus mencari ide untuk bagaimana cara anak yang terlalu aktif mau duduk diam dan mendengarkan psikolog tersebut dan bagaimana cara membuat yang diam terus mau menjawab pertanyaan yang diberikan.
Agar bisa sabar dan kreatif, psikolog anak harus selalu memiliki emosi dan fisik yang sehat jika mau menerima pasien, dengan maksud emosi yang stabil (tidak sedang dalam keadaan duka, mood swing, stress, cemas, dan mood-mood negatif yang lainnya) dan sehat secara fisik (tidak demam, flu, dan penyakit-penyakit menular lainnya serta penyakit kronis). Syarat yang cukup menantang untuk menjadi seorang psikolog anak adalah sabar. Karena semua orang memiliki kesabaran yang terbatas dan cukup susah mengendalikannya jika dalam keadaan emosi yang tidak stabil. dan tentu saja kesehatan secara fisik tidak kalah penting.

Selanjutnya saya akan bahas mengenai dasar-dasar teknik wawancara. Definisi wawancara adalah sebuah proses tanya-jawab yang dilakukan oleh dua orang secara langsung dan tatap muka, yang memiliki tujuannya. Hal-hal penting yang kita butuhkan ketika wawancara seperti yang sudah dijelaskan oleh ibu Henny, antara lain mulut yang tentu saja digunakan untuk menuturkan pertanyaan, telinga yang digunakan untuk mendengar, otak untuk mengolah hasil wawancara dan memilih kata-kata yangsesuai untuk ditanyakan, hati untuk membuat kita peka terhadap orang yang diwawancarai apakah berbohong atau tidak serta empati yang membuat kita mampu mengerti apa yang dirasakan oleh orang yang kita wawancarai, jadi tidak hanya sekedar mendengarkan tetapi juga memahami apa yang disampaikan.

17 September 2013

0 komentar:

Posting Komentar